[13] Accident.

867 173 75
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾ Kecelakaan. ☽༓・*˚⁺‧͙

Matahari telah tenggelam untuk bertukar peran dengan bulan yang akan menyinari kota Seoul malam ini. Aera merasa bahwa dirinya sekaranglah yang paling beruntung bisa menghabiskan waktu bersama dengan orang yang ia cintai. Jalanan yang sepi pengendara serta lampu penerangan redup, menjebak mereka dalam keheningan.

Aera sibuk mengatur detak jantungnya yang sulit kembali ke tempo semula dengan terlihat sibuk meminum bubble tea. Ia sama sekali tak ingin membuka obrolan, sedangkan Yeonjun hanya berjalan menatap lurus dan sesekali menatap Aera di sebelahnya. Benar benar situasi canggung.

"Uhm, kamu sakit ya? Dari tadi kamu hanya diam. Trus kalau saya perhatiin, wajah kamu juga memerah. Kenapa?" Tiba tiba saja Yeonjun membuka obrolan dengan pertanyaan yang membuat Aera kelagapan untuk menjawab.

"Ah, saya gapapa kok. Saya cuman alergi dingin aja, jadi kadang muka saya suka memerah sendiri gitu." Jawab Aera beralasan sesuai dengan apa yang terlintas di otaknya sekarang. Sedangkan Yeonjun hanya mengangguk paham.

Keheningan serta canggung kembali menerpa mereka lagi. Sampai akhirnya cahaya terang sangat menyilaukan mata datang dari arah belakang. Membuat Yeonjun yang menyadari itu langsung menoleh mencari sumber cahaya itu datang.

Yeonjun berusaha memfokuskan pandangan akibat cahaya yang sangat menyilaukan itu. Semakin mendekat, ia semakin menyadari jika itu adalah mobil yang tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Apalagi jarak mobil itu hampir bersebelahan dengan Aera.

Sekarang mobil sudah semakin dekat dengan Aera. Dengan cepat, Yeonjun menarik lengan Aera yang tengah sibuk mengambil boba pearl menggunakan sedotan ke dalam pelukannya.

Brukk!!

Ckitttttt

Sekarang, tubuh Yeonjun menahan Aera dari kerasnya aspal. Menggantikan posisi itu untuk keselamatan gadis kecil yang selama ini telah membantunya mengembalikan sebuah kebahagiaan yang sempat hilang.

Kepala Aera kini menempel pada dada bidang Yeonjun. Membuatnya dapat merasakan detak jantung secara jelas. Sangat nyaman. Namun ini bukan saat yang tepat. Aera pun segera mengangkat kepala. Mendapati wajah Yeonjun yang tengah menahan rasa sakit.

"Coach?!" Melihat Yeonjun dengan keadaan seperti itu langsung membuat Aera bangkit sempurna. Duduk bersimpu di sebelah Yeonjun.

"A-a' "

Aera berusaha membantu Yeonjun untuk bangkit juga. Namun anehnya, Aera merasakan jika tangannya yang tengah menahan kepala Yeonjun seperti terasa memegang sesuatu yang kental.

"Gwenchana Aera." Ucap Yeonjun lemah sembari menutup matanya perlahan.

"Anii coach! Ironaa!!" Aera menjadi bingung dengan keadaan sekarang. Ia hanya bisa menahan darah yang terus menerus keluar dari kepala Yeonjun yang ia baringkan di pahanya.

Jalanan yang sepi pengendara membuat Aera kesulitan untuk meminta pertolongan. Sekarang ia benar benar tak tahu ingin berbuat apa jika situasi nya sudah seperti ini. Ia hanya bisa menangis meratapi nasib buruk yang menimpanya.

🦊🦊🦊

🦊🦊🦊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[√] Love Tale - YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang