[27] Annyeong Yeora.

628 134 85
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾Halo Yeora.☽༓・*˚⁺‧͙

"Kotak obat, lo taro mana sih?" Tanya Aera menampakkan wajahnya mengagetkan, tepat di depan wajah Yeonjun yang tengah sibuk mencuci piring. Hampir saja itu membuat piring kaca melesat dari tangan Yeonjun yang licin penuh sabun.

"Itu muka lo kenapa?" Yeonjun balik bertanya. Matanya mengoreksi seluruh wajah Aera yang dipenuhi dengan luka cakar.

"Nah iya makanya, ni muka gue tadi dicakarin Yeora pas gue mandiin dia. Mana perih banget." Jelasnya kesal mengerucutkan bibir sambil mengelus elus pipinya penuh luka.

"Yeora?"

"Iya Yeora, kucing semalem gue namain Choi Yeora. Choi dari marga kita berdua, dan Yeora dari gabungan Yeonjun Aera. Gimana? Bagus kan?" Yeonjun sama sekali tak merespon. Melepas sarung tangan cuci piring lalu langsung mencekal lengan Aera membawa ke atas.

Sekarang Aera terduduk diam menatap Yeonjun disebelahnya, tengah meneteskan obat luka di ujung cuttonbud. Perlahan Yeonjun mengoleskan ujung cuttonbud di luka Aera, sedikit di tekan tekan agar obatnya meresap.

"A' perih." Latah Aera membuat Yeonjun ragu untuk melanjutkan. Agar tak terlalu merasakan perih, Yeonjun memberikan tiupan lembut bersamaan dengan tangannya yang mengoleskan obat.

Hueningkai yang barusaja keluar kamar rapi dengan seragam, menjadi salah fokus melihat Yeonjun dari belakang yang terlihat ingin mencium Aera. "Hmch, masih pagi loh hyung. Mandi aja belom, bau jigong." Ejeknya langsung berlari menuruni anak tangga sebelum Yeonjun membunuhnya.

"Eommeoni, Kai berangkat ya!" Teriak Hueningkai keluar kedai setelah mengambil beberapa lembar kertas bermata uang won di mesin kasir milik ibu Yeonjun. Bukan mencuri, ibu Yeonjun memang sudah menyuruhnya saat ia sedang repot mengurusi kedai.

Langkah semangat Hueningkai terhenti setelah tak sengaja menabrak seseorang di depan kedai. Seorang pria tak asing membawa dua koper ukuran besar hanya tersenyum paksa menatap Hueningkai.

"Loh? Taehyun hyung? Kok...?"

"A-a jadi,--"

"Ah gue udah telat gada waktu buat bahas sana bahas sini kaya momskie rempong, langsung masuk aja gue mau nge-game di warnet. Jangan bilang imo ya!" Potong Hueningkai dalam satu tarikan nafas dan berlari meninggalkan Taehyun.

Sekarang hanya Taehyun dengan kedua kopernya yang terlihat seperti orang bodoh tak memiliki tujuan. Alangkah baiknya jika ia segera masuk kedalam kedai sebelum ibu ibu komplek keluar untuk mengantarkan anaknya kesekolah. Bisa mati di tempat karena permintaan foto dan juga tanda tangan.

Kedai masih sepi, sepertinya Taehyun pengunjung pertama hari ini. Saat asik melihat sekeliling ruangan, perhatiannya teralihkan pada suara derap langkah kaki seseorang menuruni tangga.

"Taehyun? Mau sarapan tteobbokki?" Tanya Aera menuruni tangga diikuti Yeonjun dibelakangnya.

"Apanih bawa koper? Ini kedai tteobbokki bukan hotel berbin--Akhh!" Ucap Yeonjun terpotong karena Aera menekankan kakinya di jari kaki kelingking Yeonjun.

"Ada apa hyun?"

"Jadi gue kesini bukan mau makan tteobbokki, gue butuh tempat tinggal. Abeoji marah besar setelah tau gue dikeluarin dari agensi. Semua fasilitas gue juga udah di tarik." Jelasnya membuat Aera semakin merasa bersalah. Sedangkan Yeonjun sekarang hampir memarahi pria dihadapannya jika Aera tak menekan kakinya lebih keras.

Aera tak bisa membuat keputusan sendiri, karena nyatanya dia juga hanya menumpang di rumah Yeonjun. Keputusan harus dibicarakan bersama dengan Yeonjun dan juga ibunya sebagai pemilik rumah.

[√] Love Tale - YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang