‧͙⁺˚*・༓☾ Sadarlah. ☽༓・*˚⁺‧͙
Belakangan ini kondisi ayah Aera semakin membaik dan sudah kembali bekerja. Awalnya Aera tak mengijinkan, namun ayahnya selalu memaksa karena banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Walaupun begitu, Aera akan selalu menelpon ayahnya saat jam tertentu guna mengingatkannya agar tak lupa untuk makan dan meminum vitamin kekebalan tubuh.
"Choi Aera? Coba kamu kerjakan soal di depan ini." Perintah seorang pria kisaran kepala tiga itu membuyarkan lamunan Aera dari depan papan tulis. Aera yang merasa terpanggil itu menjadi gelagapan dan segera maju ke depan.
Otaknya sekarang sedang bekerja keras untuk menghitung mencari jawaban dari soal yang diberikan oleh pria muda selaku guru matematikanya. Aera tak jago di bidang ini, jadi ia hanya menjawab sesuai apa kata hatinya saja.
"Bagaimana anak anak, apa pekerjaan Choi Aera benar?" Tanya guru itu meminta murid lainnya yang mengoreksi hasil pekerjaan Aera.
"Benar sam! " Sebuah keberuntungan. Jawaban serentak dari teman sekelasnya membuat Aera tak percaya bahwa pekerjaan asalnya itu benar.
"Baiklah Aera, kamu bisa kembali." Aera segera kembali ke mejanya setelah mendapat ijin. "Oiya, sam cuman mau mengingatkan kalau minggu depan kalian sudah mulai ujian, jadi tolong dipersiapkan sebaik mungkin. Paham?"
"Nee..."
Kringg...kringg...kringg...
Tepat jam pembelajaran terakhir dari guru matematika itu selesai. Semua siswa langsung mengemasi barangnya dan setelah mendapat pimpinan dari ketua kelas untuk memberikan salam kepada guru, mereka semua pun berhamburan keluar dari kelas.
Begitu juga dengan Aera yang akan segera keluar dari gerbang. Namun sebelum ia sampai gerbang, langkahnya sudah terhenti setelah melihat seorang pria berdiri di depan gerbang. Aera pun segera menghampiri untuk memastikan.
"Loh coach Yeonjun? Ngapain disini?" Tanya Aera bingung mendapati Yeonjun di sekolahnya.
"Ah saya mau jemput adik saya."
"Loh adik coach sekolah disini juga? Kelas berapa? Siapa tau bisa temenan sama saya hehe. Soalnya saya disini ga punya temen sama sekali. Eh punya deng satu doang. Tapi dia kakak kelas saya."
"Aduh saya gatau haha. Tapi sepertinya diatas kamu deh."
Obrolan seketika terhenti setelah seorang guru selaku wali kelas Aera datang menghampiri mereka. Tampaknya ada berita penting yang ingin ia sampaikan kepada Aera, murid didiknya.
"Choi Aera?!...ayah kamu.." Ucapnya dengan nafas yang terengah engah setelah berlari dari lantai atas hingga ke gerbang depan.
"Ayah saya kenapa sam?" Jika sudah menyangkut ayahnya dengan cara penyampaian gurunya yang sedikit panik itu, makin membuat Aera bingung sekaligus takut.
"Ayah kamu koma di rumah sakit. Baru saja pihak rumah sakit menelpon sekolah karena kamu sebagai pihak keluarga kedua setelah kakak kamu yang tidak bisa dihubungi."
Sebuah kabar buruk mengenai ayahnya kini membuat kepala Aera menjadi pusing hampir tumbang. Ia menjadi merasa tak berguna sebagai seorang anak satu satunya yang mengurus ayahnya itu. Hanya penyesalan lah yang Aera pikirkan sekarang.
🦊🦊🦊
Dengan sangat senang hati, Yeonjun pun mengantarkan Aera ke rumah sakit yang sama saat ia di rawat setelah kecelakaan. Awalnya Aera terus menolak dan ingin naik taksi saja karena tak enak dengan alasan Yeonjun yang mengatakan jika adiknya itu bisa pulang dengan bus.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Love Tale - Yeonjun
Teen Fiction[16+] Hanya cerita tentang Choi Aera yang di dukung oleh readers sebagai pelakor cilik. Penasaran? Baca aja. start : 18092020 end : 15012021 © s h t a r o i n e e