[16] Get Well Soon.

738 157 62
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾ Cepat Sembuh. ☽༓・*˚⁺‧͙

Seminggu ini rumah menjadi sangat sepi sunyi tak terdengar lagi kebisingan Beomgyu yang selalu heboh saat bermain video game. Ayahnya yang jarang pulang karena harus melembur di kantor, serta Aera yang hanya berdiam diri di kamar membuat situasi rumah terlihat tak berpenghuni.

Barusan saja ayahnya menelpon dan mengatakan jika ia akan pulang malam ini. Jadi Aera segera menyiapkan makan malam untuknya dan juga ayahnya. Tak banyak yang perlu ia masak, toh hanya dua orang yang makan.

Ceklek.

Pintu ruang tamu terbuka. Itu tandanya ayahnya sudah pulang dari kantor. Aera pun segera menghampiri ayahnya menyambut setelah beberapa hari tak pulang kerumah meninggalkan Aera sendiri.

Namun Aera merasa ada yang aneh dengan ayahnya hari ini. Wajahnya sangat pucat dan tampak lemas lesu tak bersemangat. Melihat itu ia benar benar khawatir sekaligus panik jika ayahnya sakit.

"Itu muka appa pucet banget. Appa sakit?" Tanya Aera sembari membantu membawa tas ayahnya.

"Ah gwenchana. Appa sehat kok." Respon santai dari ayahnya ini semakin membuat Aera tak percaya dengan keadaannya yang sebenarnya. Ia pun menempelkan punggung tangannya di dahi ayahnya guna mengecek suhu tubuh.

"Astaga appa demam! Appa ayo kita ke rumah sakit. Aera telpon dokter Cha sekarang ya?" Kepanikan Aera yang langsung mengeluarkan ponsel dari saku celana dan hendak menelpon dokter Cha langsung ditahan oleh ayahnya.

"Udah gausah ra. Sekarang Aera antar appa ke kamar aja ya. Paling habis di kompres dan minum obat juga udah sembuh kok."

"Appa yakin?" Ayahnya mengangguk, namun Aera masih tak yakin. Ia pun segera mengantar ayahnya ke kamar dan membawakan nampan berisi makanan yang sudah Aera masak tadi dan juga segelas air putih.

Setelah menyuapi dan juga mengompres ayahnya, tak lupa untuk meminum obat penurun demam. Namun setelah Aera cari-cari, ternyata obatnya sudah habis hanya menyisakan obat diare milik Beomgyu.

Daripada ayahnya tak minum obat dan tak kunjung sembuh, ia pun segera pergi ke apotek terdekat. Berharap jika belum tutup di jam sekarang.

🦊🦊🦊

Yeonjun sengaja mengajak Yeji makan malam di luar guna mengurangi beban pikiran Yeji mengenai pekerjaannya. Namun seketika, ia merasa menyesal. Ingin rasanya memutar waktu kembali seperti awal dan tak mengajak Yeji makan malam.

"Astaga udah ji. Lo udah minum tiga botol loh." Yeonjun berusaha menahan kekasihnya yang ingin meminum soju terus menerus itu.

"Haishh...ahjum--" Telapak tangan Yeonjun mendarat di mulut Yeji membekap agar tak memesan soju lagi kepada bibi pemilik kedai.

"Kita pulang dulu ahjumma. Terimakasih. Maaf merepotkan." Pamit Yeonjun dan segera menggendong Yeji keluar dari kedai untuk mencari taksi lalu mengantarkannya pulang.

Mereka ke kedai tak membawa mobil karena niatnya ingin sekalian jalan jalan malam menikmati indahnya kota Seoul. Tak tahu jika ujungnya merepotkan seperti ini. Selama menunggu taksi, Yeji terus melantur tak jelas dalam gendongan punggung Yeonjun.

"Njun?...enjunn?...njun?..." Berkali kali Yeji mengatakan seperti itu terus hingga Yeonjun malas untuk menanggapi. "Gue pen..hoee-"

[√] Love Tale - YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang