[25] Puncture.

606 135 116
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾Tusukan.☽༓・*˚⁺‧͙

"Sekarang ya? Baiklah kalau begitu." Yeonjun menutup panggilan telepon dari atasannya barusan. Aera yang sudah siap rapi menjadi bingung akankah jadi pergi ke supermarket atau tidak.

"Gimana?" Tanya Aera.

"Maaf ra, kayanya gue harus ke dance class sekarang. Lo ke supermarket sama Kai aja ya, ntar kalo ada waktu gue susul kesana." Aera mengangguk meng-iyakan kepada Yeonjun yang sudah masuk ke dalam mobil.

Saat Aera mengintip dari sela pintu kamar Hueningkai, ia mendapati Hueningkai tengah fokus mengerjakan tugas sekolah. Tak mungkin jika Aera meminta Hueningkai menemaninya ke supermarket dalam keadaannya yang sibuk itu.

Finalnya dia sendiri lah yang pergi ke supermarket menggunakan taksi umum.

Sampai disana Aera tak membeli banyak bahan makanan, yang terpenting ia harus membeli susu pisang dan juga snack kesukaan Hueningkai. Bisa menjerit kencang jika salah satu anggota keluarga berbelanja namun tak membelikannya camilan kesukaannya itu.

 Bisa menjerit kencang jika salah satu anggota keluarga berbelanja namun tak membelikannya camilan kesukaannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah belanjaan di kertas list terceklis semua, Aera pun segera membayarkan belanjaannya di kasir.

Kini Aera tengah menunggu taksi yang akan lewat di depan supermarket. Tadinya ia ingin menelpon Yeonjun agar menjemputnya. Tetapi teringat jika Yeonjun sedang ada urusan, jadi ia mengurungkan niatnya itu dan memilih menunggu taksi.

"Loh? itu bukannya manajer yang waktu itu dateng di acara interview Yeonjun ya?" Monolognya melihat seorang pria tak asing berdiri di sebrang sana.

Aera hanya menatap dari kejauhan saja, lagi pula ia juga tak mengenalinya. Namun perasaannya berubah menjadi buruk setelah ia melihat seorang pria lain berdiri di sebelah Soobin. Wajahnya tertutup oleh masker, sulit di analisa.

Jika semakin diamati, pria asing itu sedikit demi sedikit menggeser langkah mendekati Soobin. Sesekali matanya juga melihat situasi dan juga mengarah ke tas di tangan Soobin.

"Eoh? Taksi!" Aera melambaikan tangannya mengisyaratakan supir taksi agar berhenti.

Taksi pun berhenti tepat di depan Aera. Saat hendak memasuki mobil, entah mengapa mata Aera menuju ke sabrang tempat Soobin berdiri tadi. Anehnya tak ada siapapun disana, mata Aera langsung berpindah arah mencari untuk memastikan. Dilihatnya Soobin sedang berlari mengejar seseorang yang tak lain adalah pria yang tadi berdiri di sebelahnya.

"Ah ahjussi, maaf saya tak jadi naik. Maaf." Aera menutup pintu mobil dan berlari menyusul Soobin. Firasatnya sejak tadi tak enak dengan pria yang berdiri di sebelah Soobin itu. Sangat mencurigakan.

Langkah kaki kecil Aera sekarang telah berlari jauh di depan Soobin. Sedangkan Soobin bingung melihat Aera yang juga mengejar pencopet itu. Soobin memutuskan untuk belok ke gang kecil sebagai jalan pintas.

[√] Love Tale - YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang