25

30.6K 4.6K 564
                                    

"Chan, semuanya harus dilandasi kepercayaan. Kamu percaya nggak sama dia? Putusin dia kalo kamu nggak percaya sama dia."

"Kalo kamu emang masih percaya sama dia, tempelin dia sampek nggak ada celah buat pelakor ngerusak hubungan kamu"

Kata kata Rose terus terngiang didalam pikiran Haechan hingga saat ini. Haechan bimbang,

Do Han sudah mengirim data tentang Yeri, apa kesibukan Yeri 3 bulan terakhir. Yang membuat Haechan terkejut adalah, hampir 2 bulan ini Mark dan Yeri sering bertemu, ada beberapa foto mereka berdua juga.

Bahkan ada foto Mark dan Yeri memasuki gedung apartemen bersama.

Matanya membengkak karna setiap malam ia menangis, sejak pesan misterius itu muncul, Haechan tak pernah bisa tidur dengan tenang, tiap malam pasti ia akan overthingking, menangis hingga tidur menjemput.

Terlalu alay memang, tapi ini pertama kalinya Haechan merasakan cinta, pertama kalinya Haechan pacaran. Semua orang pasti berkeinginan hubungan pertamanya menjadi yang terakhir, begitu juga Haechan.

Haechan ingin hubungan pertamanya, hubungannya dengan Mark berlangsung hingga mereka maut menjemput mereka, salahkah?

Mengingat hari ini adalah hari berangkat Haechan liburan bersama psemua panitia, sejak pukul 6 pagi Haechan sibuk berkemas, karna tepat pukul 9 nanti ia harus sudah berada di bandara. Haechan menutup kopernya dan memasuki kamar mandi, karna jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi.

"Sshh..." Keluh Haechan memegangi kepalanya yang tiba tiba berdenyut dan pandangannya memburam. Beberapa hari belakangan Haechan sering pusing, ia beranggapan ini efek dari tangis dan insomnianya tiap malam.

Selesai mandi, Haechan duduk dikursi meja rias, membubuhkan concealer pada area bawah matanya, ia juga memberi lipbalm pada bibirnya. Haechan akan tampil manis didepan Mark, ia bertekad untuk terus menempel pada Mark, agar kecil kemungkinan Mark bersama Yeri atau siapapun yang menganggu hubungannya.

"Chan udah siap?" Tanya Johnny memasuki kamar Haechan.

Haechan mengangguk, ia menggendong tas punggungnya dan menggeret kopernya.

"Sini Kakak bawain aja." Kata Johnny mengambil alih koper Haechan.

Haechan dan Johnny memasuki mobil Johnny, supir suruhan Min Ho yang menyetir, karna tidak mungkin Johnny menaruh mobilnya di bandara.

35 menit kemudian mereka berdua sampai di bandara, Johnny membawa kopernya dan koper Haechan, sedangkan Haechan memegang tangan Johnny agar tidak tertinggal.

Sudah banyak yang berkumpul, disana juga ada Kun, Yangyang, Hendery, Xiaojun, teman teman yang sengaja Jaehyun juga undang. Karna dari 50 lebih panitia, hanya 20 orang yang bisa ikut, kebanyakan dari mereka tidak percaya diri bisa berlibur bersama para famous fakultas.

"Kak Ten." Panggil Haechan langsung memeluk Ten yang tampak sibuk mengobrol dengan lelaki disampingnya.

"Echan, ditungguin dari tadi." Gumam Ten mengelus pundak Haechan penuh sayang.

"Oh ya Chan, ini namanya Lai Guanlin-"

"Ini cowok yang mau aku comblangin ke Renjun?" Tanya Haechan melirik Renjun yang fokus dengan ponselnya.

"Iya. Berkat kamu, dia mau kenalan sama Renjun." Kekeh Ten mendapat anggukan dari Guanlin

"Serius?"

"Gue nanti comblangin deh, tapi ada upah ya?" Canda Haechan. Guanlin terkekeh, ia mengangguk.

"Kamu blak blakan ya."

Tangan Guanlin mengudara, berniat mengusak rambut Haechan sebelum tangan Haechan ditarik, Mark adalah pelaku penarikan tangan itu.

"Pawangnya dateng." Kekeh Ten, Guanlin melihat Mark dan tersenyum kecil.

"Kalian janjian pake putih putih?" Tanya Jungwoo. Haechan melihat kaos yang dia pakai, ternyata Mark juga memakai baju putih.

"Enggak kok kak, kebetulan aja." Elak Haechan.

"Jangan uwu uwuan dong, hargain jomblo disini!" Desis Renjun menatap Haechan kesal.

"Ada Guanlin nih Njun, sendiri juga kok." Ledek Haechan mengalungkan tangannya ke lengan Mark.

Renjun melihat kearah Guanlin dengan tatapan tajamnya. Guanlin mengerutkan dahi, kenapa ia tak bisa membaca pikiran Renjun?

"Udah pada kumpul semua?" Tanya Jaehyun yang datang membawa tiket serta pasport para anggota.

"Udah kok." Kata Ten.

"Oke, ini pasport sama tiket kalian. Disana nanti kita udah dijemput sama bis travel." Kata Jaehyun dibalas anggukan para anggota. Taeyong, Doyoung dan Winwin membantu Jaehyun membagi pasport itu.

Tak lama kemudian rombongan panitia memasuki pintu boarding dan duduk ditempat mereka masing masing. Haechan duduk didekat jendela, disebelahnya ada Mark dan disebelah Mark ada Yeri.

"Kak, pindah duduk." Pinta Haechan. Mark mengerutkan dahinya.

"Kenapa?"

"Echan nggak mau deket jendela."

"Bukannya tadi Echan bilang pengen deket jendela?"

"Ish! Kak John-"

"Iyaiya kamu duduk disini." Kata Mark, bahaya kalau Haechan sampai mengadu ke Johnny yang duduk didepan mereka.

Jadi kini Haechan duduk diantara Mark dan Yeri. Haechan menatap sinis Yeri, ia memasang sabuk pengaman dan menoleh kearah Mark, lebih tepatnya kearah jendela.

Haechan sangat menyukai duduk disamping jendela, apapun kendaraannya. Namun jika harus memilih duduk didekat jendela dan membiarkan Mark sebelahan dengan Yeri, jelas Haechan memilih duduk diantara Mark dan Yeri.

Kata kata Rose terus menjadi motivasinya. Ia mencintai Mark dan ia harus berjuang demi hubungannya. Haechan tidak akan memutuskan Mark selama Mark tidak melepaskan tangannya, ia akan terus percaya pada Mark, tanpa Haechan sadari bukan jendela lagi yang menjadi fokusnya, tapi baby lion disampingnya.

"Kenapa?" Tanya Mark merasa Haechan terus menengok kearahnya.

"Enggak apapa." Gumam Haechan.

"Mau tidur? Mata kamu sayu banget."

Haechan mengangguk, Mark menepuk pundak kanannya.

"Tiduran sini." Kata Mark, Haechan tersenyum, ia menyamankan kepalanya dipundak Mark.

Haechan terkejut melihat Mark membawa kedua tangannya kedalam genggaman Mark, mengelusnya lembut hingga Haechan masuk kedalam dunia mimpinya.

°°°°°

Ini gue nulis apaan seh :)

Semoga dapet feel ya :)

Prince And Insecure Prince(ss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang