27

30.4K 4.3K 989
                                    

Mari kita ber-uwu uwu ria :)
Happy reading
°°°°

Hari sudah berganti, seluruh rombongan akan memulai tour keliling kota. Setelah sarapan, mereka bergegas memasuki bus untuk berjalan jalan menuju destinasi favorit di kota ini.

Wajah Haechan terlihat lebih cerah dengan kalung yang menghiasi lehernya. Mark juga tak melepas tangannya dari pundak Haechan, senyumnya terus terlihat selama perjalanan.

Bus pariwisata berhenti 30 menit kemudian, mereka semua turun dari bus dan melihat ramainya pengunjung pantai.

Mark menggandeng tangan Haechan mendekati bibir pantai, mereka bermain bersama teman teman lainnya.

Johnny tersenyum melihat Haechan bisa tertawa sekeras itu, sudah lama ia tidak melihat tawa lepas Haechan.

'Tuhan, jangan hapus tawanya.' Batin Johnny, ia menoleh dan tersenyum manis pada Ten.

"MARK, JANGAN AJAK HAECHAN MAIN JAUH JAUH." Teriak Johnny, Mark yang sedang mengejar Haechan mengacungkan ibu jarinya.

Mereka berhenti berlarian, pantai ditempat mereka sekarang lumayan sepi. Mereka duduk diatas pasir putih itu, menikmati deburan ombak dan angin sepoi sepoi.

"Teriak yu kak." Ajak Haechan, kini mereka berdua sudah duduk di bibir pantai.

Haechan berdiri dari duduknya, menghirup udara dalam dalam dan menghembuskannya perlahan. Menatap lautan didepannya dengan fokus,

"LEE MINHYUNG! AKU SAYANG BANGET SAMA KAMU! AKU PERCAYA SAMA KAMU!" Teriak Haechan, Haechan tersenyum pada Mark.

Mark ikut berdiri, fokus pada lautan didepannya, menghirup udara dalam dalam dan menghembuskannya perlahan.

"LEE DONGHYUCK! YOU CAN TRUST ME! AKU NGGAK AKAN PERNAH KECEWAIN KAMU! AKU SAYANG SAMA KAMU!"

Mark kembali menghirup udara,

"TUHAN, JANGAN RENGGUT SENYUM DAN TAWA HAECHAN! JANGAN RENGGUT DIA DARI HIDUPKU! AKU MENCINTAINYA!"

Haechan tersenyum tipis, matanya sudah berkaca kaca. Mark memalingkan wajahnya ke Haechan, ia terkejut melihat Haechan menangis.

"Hei? Kenapa?" Tanya Mark menangkup kedua pipi Haechan, mengelusnya.

"Aku sayang sama kakak, aku percaya sama kakak," Gumam Haechan, Mark mengangguk.

"Kakak juga sayang banget sama kamu, jangan pernah tinggalin kakak. Kakak ingin egois." Gumam Mark membawa Haechan kedalam pelukannya.

Haechan menenggelamkan wajahnya diceruk leher Mark, sedangkan Mark mengelus punggung Haechan.

'Tuhan, aku ingin egois.' Batin Haechan.

'Aku bersungguh sungguh Tuhan, jangan ambil dia dari dekapanku.' Batin Mark, rasa bersalah menyergap relung hatinya.

'Maafin kakak Chan, kakak lakuin ini untuk kebaikan kamu.' Batin Mark mengeratkan pelukan mereka.

•••••••

Setelah dari pantai, bus pariwisata itu kembali berjalan menuju destinasi wisata lain. Kini tujuan mereka adalah food street, disepanjang jalan ini banyak orang berjualan makanan, baik ringan maupun berat. Tidak ada kendaraan yang lewat, semua orang berjalan kaki disini.

"Kita mencar disini, inget kita kumpul lagi jam 6, nanti di hotel kita barbeque, jadi jangan terlalu kenyang disini. Tetep aktifin ponsel kalian biar kita enak komunikasi." Kata Jaehyun sebelum mereka turun dari bus, semuanya mengangguk paham.

"Ayolah Na, gue ikut lo sama Jeno ya." Rengek lirih Renjun.

"Enggak Njun. Gue mau berduaan sama Nana."

"Trus gue sama siapa anjir. Jahat banget lo No sama gue." Keluh Renjun.

"Mau saya temani?" Tanya Guanlin, Renjun melihat teman temannya berpencar dengan pasangan masing masing.

"Liat aja kalian! Gue bakalan bikin perhitungan!" Desis Renjun dan akhirnya mengangguk, ia menikmati food street ini bersama Guanlin.

Mark tidak pernah melepas rangkulannya dari pundak Haechan, menjaga Haechan dari kerumunan orang yang berlalu lalang.

"Mau Ice cream." Gumam Haechan, Mark mengangguk. Mereka berjalan menuju kedai ice cream didekat mereka.

"Antri dulu, nggak apapa?" Tanya Mark, Haechan mengangguk.

"Kamu antri didepanku sini." Kata Mark menarik halus tangan Haechan, Haechan kini berada didepan Mark. Siapapun pasti iri melihat bagaimana Mark sangat menjaga Haechan.

Mark mengambil beberapa potret foto Haechan, foto foto yang akan menjadi kenangannya bersama Haechan.

Setelah lama mengantri, mereka mendapatkan ice cream mereka. Mereka kembali berjalan jalan menelusuri jalanan, beberapa kali Mark melindungi Haechan, tak pernah melepas rangkulan tangannya dari Haechan.

Matahari semakin tenggelam, tak terasa sekarang sudah pukul 6 sore. Mark dan Haechan kembali ke bus dan melihat Renjun dan Guanlin. Sifat Mak comblang Haechan menggebu gebu melihat wajah muram Renjun dan wajah datar Guanlin.

"Halo Guan, gimana street foodnya? Seru?" Tanya Haechan, Guanlin mengerutkan dahinya dan terkekeh.

"Seru kok, banyak makanan dan ramai."

"Njun, gimana akhirnya nggak jadi nyamuk? Enak?" Jahil Haechan menaik turunkan alisnya.

"Ck! Diem ga lo." Sewot Renjun melirik Guanlin, lalu kembali melihat kearah street food.

"Njun, gue kan sahabat yang baik nih," kata Haechan merangkul pundak Renjun.

"Lo tuh jangan galak galak jadi orang, Seme mau deketin lo keburu takut liat lo kayak maung gini."

"Ini mumpung dideket ada cogan, gas lah." Bisik Haechan melirik Guanlin yang mengobrol ringan dengan Mark.

"Ikut gue ke toilet yuk." Ajak Haechan menggeret tangan Renjun, Renjun menatap tajam Haechan yang menariknya seenak jidat.

Haechan menggeret tangan Renjun hingga mereka berdua duduk disalah satu kursi yang disediakan.

"Guanlin kurang apa sih Njun? Ganteng? Iya, kaya? Iya, Udah kerja lagi." Cerocos Haechan.

"Dia seumuran sama Chenle, gila aja Seme gue lebih muda dari gue." Protes Renjun.

"Njun, Lo kira temen lo nggak ada yang uke nya lebih tua dari semenya?"

Renjun terdiam, ia berfikir siapa yang kiranya uke lebih tua dari Seme. Haechan mendengus, ternyata Renjun sangat Lola. Tak lama kemudian Renjun melototkan matanya.

"Udah tau?" Tanya Haechan, Renjun mengangguk.

"Mereka bahagia kan walaupun si seme lebih muda?"

Renjun menunduk, ia hanya takut memulai sebuah hubungan. Ketakutannya tak beralasan, apa mungkin ini karna ia sudah terbiasa sendiri?

"Lo nggak mungkin selamanya sendiri Njun, ini mumpung ada yang pdkt'in lo. Jangan dikira gue sibuk sama kak Mark, gue nggak tau lo sama dia saling foto fotoin di pantai ya,"

"Trus gue harus apa Chan?"

"Semuanya balik ke lo lah, kan lo yang ngejalanin."

Renjun mengangguk kecil. Haechan tersenyum, walaupun mereka sering gelud tak tahu tempat, seenggaknya Haechan dan Renjun saling mengerti dan memahami.

'Cepet dijedor deh temen gue, gemush gue.' batin Haechan. Renjun dan Haechan kembali ke bus dan melihat sudah banyak yang berkumpul.

••••••••

Prince And Insecure Prince(ss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang