Bab 5 : Yang Merasa Maha Benar

889 125 31
                                    


•●•

Kyuhyun membuka matanya mendengar deringan yang teratur, kilauan cahaya menyibak tirai putih yang menutupi jendela besarnya. Si lelaki tampan berkulit pucat sedikit menggeliat. Mengumpulkan nyawanya sebelum menyibak selimutnya berwarna lembut dan bergerak mencuci wajah.

Sedikit menyegarkan wajah sebelum akhirnya langkah kaki itu membawanya pada dapurnya yang bersih. Menatap isi lemari pendinginya dan berpikir keras, dia makan apa hari ini. Akhirnya hanya terpikir olehnya untuk membuat yang mudah dan tak merepotkannya.

Burger dengan mengganti dagingnya dengan telur setengah matang yang dia goreng cepat. Tak lupa selada yang dia cuci dan memotong tomat segar secara tipis, memanggang rotinya dengan kemampuan memagang ala-ala restoran. Menyusun semua bahan menjadi satu paduan, ditambah mayones dan tak lupa saus tomat kesukaanya.

Jadilah sebuah sarapan sederhana di hari yang sibuk. Sejak kuliah, Kyuhyun memutuskan untuk keluar dari rumah. Dulu semasa kuliah, Kyuhyun menyewa sebuah apartemen murah di pinggiran Apgujong yang dekat kampus. Berdua dengan teman satu kelasnya.

Meski dilahirkan dari keluarga pembisnis yang berada, Kyuhyun menolak semua kekayaan orang tuanya semasa kuliah. Bahkan untuk biaya jajan, Kyuhyun yang punya bakat bernyanyi sampai pernah bernyanyi di jalan bersama teman-temannya.

Sempat kena tegur Ayahnya, namun Kyuhyun tetap melakukannya dengan alasan sebuah kemandirian. Dan Kyuhyun lulus dengan predikat cumlaude di universitas pilihannya. Memutuskan untuk lanjut S2 dengan beasiswa ke Jerman untuk jurusan bisnis.

Di sana pun Kyuhyun tidak benar-benar meminta bantuan orang tuanya. Kyuhyun bekerja paruh waktu di sebuah restoran mewah sebagai pelayan yang bayarannya mampu menutupi semua kekurangannya. Selama bekerja, Kyuhyun belajar banyak akan arti mengurus bisnis yang semula bergerak rumahan menjadi ekspor.

Bagaimana menggaji banyak karyawan dengan memikirkan semua keperluan karyawan yang ditanggungnya. Kyuhyun mengartikan bahwa bisnis bukan hanya semata inginkan kesuksesan, keuntungan yang didapat, namun bagaimana mampu membukakan jalan untuk orang lain.

Kyuhyun tidak ingin jadi pemimpin perusahaan yang hanya ingin membesarkan perusahaanya, namun juga karyawannya. Maka, Kyuhyun terkenal sebagai pemimpin perusahaan berhati dermawan.

Lelaki itu sudah terbiasa mengurus semuanya sendirian. Hidup sendirian. Hingga kerap dia harus selalu diingatkan. Seperti saat ini, Kyuhyun merasakan ponselnya bergetar, sebuah panggilan masuk.

Kyuhyun menekan tombolnya dan mendekatkan ke telinga, selagi tangan kanannya menyuapkan burgernya.

"Halo?"

"Kyuhyun! Sedang apa?" suara khas perempuan menyapa telinganya.

"Sarapan."

"Kau sudah sarapan rupanya, kau ingat bukan harus mengantar Ibu ke acara komunitasnya?"

Kyuhyun membawa piring kotor itu menuju dapurnya. "Ingat. Aku akan rapat sebentar lalu mengantar Ibu."

Wanita yang usianya berbeda tiga tahun dari Kyuhyun itu membenahi riasanya di depan cermin. "Kudengar kau kemarin baru kencan buta ya?"

Kyuhyun menghela, astaga apa yang tidak dunia ini ketahui? Bahkan berita yang berusaha dia sembunyikan dengan mudah sekali diketahui kakaknya?

"Oh."

Ahra meletakan bedaknya dengan semangat. "Benarkah? Lalu bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana?" Kyuhyun memilih pakaian kantornya hari ini.

Love Scenario - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang