Bab 16 : Di Bawah Langit Musim Semi (1)

768 109 24
                                    


•●•

Pekerjaan Joohyun selesai tepat waktu, ditambah tugas lemburan yang diberikan dengan setengah hati dongkol kepada si kepala botak itu, setidaknya kini mereka hanya perlu mempersiapkan untuk bazar buku nanti yang sisa menghitung hari.

Joohyun bahkan sudah gugup membayangkan harus memakai pakaian apa dan harus bagaimana di hadapan orang banyak. Padahal sejak dulu sebenarnya Joohyun pandai berbicara di depan umum, namun tiba-tiba penyakit kegelisahan muncul tanpa diduga membuat Joohyun sedikit takut jika penyakit itu muncul lagi.

Apalagi kini hubungannya dengan Kyuhyun sudah semakin dekat, lelaki itu sering mengabarinya dan mengajak makan malam bersama di restoran vintage hari itu. Meski masih dia yakini kalau hubungan mereka belum bisa melebihi dari kata sebuah pertemanan. Lagipun, dirinya tak bisa membayangkan, hubungan ini melangkah terlalu jauh.

Joohyun cuma takut.

Takut apa yang kini dia dapat, harus kembali remuk karena perasaan sesaatnya saja. Dia tak mau kembali mesti kehilangan semangat dan inspirasinya jika dia mengakui, dia memang menyukai Kyuhyun.

Semestinya begitu, nyatanya menganggap enteng sebuah perasaan tidak begitu mudah. Joohyun harus siap menahan setiap khayalan gila jika Kyuhyun jauh darinya, serta menahan diri tidak bergantung pada lelaki itu dimanapun, kapanpun, dan saat apapun.

Dia mesti cukup puas untuk saat ini.

Toh, dia masih tak berani menikah.

Alhasil, pekerjaan yang selesai cukup awal membuatnya terlibat dalam sebuah percakapan mengenai makan malam. Jinyong mengajak mereka makan malam bersama di sebuah restoran daging Korea yang baru buka dan rumornya sedap. Joohyun tahu, dia penggemar daging, jadi dia tahu kapanpun ada kabar restoran daging buka, dia pasti tahu.

"Ada angin apa Oppa mengajak kami?" tanya Sunny sembari membereskan mejanya yang bagaikan tempat pembuangan sampah.

Joohyun mengangguk sembari memutar kursinya, hingga menghadap ke meja Jinyoung yang cukup berjarak. "Apakah hari ini hari spesial?"

"Tidak, bukan begitu," Jinyoung menghela napasnya sejenak, "aku hanya berpikir jika aku bukanlah ketua tim yang baik. Aku jarang sekali mentraktir kalian makan. Hari ini, kalian boleh makan daging sepuasnya."

Mata mereka turut membelak mendengar ucapan tak terduga dari Jinyoung yang lebih tua dari mereka dan memang dikenal pelit minta ampun. Katanya sih dia tengah menyimpan uang di bank, untuk bisa membeli rumah.

Harga rumah di Korea belakangan ini naik drastis. Entah karena apa.

Joohyun memekik riang. "Wah, aku rasa ada kabar gembira yang ingin dirayakan!"

Jinyoung tertawa renyah. "Tidak ada. Aku harus banyak berbuat baik dengan kalian, terutama padamu, Joo. Aku sudah terlalu jahat."

Kini bulu kuduk mereka sontak berdiri, Sunny bahkan sampai melirik ragu ke arah Joohyun seolah memastikan yang ada di hadapan mereka kini benarlah Baek Jinyoung, ketua tim mereka.

Jinyoung yang merasakan suasana terlalu aneh, memutuskan untuk berdiri. "Ayo, semua. Kau juga ikut, Eun Kwang!"

Lelaki muda itu mengangguk semangat.

"Ayo, Joo." Sunny sudah mencangklong tasnya.

"Duluan saja, aku harus membereskan ini dulu."

Sunny mengangguk. "Oke, aku akan carikan meja yang bagus."

Love Scenario - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang