Bab 26 : Mutiara Ayah (1)

795 98 23
                                    


•●•

Kyuhyun tergopoh-gopoh keluar dari mobil, sedikit berlari membuka pintu kafe bernuansa retro klasik itu dan agak terkejut kala melihat semakin dalam. Matanya mengedar ke segala arah.

Sejak Joohyun meneleponnya beberapa menit lalu, dia segera melajukan mobil, apalagi mendengar suaranya yang seperti menahan tangis. Sesuatu pasti telah terjadi.

"Cho Kyuhyun?"

Dia menoleh. Membungkuk kecil pada seorang lelaki paruh baya yang mendekatinya. "Saya Paman Kim, pemilik kafe."

"Ah, ya."

"Kalau mau bertemu Joohyun, naik saja ke atas, hanya ada dua pintu cokelat di sana. Ambil yang kiri."

Kyuhyun tatap wajah yang tersenyum padanya itu dengan lekat. "Terima kasih."

Paman Kim mengangguk meski matanya masih mengekori langkah Kyuhyun, tetapi sebagian hatinya teriris. Anak kecilnya yang manis itu, membuka pintu kafe dengan linangan air mata dan pipi memerah.

Paman Kim tak tahu harus bagaimana melihat wajah lebam yang tidak dia duga. Joohyun hanya minta ruangan kerjanya dan jangan diganggu, serta minta tolong seandainya Kyuhyun datang kemari. Banyak yang hendak dia tanyakan, tetapi dia tahu, Joohyun yang kini ada di hadapannya bukanlah lagi Joohyun kecil yang dulu nakal terhadap putrinya.

Dan dia harap Joohyun mau sedikit bercerita.

Di atas sana, Kyuhyun mengetuk pelan pintu cokelat yang begitu tua. Memutar daun pintunya, menyaksikan sebuah ruangan sederhana yang didominasi buku-buku dan ruangan luas dengan sofa berwarna gelap.

Kyuhyun temukan tubuh wanitanya meringkuk, menutupi diri dengan lutut. Rambutnya yang selalu dia puja nampak kusut tak beraturan. Bahunya bergetar yang tanpa perlu dia tebak, wanitanya menangis.

"Joo.."

Lembut dia sentuh bahu itu.

Joohyun mendongak, mata memerahnya bertemu tatap dengan Kyuhyun yang membelak.

"Astaga, ada apa dengan wajahmu, Joo?" Kyuhyun tangkup pipi itu yang mengalirkan air mata.

Joohyun tak menjawab. Hanya membawa tubuhnya dalam pelukan sang kekasih. Meremat jas yang Kyuhyun kenakan dengan isakan semakin jelas.

Kyuhyun terpaku.

"Jangan bertanya. Aku mohon," ucapnya lirih memeluk Kyuhyun.

Tangisanya cukup keras teredam di balik bahu, Kyuhyun tahu. Kekasihnya tak perlu teman cerita, hanya perlu teman yang ada dan mau memeluknya. Dengan lembut dia usap punggung itu agar tangisannya mereda. Tetapi Joohyun merasa ini adalah tangisan pertamanya di tahun ini.

Terdengar pilu.

Terdengar menyakiti.

Kyuhyun tak tahu harus bagaimana. Melihat untuk pertama kalinya Joohyun menangis, seperti bom waktu yang meledak dalam batinnya. Mengoyak sebagian kesadarannya jika sang kekasih hanya manusia biasa.

Butuh waktu yang cukup lama untuk tangisan itu sedikit mereda. Joohyun sandarkan dirinya dalam dada bidang Kyuhyun yang tengah bersandar. Meski tak ada cerita sekurangnya hampir 30 menit berlalu, namun Joohyun sadari sakitnya berkurang.

Love Scenario - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang