Bab 14 : Bimbang

786 110 49
                                    


•●•

Taeyeon mengeratkan mantelnya seiring dia kunci pintu toko bunganya, ketika matahari sudah hampir tenggelam. Dan itu artinya dia harus datang ke rapat tertutup yang dibuat oleh Tiffany. Ada gerangan apa sampai harus disebut rapat?

Tubuhnya berbalik dan membeku sesaat melihat senyuman siapa yang kini dia lihat.

"Sudah mau tutup ya?"

Taeyeon sejenak mengatur denyut jantungnya dahulu sebelum menjawab. "Ya, lagipula aku ada rapat dengan sahabatku."

Jung Soo mengantongi tangannya. "Apa itu artinya kau sibuk?"

"Tidak. Sebenarnya-"

"Kalau begitu kau bisa membantuku?"

Taeyeon tatap wajah putih bersih di hadapannya kini dengan lekat. Dan desiran halus mulai membayang, yang dengan polos dia balas lewat anggukan pada Jung Soo.

Di sisi lain, kafe Paman Kim agak ramai malam ini, mungkin karena mau musim semi, dan anak-anak nampak selesai dengan ujian akhir mereka sebelum masuk pergantian semester nanti.

Di pojok yang sama, Yoona dan Tiffany saling pandang dengan lugu membuat suasana mendadak canggung luar biasa. Melodi romantis diputar oleh Paman Kim yang entah bagaimana mengejek mereka yang hanya berdua di saat begini.

"Ya, ke mana Joohyun?"

"Mana juga si Taeyeon?"

Yoona dan Tiffany saling pandangan yang menambah kesan canggung tersebut.

"Maksudnya, kita harus rapat berdua?" tanya Tiffany yang tak perlu dijawab.

Yoona mendengus. Joohyun tak membalas pesannya. "Aku juga ogah berduaan denganmu. Aku merindukan Oppaku."

"Kau kira aku hilang akal sampai mau berduaan begini? Konyol."

Keduanya sama-sama menghela. Nasib punya kekasih yang sedang sibuk, harus menahan rasa di masa begini. Apalagi cuacanya sedang bagus, harusnya mereka bisa menghabiskan waktu bersama kekasih, bukan malah rapat berdua yang isinya hanya melongo saja.

Kedua wanita itu menghilang ke mana?

Kalau dibilang menghilang, sebenarnya tidak. Kyuhyun tiba-tiba mengajak Joohyun untuk duduk di kursi taman bermain anak yang ada di sekitar rumah Joohyun. Padahal angin mulai agak dingin dan malam semakin pekat.

Namun mereka masih betah duduk berdiam di sana, sesekali terlibat percakapan dan sisanya sama-sama menikmati waktu yang sebelumnya terbuang karena waktu tak mengizinkan.

Akhirnya Joohyun dapatkan jawaban mengapa Kyuhyun tak juga mengiriminya pesan setelah hari itu.

"Aku ada di Jerman, dan waktunya agak molor membuatku tertahan lebih lama. Saat pesan pertama itu aku ada di hotel di Jeju, sebelum esoknya ke bandara dan pergi ke Jerman. Maaf."

"Untuk apa minta maaf, itu tugasmu."

Kyuhyun tersenyum samar. "Tapi, itu artinya kau menunggu pesanku."

Pipi Joohyun memerah jelas. "Bu-bukan begitu maksudku! Kau tahu, seperti harusnya percakapan lanjut jadi-"

Ucapannya terpotong oleh tawa Kyuhyun yang renyah namun menawan di telinganya.

Love Scenario - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang