Bab 17 : Di Bawah Langit Musim Semi (2)

886 107 73
                                    


•●•

Joohyun membuka matanya, menyadari jika tindakannya terlalu gegabah. Sedikit mendorong tubuh Kyuhyun hingga pelukannya terlepas. Malam semakin pekat ketika keduanya hanya saling menatap, meski Joohyun lebih banyak menunduk hari ini.

"Maaf. Aku terlalu terbawa perasaan," gumamnya pelan.

Kyuhyun tersentak. Disadarkan dua kali oleh sebuah pelukan dan sebuah pernyataan maaf.

Ah, jadi itu hanya ketidaksengajaan, batinnya.

"Kau berlari dari halte?"

Joohyun mengangguk, berdiri di sebelah Kyuhyun yang kini duduk di kap mobil. Memandangi halaman taman bermain yang semakin sepi, siapa juga yang mau main di malam begini. Hanya dua orang manusia iseng yang memilih bertemu di tempat seperti ini.

Keduanya sama-sama membisu, terlalu memikirkan alasan mengapa terjadi pelukan yang tidak bisa mereka pahami maknanya. Joohyun hanya terlalu bersemangat yang kini menyadari dan menelan kecewa. Bahkan Kyuhyun yang terlalu bahagia hanya mampu terdiam selagi matanya menatap wajah sayu wanitanya.

"Aku belum makan."

Joohyun mengernyit, perlahan mendongak dan untuk kali pertama akhirnya mereka saling bertatapan. "Tiba-tiba?"

"Itu untuk membalas pesanmu tadi."

Sebuah kekehan terdengar.

"Kalau begitu kenapa tidak membalas saja?"

Kyuhyun menatap lekat. "Tidak mau. Aku ingin bertemu denganmu."

Cuping telinga Joohyun memerah di hari yang hangat, dengan gerakan terburu dia buka tasnya, mengobrak-abrik isi di dalam.

"Kau harusnya makan, bukan memberitahuku seperti itu."

Kyuhyun mendengarkan dengan saksama ocehan si wanita yang kini mengurai lurus rambutnya.

"Ini, roti. Aku tadi membeli cukup banyak, masih sisa. Kau mau tidak?"

Tanpa menatap.

Kyuhyun melenguh sedih, wanita itu tak mau menatap matanya. "Aku mau."

Suasana kembali senyap. Joohyun masih meraba apakah tindakannya tadi terlalu sembrono dan melukai hati Kyuhyun ataukah tidak. Sedangkan lelaki itu sibuk merobek rotinya selagi berpikir, mungkinkah sesuatu terjadi selama makan malam hingga wanitanya berubah secepat ini.

"Rasa keju."

Joohyun mengangguk.

"Tumben kau beli keju."

Pipinya kembali bersemu. "Ah, itu, katanya rasa ini sedang tren, jadi kucoba. Tidak enak?" tatapnya pelan.

Kyuhyun mengunyah dan menelan, lalu tersenyum. "Enak kok. Terima kasih."

Sapuan merah muda masih tersisa di wajahnya, ketika Joohyun ingat bagaimana dia dengan begitu iseng mengambil satu roti isi keju yang sebelumnya tak pernah dia sentuh. Entah, belakangan ini setiap melihat makanan gurih pikirannya selalu memunculkan wajah Kyuhyun.

Love Scenario - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang