Bab 22 : Malam di Sungai Han

975 111 49
                                    


•●•

Jung Soo sedikit meregangkan ototnya yang kaku, sejak tadi dia hanya duduk menatap layar komputer selagi membuka jadwal prakteknya. Dia berbalik menatap ke perawat yang masih memegang jadwal untuk hari ini.

"Apakah sudah semua?"

"Sudah, Dok."

"Akhirnya."

Jung Soo mengolet tanpa malu di hadapan perawat yang nampaknya juga masa bodoh. Wanita itu justru mencatat beberapa hal di kertasnya, membiarkan Jung Soo sibuk dengan dunianya.

"Ah, bagaimana kondisi Serin?"

"Alat vitalnya menunjukan perubahan yang baik, dan belakangan ini Serin sering menggerakan tangannya."

Bibirnya tersenyum lebar. Jung Soo bangkit dari duduknya membuat alis si perawat tertekuk jelas.

"Ayo ke ruanganya!"

"Tapi, jadwal menjenguk Serin masih-"

"Kau mau ikut tidak?"

Perawat itu mendengus. Kalau saja dia bukan perawat dan sudah menjadi direktur rumah sakit, dokter banyak gaya seperti Jung Soo ini ingin sekali dia depak. Sayangnya Jung Soo punya kemampuan yang sayang dibuang. Terpaksa dia mengikuti langkah ke mana pun lelaki ini pergi.

Jung Soo selain dikenal sebagai dokter anak yang tampan, dia juga dikenal dengan keramahannya. Lihat saja bagaimana Jung Soo menyapa para pasien serta wali pasien yang turut menyapanya. Jung Soo merupakan dokter terkenal di Yurim Medical Center.

Dia sampai pusing.

Ketika mereka berbelok menuju ruangan khusus anak yang terpisah dari ruang inapnya. Di depan seperti biasa Jung Soo lihat kedua orang tua Serin seolah saling menguatkan, dan dia dengan riang serta penuh ketulusan mendekat.

"Siang, Ayah Serin, Ibu Serin."

Kedua manusia yang sejak tadi hanya duduk lantas bangkit, membungkuk ke arah Jung Soo, mereka cukup terkejut.

"Apa hari ini jadwal pemeriksaan Serin?" tanya Ayah Serin.

Jung Soo menggeleng dengan senyuman. "Saya hanya ingin melihatnya saja. Tidak perlu risau, dari perkembangan saat ini Serin menunjukan perubahan yang baik."

Orang tua itu menghela napas lega. Jung Soo bergerak mendekat, menatap sendu bocah berusia 8 tahun tersebut bernapas dengan teratur. Matanya terpejam erat, namun denyut jantungnya bernyanyi. Menyemangati kedua orang tuanya dan Jung Soo yang kini semakin melebarkan bibirnya.

Serin benar-benar akan sembuh.

Jemarinya mengusap kening si bocah dengan lembut. "Cepat bangun ya."

Ibu Serin menghela. "Apakah semuanya baik?"

"Tentu. Seperti yang tadi saya katakan, Serin benar-benar anak yang tangguh. Tekanan darahnya baik, dan tidak menunjukan pembekakan jantung. Kita hanya perlu menunggu Serin terbangun."

"Syukurlah. Tuhan, terima kasih."

Jung Soo membungkuk. "Kalau begitu saya permisi, jika butuh banyak pertanyaan, bisa tanyakan pada perawat saya."

Love Scenario - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang