Bab 12 : Perasaan Asing (2)

832 113 44
                                    


•●•

Ada yang sesungguhnya selalu Joohyun pikirkan. Bagaimana caranya meminta nomor Kyuhyun pada Yoona?

Mereka sudah melegalkan hubungan pertemanan mereka, namun sayangnya Joohyun begitu bodoh belum punya nomor lelaki itu. Meski berulang kali dia tanyakan pada hatinya, untuk apa nomor lelaki itu?

Hingga kini, dia jadi uring-uringan sendiri. Sesungguhnya ada sebagian ketakutan dalam benaknya membayangkan dia dan Kyuhyun.

Mereka memang masih dalam konteks berteman, namun semakin kemari, bayangan penolakan demi penolakan masa lalu membuat Joohyun mulai takut.

Akankah Kyuhyu bersikap sama?

Dengan apa yang dulu dia alami? Ditinggalkan setelah semua terjadi. Dia yang mulai menaruh rasa, dan semuanya menjadi samar. Rasa itu hanya sepihak terjadi.

Joohyun takut, Kyuhyun akan kecewa dengan setiap sikapnya. Apapun yang terjadi nantinya, meskipun kini lelaki itu nampak menerimanya, namun siapa yang tahu pasti. Kalau mungkin saja lelaki itu berpikiran lain.

Meninggalkannya.

Wanita itu telentang dalam pembaringannya. Sudah masuk pertengahan Februari, yang artinya hubungan mereka berjalan beberapa minggu setelah hari itu di toko buku. Dan hingga kini mereka belum juga kembali bertemu.

Sejatinya Joohyun tak mengharapkan pertemuan yang sering, mengingat dia akan selalu kehilangan kendali di samping lelaki itu. Dia takut semua akan berantakan karena sikapnya. Jadi lebih baik begini.

Itu yang dia pikirkan sesaat. Sebelum akhirnya dia meremas rambutnya hampir gila. Yang benar saja!

Mereka hanya tidak bertemu beberapa minggu, dan pantaskah dia sebut ini sebagai rindu?

Tidak.

Gila itu namanya.

Joohyun membenci fakta tersebut dan tak mau mengakuinya. Wanita itu memilih menutup kepalanya dengan selimut dan berusaha terlelap, semakin dekat dengan hari dia akan menjadi pembicara. Sudah banyak belajar berlatih, selagi dengan beberapa kali memohon agar namanya ditukar yang dibalas sengitan dari Bos Han.

Kini dia hanya mampu mendengus membayangkan hari itu pasti datang.

Joohyun baru saja hendak memejamkan mata ketika dering ponselnya terdengar. Dengan sedikit malas dia ambil ponsel itu, membuka kotak pesan melihat satu pesan masuk dari nomor tak dikenal.

Penguntit kah?

211-334-xxx :
Ini aku.
Kyuhyun.

Tubuhnya mendadak tegak membaca sebuah pesan singkat di saat Seoul sudah hampir tengah malam. Tanpa dia sadari, bibirnya melukiskan sebuah senyuman, padahal katanya tidak mau bertemu.

AngelJoo :
Oh, aku simpan.

Kini dia mengetuk-ngetuk ponselnya ke dagu, menunggu balasan, namun hampir sepuluh menit tak kunjung dibalas. Kantuknya mulai menyerang, namun dia ingin tahu kelanjutannya.

Bos Kyu Kaya :
Kau sudah tidur?

Kali ini pertanyaan yang membuat siapapun yang baca pasti terbawa ke awan. Singkat, namun tidakkah itu tanda ada perhatian? Aku rasa hanya penulis yang merasa gitu. Hiks.

Love Scenario - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang