Pinky Promise

6.6K 591 162
                                    

Usai dari Siam, Gulf dan Ibunya pulang. Rencananya memang akan pulang kerumah, namun ternyata Mae malah mengantar Gulf ke condonya. Yang tentu saja membuat dahi Gulf berkedut heran.

"Gulf ikut pulang bersama Mae, kenapa ke condo? Ada yang mau Mae jemput?" Tanya Gulf heran pada Mae.

"Maaf sayang Mae lupa bilang. Mae harus membantu Phi Grace lagi. Gulf tak apa sendiri jika ikut Mae pulang?"

"Huh tidak. Gulf di condo saja. Baiklah Mae hati-hati na,"

Cup

Gulf mengecup dahi Mae. Namun sebelum keluar, Mae menahan tangan Gulf.

"Jangan memikirkan hal yang berat. Doa Pho dan Mae selalu menyertaimu nak," ujar Mae lembut sembari mengelus pipi sang anak.

Membuat Gulf tersenyum teduh dan mengangguk. Kemudian ia keluar. Lalu setelah mobilnya pergi barulah Gulf menuju kamarnya.

.

.

Gulf sudah mandi dan kemudian mengecek kulkas. Ia lapar namun entah mengapa ia tak bernafsu makan. Gulf memutuskan untuk kembali ke sofa dan bermain ponsel.

Tv yang tadi Gulf nyalakan menampilkan teaser TTTS S2 yang baru rilis tadi sore. Ia sudah menontonnya berkali-kali. Dan ia sama sekali tak bosan.

Matanya memandang sendu tiap adegan yang ditampilkan.

"Apa ini yang Phi rasakan saat berpikir pasangan Phi terlalu berlebihan? Maafkan Gulf yang dulu. Ini menyesakkan Phi," gumam Gulf.

Gulf teringat beberapa saat sebelum mereka tampil tadi, tepatnya saat di ruang ganti. Hanya ada ia dan Mew.

Flashback On

Gulf masih tersenyum cerah saat berganti baju. Ia menunggu Mew yang akan masuk dan ia bisa bermanja sebentar dengan sang Phi kesayangan.

Klek

"Phi Mew-"

"Gulf ingat jangan terlalu hari ini oke? Gulf mengerti maksud Phi kan?" Perkataan Mew yang langsung membuat senyum Gulf luntur. Berganti dengan garis senyum yang dipaksakan.

"Baik Phi Mew. Ah ternyata Phi sudah berganti baju ya. Gulf pikir-"

"Lekas Gulf, Phi tunggu diluar na," potong Mew lagi yang kembali membuat senyum di wajah Gulf hilang. Kemudian Mew menghilang dibalik pintu.

Bagaimanapun Gulf masihnya orang dewasa baru. Ia baru akan penuh 23 tahun di Desember nanti. Kekesalannya pada Mew tadi memunculkan sisi kekanakannya.

"Phi akan melihat betapa ter.la.lu nya seorang Gulf Kanawut nanti," seringai Gulf yang masih menatap kepergian Mew.

.

.

"Apa yang Gulf pikirkan? Kan sudah Phi bilang bahwa-"

"Ya Gulf berlebihan. Gulf terlalu agresif. Gulf harus menahan diri karena Gulf bukan siapa-siapa. Hanya sebatas rekan kerja yang sebentar lagi akan habis kontrak dengan Phi Mew. Benarkan." Potong Gulf dengan nada datar.

"Sayang maksud-"

"Maaf membuat Phi tak nyaman. Ah Gulf harus segera menyusul Mae-"

"Phi hanya tak mau kembali Gulf didesak media. Phi tak mau Phi Gulf kembali disalahkan mereka, di buat berita yang tidak-tidak." Jelas Mew sembari mengelus pipi Gulf.

"Gulf bisa mengatasi jika bersama Phi Mew. Ah benar jika Gulf mendapat masalah maka Phi juga akan mendapat masalah dan itu berdampak pada pekerjaan Phi bukan? Maaf Gulf lupa itu hehe. Lain kali Gulf akan menahan diri untuk tidak membuat Phi dalam masalah. Maafkan Gulf hehe." Gulf tertawa kecil sembari menjauhkan tangan Mew. Mew terdiam, detik itu juga ia dipenuhi rasa bersalah.

MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang