#RNPwithGULFDAY2

6.1K 609 95
                                    

Gulf terlihat beberapa kali menyeka air matanya. Hidungnya memerah dan matanya juga demikian. Ia tak berkata apa-apa, hanya duduk diam dengan kepala tertunduk.

Acara sudah selesai sepenuhnya, hanya tinggal beberapa kru dan orang-orang Gulf.

Mild yang melihat itu menghela napas, rencananya ia ingin pulang. Namun melihat lelaki yang telah ia anggap adik itu masih bersedih, Mild tak tega dan ingin menenangkannya.

"Nong masih bersedih?" Tanya Mae yang menghampiri Mild.

"Iya Mae, biar Mild saja yang menenangkan Nong. Mae hampiri Pho saja tadi Pho mencari Mae," Balas Mild yang diangguki Mae.

"Baiklah. Tolong ya nak Mild,"

Setelah Mae pergi, Mild mendekati Gulf. Duduk disamping Gulf dan menepuk bahu Gulf.

Gulf yang kaget langsung kembali menyeka air matanya.

Puk

Mild menepuk pelan dahi Gulf. Kemudian memeluk Gulf. "Jangan bersedih, kau sudah melakukan yang terbaik. Cuaca tak menentu diluar kehendak kita Nong," Ujar Mild lembut.

"..." Gulf hanya diam, membalas pelukan Mild pun tidak.

"Sudahlah jangan bersedih, lihat Waanjai dan Gulf Balls berlomba-lomba mengatakan Gulf sudah melakukan yang terbaik. Apa-"

"Aku hanya merasa aku gagal Phi. Semua yang ku susun sesempurna mungkin tak terwujud. Wajah kecewa mereka dibalik senyum itu malah lebih menekanku." Lirih Gulf sembari menaruh kepalanya dibahu Mild.

"Itu hanya perasaanmu saja Nong. Mereka memaklumi keadaan cuaca malam ini. Atau kau bersedih karena tak membuat Phi Mew kepanasan seperti malam tadi lagi ya?" Ujar Mild dengan nada bercanda. Namun malah membuat Gulf kembali menunduk dalam.

Mild yang merasa bersalah menepuk dahinya. Ia salah ucap!

"Hei hei Phi hanya becanda. Phi-"

"Syukurlah Phi Mew tak bisa hadir na Phi mala mini. Jika hadir pasti ia malu sekali. Phi juga malu kan? Maaf na,"

Puk

"Mulutnya ya." Geram Mild reflek menepuk pelan bibir Gulf. Dibalas kekehan lirih dari Gulf.

"Jika kau seperti ini jangan harap aku akan hadir lagi di event mu. Undang atau tidak diundang aku tak akan hadir." Datar Mild sembari melepaskan pelukan Gulf. Namun Gulf menahan Mild yang hendak pergi.

"Maaf," Lirih Gulf lagi. Mild sudah ia anggap sebagai Phi kepercayaannya, ia tak canggung jika harus menangis di depan Mild. Karena ia tahu Mild tulus menyayanginya.

Mild menghela napas panjang. Ia kembali duduk. Merangkul bocah yang badannya lebih besar darinya itu. "Pulanglah. Mae dan Pho sudah menunggu."

"Aku ingin sendiri saja Phi. Jika pulang aku hanya akan membuat mereka khawatir. Phi bantu bilang ke Mae dan Pho na?"

"Tapi-" Mild menghentikan perkataannya ketika Gulf menatapnya dengan puppy eyes. Air mata yang masih tersisa dimatanya membuat Mild tak tega.

"Sebentar-"

"Jangan Phi. Phi Mew sibuk, ia tak akan membaca pesan Phi. Lagi pula Phi Mew sedang ada projek dengan idolanya. Aku tak mau dia kehilangan antusiasnya karena ku," Gulf berusaha tersenyum. Ia berusaha tak menambah beban pikiran dengan memikirkan hal negatif tentang Mew.

Mild kembali memasukkan ponselnya. Ia menoleh pada Gulf, "Ayo ke tempat Phi saja. Phi tak jamin kau sendiri dengan keadaan seperti ini."

"Aku ke Condo saja Phi. Ku mohon. Aku butuh waktu sendiri Phi." Gulf bersandar sembari memejamkan matanya.

MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang