lima tahun telah berlalu semenjak hari itu. Sudah banyak yang berubah pada dirinya, baik itu wajah, tubuh, sikap dan perilakunya. Ya, dia adalah Gulf. Pangeran Pagoda yang dulunya cerah ceria kini telah berubah menjadi pemuda jakung tampan -menjurus ke cantik dan manis- yang angkuh dan berhati dingin.
Jika dulunya ia murah menebar senyum manis nan tulus, kini yang ada hanya lah wajah datar nan angkuh. Semua telah berubah sejak hari itu. Hari dimana ia berpisah dengan teman merangkup kekasihnya.
Gulf POV
Masih melekat dalam ingatan ku tentang hari itu. Lima tahun yang lalu. Aku merindukanmu Mew. Bagaimana kabarmu? Cepatlah pulang, atau aku akan marah padamu.
Kau tahu sekarang kita sudah berusia 20 tahun. Kau akan pulang sebelum aku dilantik sebagai Raja bukan? Aku menunggumu disini. Cepatlah pulang Mew.
Gulf POV end
Setelah makan malam Gulf memutuskan untuk menyendiri lagi. Menenangkan pikiran sejenak.
Saat ini Gulf tengah duduk ditaman belakang Kerajaan, tempat dimana ia dan Mew sering berlatih pedang dan bermain. Tanpa sadar Gulf tersenyum tulus mengingat kebersamaannya dulu bersama Mew.
Tak lama ia bernostalgia, kepala pelayan kerajaan menghampirinya.
"Maaf Yang Mulia. Anda dipanggil Ratu." Kepala pelatan itu menunduk hormat kepada Gulf.
"Hm." Gulf berguman singkat. Lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat dimana Ibu nya berada. Diikuti oleh kepala pelayan yang tadi.
.
Sesampainya dibilik pribadi Ratu, sayup-sayup Gulf mendengar sang Ibu tengah berbicara dengan seseorang. Gulf memutuskan untuk berhenti di balik pintu untuk mendengarkan percakapan itu lebih lanjut.
"Kau tampak sehat, juga semakin tampan. Tampaknya Nong Earth mengurusmu dengan baik. Aku senang kalian tampak akrab."
"Khab Ratu. Aku juga sudah sepenuhnya siap menjadi pengawal pribadi Raja dan mempersunting Phi Earth."
Deg
Jantung Gulf seakan berhenti. Itu adalah suara orang yang dirindukannya selama delapan tahun ini. Itu adalah Mew. Walaupun suaranya berubah namun ia yakin itu Mew. Mew kekasihnya. Saking senangnya Gulf tampak melupakan kata mempersunting yang tadi ia dengar.
Brakk
"Mew !" Gulf membuka pintu itu dengan kasar seraya berteriak senang memanggil Mew. Ia langsung berlari kemudian memeluk Mew dengan erat. Namun ia melepaskan kembali pelukannya karena Mew tak kunjung membalas pelukannya.
Ketika ia melepaskan pelukannya, senyumnya terhenti melihat Mew dan seorang pemuda manis bergandengan tangan seraya menatapnya. Tatapan Mew dingin dan tajam. Sedangkan pemuda yang berada di samping Mew hanya tersenyum manis.
"Apa maksudnya ini? Siapa dia Mew? Mengapa kalian bergandengan?" Gulf bertanya tajam menatap Mew.
"Sawadde. Earth Teerapat calon Mew." Earth memperkenalkan dirinya.
"Benar. Dia adalah calon istri Mew yang telah ku pilih. Aku berhutang banyak pada ayahnya, dengan imbalannya maka Mew harus menjaga anaknya. Calon istrimu pun sudah ku siapkan, dia perempuan. Sebelum pelantikanmu sebagai Raja, kalian akan bertunangan." Ratu menjelaskan dengan senyum khasnya.
"Apa apaan itu? Kau bilang Mew akan jadi pengawalku? Mengapa dia harus menikah?"
"Menjadi pengawalmu bukan berarti dia tak boleh menikah."
"Kau bukan Mew yang ku kenal. Dan selamat." Gulf menatap datar Mew.
"Dan untuk pertunangan itu aku tidak akan mau. Apa pun yang terjadi." Setelah mengucapkan itu Gulf keluar dengan angkuhnya. Meninggalkan Mew yang tengah menatapnya sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
MewGulf
Historia CortaMewGulf's Zone ! Warning : kumpulan kehaluan Penulis tertuang disini ! One Shoot ✔️ Two Shoot ✔️ Three Shoot✔️ "MGPFG" 👄👁️👄