Komen dong vote dong. Aku yakin sekali part ini bikin kalian greget. (Maybe) komen yg banyak ya, Kritik dan saran dipersilahkan. Aku yakin pasti kritiknya gak jauh-jauh dari... (Panjangin dong, jangan ngaret dong) kan kan?
Drrt.. drrtt...
Terdengar ponselnya berdering--- seharusnya itu bergetar kan? Haha. Membuat iqbaal mau tidak mau harus mengalihkan pandangannya sesaat untuk menerima panggilan telfon itu. Senyumnya terbit tatkala ia mengetahui kekasihnya-- Bianca yang ternyata menelfonnya dengan segera ia angkat
"Halo sayang, Ada apa? Kamu kangen ya?"
"Ck, gausah gombal dulu mas! Sekarang juga kamu harus ke rumah sakit, Istri kamu tadi pingsan terus aku mau gak mau harus bawa dia kesini,"
Iqbaal tertegun, Ia mendadak khawatir pada (Namakamu). Tapi ia berusaha untuk meredam rasa khawatirnya, itu ia lakukan agar Bianca tidak curiga. "Kenapa lagi dia?"
"ISHHH!! AKU KESEL SAMA KAMU MAS! KESEL!"
Dahi iqbaal mengeryit, Kenapa Bianca kesal padanya? Apa tadi nada bicaranya terlihat sekali bahwa ia sedang khawatir? "Kesel kenapa sayang? Hm? A-atau.. atau kamu kesel karna kamu udah bawa dia ke rumah sakit? Maafin aku ya sayang, Dia jadi ngerepotin---"
"Istri kamu Hamil! Puas kamu!?!?"
"APA?!" Iqbaal segera bangkit dari kursi putarnya. Ia menutup mulutnya, Apa yang diucapkan Bianca sukses membuatnya terkejut. "K-kamu serius sayang?"
"Ck! Tau ah!" Pip! Sambungan telfon itu terputus seketika. Iqbaal segera menaruh kembali ponselnya itu dimeja kerjanya. Tatapannya masih terlihat cengo, Ia tidak percaya apa yang barusaja Bianca beritahu padanya. (Namakamu) hamil? Setelah sekian lama--kurang lebih hampir 3 tahun akhirnya malaikat kecil hadir dikeluarga kecilnya. Iqbaal tersenyum tipis, Tak dapat ia pungkiri ia senang mengetahui hal itu, Tapi bagaimana dengan Penyakit (Namakamu)? Apakah itu tidak akan mempengaruhi pada janinnya? Ia tidak ingin terjadi apa-apa pada keduanya, Baik itu Calon anak merekapun dengan (Namakamu), Terlebih Calon anak mereka. Iqbaal tidak ingin ketika bayi itu lahir didunia ini, Ia memiliki anak yang tidak sempurna apalagi itu karena penyakit (Namakamu).
"Enggak." Raut wajah iqbaal kini berubah menjadi dingin. "Jika itu harus terjadi sama saya, Mau gak mau (Namakamu) harus merelakan janin itu." Iqbaal segera bergegas pergi untuk menemui Istri serta kekasihnya dibangunan yang sama, Yaitu Rumah sakit.
"Jasmine, Saya harus kerumah sakit. Ada urusan, Jadi saya minta sama kamu untuk jangan ganggu, atau telfon saya. Saya serahkan semua urusan saya sama kamu, Mengerti?" Ujar iqbaal pada Sekretarisnya itu.
"Baik pak,"
...
Bianca sedaritadi terus mendengus, mendecak, ia kesal. Kenapa (Namakamu) harus hamil? Jika seperti ini, Kesempatannya untuk merusak hubungan Iqbaal dan wanita itu semakin kecil. Ia yakin, iqbaal tidak akan menceraikan wanita itu dalam keadaan Sakit ditambah sekarang? Hamil!
Jadi ia harus apa sekarang?
Tujuannya dari awal kan menjadi satu-satunya wanita yang iqbaal miliki dikehidupannya. Ia tidak ingin menjadi istri kedua, Ia harus menghempaskan (Namakamu) dari kehidupan iqbaal. Apa harus ia urungkan niatnya itu hanya karena kini ada janin yang sedang (Namakamu) kandung?
Bianca terkekeh sinis, "Aku gak akan menyerah sebelum mas iqbaal jadi milik aku. Dan kamu (namakamu)..." Alis kanannya terangkat, "Ucapkan selamat tinggal sama Janin kamu. Karena sebentar lagi, Aku akan---"
"SAYANG!"
Bianca menoleh, Mendapati iqbaal yang sedang berjalan kearahnya. Cepat sekali, pikirnya. Ia segera bangkit dari duduknya seraya memasang wajah datarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐞𝐩𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) 𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐚𝐝𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 ...