Hari yang berat

1.9K 165 13
                                    

Saat ini iqbaal sedang berada didalam Lift dengan senyum yang merekah ia sesekali melirik pada sebuket bunga dan sebatang cokelat yang dihiasi oleh pita yang sedang ia genggam. Kedua benda ini akan ia berikan pada wanita yang sangat ia cintai, Siapa lagi kalau bukan Bianca. Ia sengaja menyempatkan waktu untuk mengunjungi apartemen kekasihnya itu tentu tanpa sepengetahuan Bianca, Bukan untuk semata-mata menyempatkan waktu saja, Tapi ada hal lain yang membuat Iqbaal harus kesini dan memberikan kedua benda ini langsung darinya, yaitu karena hari ini adalah Anniversarynya dengan Bianca yang ke 10 bulan, Cukup lama bukan? Iqbaal saja tidak menyangka, ternyata hubungannya dengan Bianca sampai sejauh ini. Ya meskipun, ia belum meresmikan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

Tak terasa liftpun berdenting dan segera terbuka, dengan gagah ia segera melangkah keluar dari Lift itu ditemani dengan sepatu hitam legamnya yang mengkilat. Iqbaal memang jarang untuk berkunjung ke Apartemen Bianca, ya dalam sebulan bisa dihitung jari, Teringat karena pekerjaannya yang semakin banyak dan iqbaal enggan untuk mendengar ocehan (Namakamu), bleugh! Membuatnya mual saja.

Iqbaal merogoh card key kamar Bianca yang memang wanita itu beri padanya beberapa bulan yang lalu, Pria itu ternyata belok kearah Kiri, bertepatan dengan itu wajahnya sedikit terkejut ketika melihat dua orang wanita yang sedang bersama Bianca di depan Kamar wanita itu, Segera iqbaal bersembunyi dibalik dinding itu, Ia fikir Bianca sedang sendirian dikamarnya, Ternyata Kekasihnya sedang bersama teman-temannya. Huh, Ia harus menunggu beberapa menit agar kedua teman Bianca cepat pergi.

Sesekali ia sedikit mengintip untuk memastikan. Mereka bertiga masih mengobrol, sebenarnya apa yang sedang mereka obrolkan sehingga harus lama seperti ini? Karena tingkat rasa ingin taunya iqbaal memasang kedua telinga dengan jelas dan menajamkannya.

"Jadi itu yang dia inginkan?" Bisik iqbaal dengan raut wajah terkejutnya. Semakin ia mendengar perkataan Bianca, semakin membuat amarah meningkat saja, Terlihat dari rahang yang mengeras, wajah yang memerah, dan---hei lihat itu! Buket bunga itu ia genggam erat seakan-akan rasa amarahnya makin memuncak, Bahkan sebatang cokelat itu sudah terbelah menjadi dua.

"Brengsek!" Umpatnya dengan nada pelan.

"Beraninya dia memainkan saya!" Iqbaal tidak bisa membiarkan hal ini, Lantas ia segera muncul dari dinding itu. Sebelum berucap dengan nada tinggi, Ia membanting Buket bunga dan cokelat itu kelantai sehingga membuat Bianca dan Kedua temannya itu menoleh.

BRAK!

"M-mas iqbaal?" Bianca tergugup disini. Apa iqbaal mendengar ucapannya tadi? Jika benar, Habislah ia!

Mencium aroma kegaduhan lantas Kedua teman Bianca segera berpamitan dengan tak santai ketika iqbaal melangkah kearah mereka dengan tatapan penuh amarah.

"M-mass---" Ucapan Bianca terhenti tatkala iqbaal memegang pergelangan tangan kanannya dengan erat diiringi dengan sorotan mata yang tajam bak elang.

"Jadi kamu cuman mau harta aku saja?"

"Awsss--- en-enggak mas, ahk!" Bianca meringis kesakitan akibat cekalan iqbaal yang terlampaui kasar ini.

Iqbaal terkekeh sinis, Ia bahkan menambah eratan cekalannya itu sehingga membuat Bianca makin kesakitan. Tanpa disengaja ia melihat CCTV yang ada disudut tembok bagian atas tak jauh dari mereka, Diotaknya muncul berbagai macam hal-hal aneh, Ia segera menarik Bianca dengan kasar kedalam Kamar Wanita itu, setelahnya ia menutup pintu dengan keras.

"Ahk, mas sakit mas!" Bianca meringis terus meringis tatkala iqbaal mendorongnya ketembok, Mungkin karena hantamannya begitu keras hingga terdengar suara pantas saja wanita itu meringis. Iqbaal bak orang kesetanan disini, Ia menangkup kedua pipi Bianca dengan tangan kanannya dengan kasar, Bianca menatap penuh mohon agar iqbaal tidak bersikap kasar padanya seperti ini.

𝐋𝐞𝐩𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang