Lebih baik usai Disini

1.9K 166 13
                                    

Part panjang nih tapi vote komen readersnya dikit amat heran deh


Kediaman dokter Fadi.....

Ini sudah hari ketiga dokter Fadi dipecat. Dan selama itupula ia hanya berdiam diri dirumah selagi ia tidak punya keperluan untuk keluar rumah. Fadi tentu kebingungan, ia harus mencari pekerjaan agar tidak menyusahkan orangtuanya, Sebenarnya Fadi mempunyai banyak kenalan seprofesinya dan tentu ia akan dengan mudah mendapatkan jabatan sebagai dokter, Tapi Fadi adalah termasuk orang yang tidak enakan. Lebih tepatnya ia tidak ingin menyusahkan oranglain, walaupun ia juga sering dimintai pertolongan oleh oranglain, tapi bukan berarti ia akan melakukan hal yang sama pula. Prinsipnya seperti ini, Jika ia masih bisa berdiri dengan kedua kakinya, ia akan senantiasa berusaha menggapai apapun yang ia inginkan dengan keringatnya sendiri. Tapi bukan berarti Fadi tidak menerima bantuan dari oranglain, itu ada saatnya, dan itu bukan sekarang.

Ia yakin dengan usaha dan doa pasti pekerjaannya menjadi Dokter akan kembali ia gapai. Ia senang mengobati orang sakit, bukan semata-mata sebagai pekerjaan saja, tapi itu adalah pekerjaan yang paling mulia dari pekerjaan lain.

Hm, memikirkan perihal pekerjaan ntah kenapa tiba-tiba saja perutnya merasa lapar. Lantas Fadi segera bergegas untuk keluar kamar, ia berjalan kearah dapur lebih tepatnya kearah Kulkas. Dengan kaos polos berwarna hitam dan celana boxer berwarna senada dengan kaos, Pria tampan itu membawa satu box sedang yang berisi cheese cake ia letakkan box itu dimeja makan lalu ia menarik kursi kemudian ia jatuhkan bokongnya dibantalan kursi itu.

"Ohiya... Ini pasti punya Keysa. Ah udah deh gapapa, Nanti aku ganti aja." Kekehnya seraya melanjutkan lahapan demi lahapan.

Tak lama sosok gadis cantik dengan wajah oriental itu muncul dari arah kiri depan membuat Fadi refleks menoleh. "Hai dek!"

"H-hai..." jawab gadis itu memelan diakhir ketika melihat apa yang sedang dimakan oleh Fadi. "LOH KOK DIMAKAN SIH?!"

Fadi menoleh disaat ia sedang melahap otomatis sendok kecil itu kini berada dimyulutnya. Ia menaikkan sebelah alisnya, kemudian ia sedikit mengangkat box itu kearah gadis yang tengah memasang wajah kesalnya.

"Iya itu! Kenapa dimakan kakak?!" Rengek gadis itu.

Fadi melepaskan sendok itu lalu ia letakkan dibox. Ia bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati gadis itu. "Udah sini jangan marah-marah ah!" Pria itu mengarahkan gadis itu agar terduduk dikursi satunya lagi, tepatnya sampingnya. Setelah itu ia kembali duduk. "Adik kakak yang paling cantik ini gak boleh marah-marah oke? Nih Aaa.."

Gadis itu secara cepat menggeleng sembari mengerucutkan bibirnya, Fadi menghela nafasnya. "Keysa?" Panggilnya.

"Gak mau kakak ih! Jahat banget jadi kakak!"

"Kakak mana ada jahat sama kamu, Udah ah jangan marah-marah.. Tuh lihat." Ia mengelus lembut kerutan yang ada didahi Keysa. "Udah mulai tua," Celetuknya secara refleks Keysa menepis tangan Fadi yang ada dihadapannya. "Enak aja! Aku masih 19 tahun ya, Muda!"

Fadi mengangguk setuju, "Yaudah berarti jangan marah-marah.. Kita makan bareng sama-sama aja, by the way enak loh ini. Punya kamu ya?" Tanyanya sembari menyodorkan sendok kearah Keysa yang berisi sepotong kecil cake

Keysa mengangguk sambil menerima suapan itu. "Gak bilang dulu, Gak sopan! Aku bilangin papah aja." Walaupun sudah menerima suapan Fadi tapi tetap saja adik kecilnya ini tetap merenggut kesal.

Fadi terkekeh ia mengulurkan tangan kanannya untuk menarik dua helai tissue lalu ia sodorkan pada Keysa. "Nih lap tuh, ada krimnya disudut bibir kamu."

"Ck, gak peka---"

"Hehehe, canda deh. Peka kok sayang, sini siniii kakak bersihin ya geulis," Keysa tertawa kecil mendengar ucapan Fadi segera ia mendekatkan wajahnya pada Fadi, Lalu Kakaknya itu mulai membersihkan sudut bibirnya.

𝐋𝐞𝐩𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang