Pencurian

1.4K 161 14
                                    


Drrt...
Drrrt....

(Namakamu) merasa terusik akan suara ponsel itu. Ia yakin itu bukan ponselnya, melainkan iqbaal. Ia bangkit dari tidurnya dengan perlahan, dengan rasa kantuk yang masih menyelimutinya ia melirik pada iqbaal, ternyata suaminya itu masih tertidur. Kemudian ia melirik kearah kiri yang dimana terdapat ponsel iqbaal yang tergeletak di nakas.

"Hoam..." (Namakamu) menyalakan lampu tidurnya lalu segera meraih ponsel iqbaal, Keningnya mengeryit tatkala mengetahui siapa yang menelepon, Ia melirik pada jam dinding. Keheranan itu mampu menghilangan rasa kantuknya,

"Subuh-subuh kayak gini? Ada apa ya?" ia menoleh pada iqbaal lalu ia tepuk pelan pergelangan pria itu. "Mas, bangun mas... Ini ada yang hubungin kamu
Pria itu mendesis tak suka, "sshhh, Ck, siapa sih?"

"Dari Hendrawan,"

"Eugh---" Iqbaal segera bangkit dari tidurnya, Dengan wajah yang masih kantuk ia segera meraih ponselnya dari genggaman (Namakamu).

"Ngapain sih kamu telfon-telfon saya?! Gak tau apa sekarang masih subuh!? Tau sopan santun gak sih?!" Bentak iqbaal membuat (Namakamu) meringis ketakutan.

"Sabar mas," (Namakamu) mengelus pundak iqbaal namun dengan segera pria itu tepis.

"Aargh, Gausah banyak omong! Sekarang juga kamu bilang sama saya, Apa maksud kamu telfon saya sepagi ini?!" Iqbaal memijat pangkal hidungnya disaat ia mendengarkan karyawannya ini berbicara. Secara tiba-tiba kedua matanya melebar dengan nada yang keras ia berkata,

"APA?! UANG PERUSAHAAN DICURI STAFF KEUANGAN?!" (Namakamu) refleks menutup mulutnya. Jantungnya secara cepat berdetak begitu cepat, Sementara iqbaal pria itu kini membanting ponselnya lalu ia bergegas pergi keluar kamar, Sedangkan (Namakamu) terdiam kaku.

"ARGHHH!!!! SIAL!"

PRANK!

BRUG!

PRANK!

Terdengar berbagai benda dibanting oleh iqbaal, Pria itu bahkan berteriak histeris. (Namakamu) masih didalam kamar, ia masih tidak percaya atas bencana yang diderita oleh iqbaal. (Namakamu) merasa cemas akan iqbaal, karena ia tahu seberapa keras usaha dan tekad pria itu untuk membangun perusahaan yang saat ini ia pegang. Iqbaal bahkan rela menjual motor kesayangannya agar bisa membeli sebuah toko kecil yang pada saat itu ia gunakan untuk membuka bengkel. Ya, awal karir iqbaal pada saat itu adalah menjadi montir bengkel dan menjual berbagai pernak-pernik untuk motor.

Iqbaal memang terlahir dari keluarga yang bisa dibilang cukup kaya, Tapi kedua orangtuanya tidak memanjakan iqbaal, Semenjak ia berumur 15 tahun iqbaal sudah tidak diberi apapun yang ia inginkan, Jika iqbaal menginginkan sesuatu ia harus menabung dan pada akhirnya ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan kini perusahaan iqbaal yang selama ia kerjakan harus amburadul sebab pencurian uang itu.

(Namakamu) tersadar akan lamunannya ketika suara teriakan iqbaal merasuki kedua telinganya segera ia tepis airmatanya lalu berjalan menyusuli iqbaal. Ia tercengang tatkala melihat berbagai guci serta benda-benda mudah pecah kini berceceran dimana-mana, Bak kapal pecah saja.

"MAS JANGAN!!" (Namakamu) berteriak histeris ia segera berlari mendekati iqbaal. Pria itu hampir saja membanting guci kesayangan iqbaal. Bukan persoalan harga atau apapun itu, Tapi perlu kalian tau. Guci itu adalah guci pemberian Wirawan.

"PERGI KAMU! PERGIIIII!!"

(Namakamu) berusaha untuk mengambil guci itu agar iqbaal tidak membantingnya. "Mas jangan mas, Ini guci pemberian Ayah, Kamu sayangkan sama guci ini," Setelah berbicara seperti itu, (Namakamu) merasakan kedua iqbaal yang menggenggam erat guci itu kini melonggar. Pria itu kini meringsut kebawah, dan menangis.

𝐋𝐞𝐩𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang