Demi Rumah Tangga?

2.1K 207 13
                                    

"Sebenarnya kamu sayang sama aku gak sih Mas?"

(Namakamu) termangun dalam diam, kedua tangannya saling mengait satu sama lain dengan erat. Sesekali ia menepis airmatanya yang menetes. Merenungi nasibnya sebagai seorang istri yang tidak pernah dianggap keberadaannya. Bukan semata-mata pemikirannya saja, tapi apa yang ia rasakan memang seperti itu. Bersikap seolah-olah layaknya seorang istri, Namun tidak pernah mendapatkan respon baik dari iqbaal. Ntah memang sifat tempramen iqbaal membuat pria itu seperti itu, Atau memang iqbaal tidak pernah mencintainya.

Lantas untuk apa iqbaal menikahinya?

Dulu disaat mereka masih menjalin hubungan layaknya pasangan kekasih, Iqbaal tidak seperti ini. Iqbaal selalu baik padanya, Iqbaal tidak kasar padanya. Tapi kenapa disaat beberapa bulan mereka sudah berstatus Suami-istri sikap iqbaal berubah drastis.

Pikiran (namakamu) seketika tertuju pada omongan oranglain. Omongan yang dimana berbunyi, "Jika seorang suami sudah mapan, memiliki harta kekayaan, Maka berhati-hati dan bersabarlah bagi dirimu istri."

Tentu (Namakamu) pada awalnya tidak mengerti apa maksud dari sepenggal kalimat itu, Namun pada akhirnya ia mulai paham. Mungkin yang dimaksud berhati-hati dan bersabarlah itu adalah posisinya saat ini. Tidak dianggap dan selalu diberikan sikap kasar. Tapi apakah semua pria yang sudah memiliki istri akan bersikap seperti iqbaal? Oh tentu tidak! (Namakamu) yakin banyak pria lain yang tidak kasar pada istrinya, Beda halnya dengan dirinya. Iqbaal hanya membutuhkan raganya saja, Iqbaal hanya membutuhkannya untuk memenuhi nafsu birahinya saja, iqbaal hanya membutuhkan bantuannya saja bagaikan seorang pembantu.

Salahkan (namakamu) berfikiran seperti itu? Salahkan (namakamu) berfikir jika iqbaal ada main dengan wanita lain?

"Aku... Hiksss, Aku harus gimana Mas supaya kamu menganggap aku layaknya seorang istri? Semua kewajiban aku sudah aku jalani, Tapi kenapa kamu masih sama kayak dulu?" Lirih (Namakamu) dengan bibirnya yang bergetar

"Maksud kamu apa ngomong kayak gitu?"

Kedua mata (namakamu) terbelalak hebat dengan segera ia memutarkan tubuh berhadapan langsung dengan iqbaal yang menatapnya tajam. "M-mas..." Terburu-buru (Namakamu) menghapus aimatanya.

"Maksud kamu apa ngomong kayak gitu?" Iqbaal mengulangi pertanyaannya tadi, Kali ini melangkah satu kali

"Nggak mas nggak..." (Namakamu) menggeleng cepat ia segera menunduk

"Kamu nyesel nikah sama aku?" Tanya iqbaal dengan kedua mata yang menyipit, Ketika mendengar pertanyaan itu sontak membuat (Namakamu) segera mengangkat kepala

"Nggak mas, Aku gak nyesel." Ia tersenyum tipis, "Aku sadar... Tuhan menakdirkan aku untuk menikah sama Kamu itu karena kita jodoh,"

Iqbaal terdiam sejenak, Detik selanjutnya ia mengangkat kedua bahunya acuh. "Terserah kamu mau ngomong apa juga, Tapi!"

"Aku gak mau kamu ngomong kayak tadi lagi, Itu artinya kamu gak bersyukur!"

(Namakamu) menelan salivanya. Dengan kedua mata yang mengerjab, "T-tapi mas.. Mas k-kenapa selalu bersikap kasar sama aku? Salah aku apa mas?"

"Kamu tau aku capek kan?" Alis iqbaal menaik.

"I-iya mas,"

"Kalo udah tau kenapa masih mikir yang enggak-enggak?! Pake segala nangis lagi! Kamu mau meniru adegan sinetron istri yang tertindas gitu, iya?!" Bentak iqbaal membanting jas yang sedaritadi terletak dibahu kanannya dengan segera (namakamu) mengambilnya

"Aku wajar marah-marah, karena aku capek! Aku lelah! Seharian full aku harus didepan laptop, Nemuin client, Demi rumah tangga kita (nam)! DEMI RUMAH TANGGA KITA!!" Iqbaal semakin emosi disini. Setan apa yang merasukimu mas?

"Sedangkan kamu? Apa yang kamu lakuin dirumah? Enak-enakan doang kan? Seharusnya kamu mikir tau gak! Pake otak kamu!" Cibir iqbaal menunjuk pada kepala (namakamu) dengan tatapan sinis

"Seharusnya kamu berfikir gimana caranya bikin aku bahagia! Bukan malah memikirkan hal bodoh macam perilaku kamu doang!"

"Masih mending ya aku gak cari wanita lain, yang Lebih dari kamu." Desis iqbaal terdengar pelan namun tajam

"Aku tau, aku gak cantik mas. Aku gak secantik dulu. Aku gak semodis dulu, Tapi aku mohon... J-jangan lakukan niat buruk mu itu, Aku mohon." Lirih (namakamu) memandang nanar iqbaal yang kini tersenyum miring padanya

"Buruk untuk kamu, Tapi enggak untuk aku!"

"MAS!!!" (Namakamu) berteriak kala iqbaal pergi meninggalkannya. Tubuhnya abruk kelantai. Ia lemas, bukan karena penyakit. Tapi lemas karena perkataan iqbaal tadi, Jika memang benar iqbaal berniat untuk mencari wamita lain, Mati sudah!

"Hikss.... G-gimana ya tuhann... Aku h-harus gimana? Aku gak mau Mas iqbaal cari wanita lain, Hikss!"




Bersambung...




𝐋𝐞𝐩𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang