Ramaikannnn...
Polloww akuuuu...
Komen yang banyak gais.
"Ya kamu harus ngertiin aku dong sayang,"
"Aku lagi gak ada dirumah, Harus banget aku fotoin posisi aku sekarang?"
"Udah pokoknya kamu jangan coba-coba untuk datang kerumah aku, Oke?"
"Ya tapi---"
Tut!
"Ahk! Keras kepala banget sih dia!"
Iqbaal meletakkan ponselnya diatas meja kerjanya dengan kasar. Tangan kanannya ia letakkan di sisi meja untuk menopang tubuhnya, Satu tangannya lagi ia gunakan untuk memijat pangkal hidungnya. Ia merasa pusing, Bukan karena pusing penyakit tapi karena kelakuan kekasihnya yang sama sekali tidak mengerti keadaannya. Ia padahal sudah mewanti-wanti pada kekasihnya itu agar tidak datang kerumahnya, Ia tak ingin (namakamu) mengetahui tentang kekasihnya itu. Bukannya tak ingin, tapi belum saatnya. (Namakamu) memang sudah mengetahui niatnya untuk menikah lagi, tapi istrinya itu sama sekali belum mengetahui bahwasanya ia sudah memiliki kekasih.
Kedua matanya kini terarah kearah jendela luar rumah, Ia panik. Ia was-was. Ia yakin kekasihnya itu sedang menuju kesini, Kerumahnya. Perihal ia sedang tidak ada dirumah, itu hanyalah sebuah kebohongan semata. Ia pikir kekasihmya itu akan mempercayainya, Tapi nyatanya tidak. Kekasihnya itu tetap kekeuh. Ia juga tidak tahu apa tujuan kekasihnya itu untuk datang kesini, Rindu? Iqbaal menggeleng cepat, Mana mungkin hanya karena merindukannya, Kekasihnya itu harus capek-capek datang kerumahnya.
Sama seperti (Namakamu). Kekasihnya itu juga tidak mengetahui akan statusnya yang sudah memiliki istri. Pernah pada saat itu, Kekasihnya bertanya perihal (Namakamu). Tapi iqbaal tidak menjawab, Iqbaal selalu mengalihkan percakapan. Apa karena perihal itu, Kekasihnya itu bersihkeras untuk tetap datang kerumah? Apa tujuannya itu untuk memastikan tentang keberaan (Namakamu) dalam hidupnya? Oh astaga!
"Nggak, nggak! Gaboleh! Pokoknya, (Namakamu) dan dia gak boleh sampai ketemu! Aku mau itu terjadi," Sesegera mungkin iqbaal berjalan setengah lari untuk mencari keberadaan (Namakamu).
"Mana sih dia? (NAMAKAMU)!" Kedua kaki iqbaal melangkah kearah dapur, Tapi nihil tidak ada. Kamar? Tidak ada. Iqbaal mendecak sebal, Kemana istrinya itu?
Pluk!
Iqbaal menepuk pelan keningnya. Ia lupa! (Namakamu) kan hari ini sedang ada rumah sakit. Ini saatnya ia check up dan kemoterapi. Ya ampun! Gimana ini?
"Ck, pake lupa lagi!" Iqbaal segera berjalan kembali menuju ruang kerjanya untuk mengambil ponselnya, Ia akan menelfon (Namakamu). Dengan tergesa-gesa ia segera mencari nomor telfon istrinya itu. Setelah dapat, Ia segera menghubunginya
Tak butuh waktu lama sambungan telfon itu terhubung. (Namakamu) sudah mengangkat telfonnya. Dapat ia dengar suara gemuruh tak beraturan, Sepertinya (Namakamu) sedang ada dijalan.
"Halo mas, Ada apa?"
Sebelum menjawab iqbaal menghela nafasnya, Ia mencoba untum relax agar (Namakamu) tidak curiga. "Ekhem, Kamu dimana?"
"Aku lagi di taxi mas, Sebentar lagi aku nyampe. Kenapa mas? Kamu butuh sesuatu?"
Iqbaal menelan salivanya kuat. Kedua matanya terbelalak, Bagaimana ini? Ia harap (namakamu) lebih cepat sampai daripada kekasihnya itu.
"Mas? Kamu gak kenapa-napa kan?" Terdengar nada khawatir yang (namakamu) tanyakan. Wajar saja, Iqbaal sedaritadi diam.
"Ah, Nggak. Nggak kenapa-napa. Ohiya, Hari ini aku gak mau diganggu sama siapapun. Jadi nanti kalau orang yang nyariin aku, Bilang aja aku gaada oke? Dan ingat, Kalo ada yang nanyain kamu siapa aku, Bilang aja kamu sepupuh aku kek, Siapa kek. Tapi jangan memperkenalkan kamu sebagai istri aku, Paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐞𝐩𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) 𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐚𝐝𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 ...