Ramein dong gais.
Follow akuuuuu.
"Aku gak mau kamu nikah lagi, Mass! Aku gak mau!" (Namakamu) tergeram keras. Ia menggeleng kuat, Ia berusaha untuk tidak menangis didepan iqbaal
"Mas!"
"Apa sih hah? Kamu ganggu tau gak!" Bentak iqbaal. Pria itu sedang membaca serta memilah-milah berkas yang hendak ia bawa esok hari. Kegiatannya harus terhenti tatkala (Namakamu) terus saja mengganggunya. Menurutnya, Apa yang diomongkan wanita itu tidaklah terlalu penting.
(Namakamu) menatap kesal iqbaal, Kedua tangannya terkepal kuat. "Aku gak rela kamu nikah lagi mas! Kamu gak boleh nikah lagi!"
Iqbaal terdiam sejenak, Ia meletakkan berkas itu diatas meja lalu ia menoleh dengan alis mengangkat satu. "Apa urusannya sama kamu? Dan apa Hak kamu untuk larang-larang aku kayak gitu? Emang kamu siapa?"
"Aku istri kamu mas! Aku berhak melarang kamu!"
"Istri doang kan? Denger ya, kamu bukan orangtuaku. JADI KAMU GAK BERHAK UNTUK LARANG-LARANG AKU! Drajat kamu dibawah aku, dan kamu gaakan pernah bisa melarang aku untuk menikah lagi! PAHAM?!" Sentakkan iqbaal tidak membuat (Namakamu) mengalihkan tatapannya, Bahkan mereka saat ini saling menatap dengan tatapan tajam, Super tajam.
"T-tapi aku gak ridho mas," lirihnya
"Who's care? Kamu fikir aku peduli? Nggak! Yang jelas aku akan menikah lagi, Dan aku gak butuh izin dari kamu!" desis iqbaal ia segera melanjutkan kegiatannya
(Namakamu) meringis menahan tangisannya. "A-apa alasan shhh kamu nikah lagi mas? Apa karena aku punya penyakit? Sampai-sampai kamu tega ngeduain aku?"
Iqbaal terkekeh sinis mendengar itu, Ia segera menoleh. "Jelas itu alasan yang paling konkrit yang akan aku ucapkan sama kamu, Dan satu alasan lagi." Ia menunjuk telunjuknya didepan wajah (Namakamu), "Sebentar lagi, tubuh kamu pasti akan melemah. Tugas kamu sebagai seorang istri, perlahan akan memudar, Dan tentu aku sebagai seorang suami, akan merasa kekurangan pelayanan. Aku gak mau hal itu terjadi," Iqbaal menggeleng kecil disertai senyuman miringnya
(Namakamu) terkejut mendengar ucapan iqbaal. Hatinya tersayat-sayat. Perih bagai teriris oleh pisau tajam. Tanpa disadari, Airmatanya menetes. "K-kenapa kamu tega ngomong kayak gitu mas? Kenapa kamu berfikir seakan-akan aku wanita terlemah dimata kamu? Aku kuat mas! Aku kuat!"
"Lho? Emang iya kan? Salah aku bilang kayak gitu? Sekarang lihat penampilan kamu, Gak keurus kayak gini masih pantas disebut wanita terkuat? Ck, Mimpi!"
"Seharusnya kamu semangatin aku mas, Aku butuh penyemangat dari suami aku sendiri. Kenapa kamu malah nambah beban aku mas? Kenapa?!" Sentak (namakamu) meringis terdengar serak
Iqbaal menggertakkan rahangnya. Ia membanting dokumen kelantai, "Bukan kamu yang terbebani, Tapi aku! Gak seharusnya aku punya istri penyakitan kayak kamu! Apa kata orang lain, Kalau mereka tau aku punya istri yang gak lama lagi mati, hah?!"
"Tega kamu nyumpahin aku kayak gitu, Mau kamu apa sih mas!" Ringis (namakamu)
"Mau aku?" Ia mendekati (namakamu), "Mau aku, Kamu relain aku nikah lagi. Ikhlasin aku untuk menikah lagi." Bisiknya
"Enggak mas, Aku gak mau.." lirihnya
Iqbaal memandang tajam istrinya itu. "Tolong jangan bikin aku kesel sama kamu (nam). Wajar seorang pria mapan seperti aku... Punya istri lebih dari satu. Dan kamu sebagai istri aku, Harus mau aku poligami. Semua orang pasti bakalan respect sama kamu, Karena kamu sudah ikhlas membiarkan aku untuk menikah lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐞𝐩𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) 𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐚𝐝𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 ...