Berharap Hidup

1.6K 139 26
                                    

Selamat membacaaa 💕

Komennnnn voteeeee kuy



"Sayang, temenin Buna bikin susu yuk? Biar anak buna ini sehat dan kuat, Oke?" (Namakamu) menuangkan susu bubuk berperisa cokelat sebanyak 3 sendok makan, Lalu ia tuangkan air panas yang ada di teko listrik setengahnya kemudian ia campurkan dengan air dingin, Selama kehamilannya ini ia lebih suka meminum susu kehamilan dengan suhu dingin agar tidak eneg.

Sebelum meminumnya (namakamu) berniat untuk meminum kapsul obat, Ini memang sudah menjadi kebiasaannya. Terkadang (namakamu) cemas, Apakah tidak akan apa-apa jika sesudah meminum obat ditimpa dengan susu kehamilan, Walaupun dokter berkata tidak apa-apa, Tapi (namakamu) tetap merasa khawatir. Setelah meminum kapsul obat (namakamu) terdiam sejenak guna membiarkan obat-obatnya itu berjalan dan menjalar kedalam tubuhnya

Tanpa ia sadari tangan kanannya terangkat untuk memegang rambutnya yang kini makin menipis. Ia terbungkam, "Apa aku harus pakai wig?"

"Gaada gunanya juga kamu pakai wig. Gaada manfaat sama sekali,"

(Namakamu) menghela nafasnya seraya menunduk tanpa ia menoleh kesumber suarapun ia tahu siapa yang berucap.

Langkah seseorang itu makin mendekat kearahnya, "Mau sampai kapan kamu mempertahankan dia? Lihat tubuh kamu (nam),"

"Aku ini suami kamu, Seharusnya kamu nurut sama semua perkataan aku!" Sudah tahukan siapa yang saat ini ada bersama (Namakamu)?

"Untuk apa aku harus nurut sama kamu mas?" Sahut (namakamu) dengan tatapan kosong namun kedua mata sudah memerah menahan tangisan, Ntahlah setiap kali iqbaal membicarakan permintaan Busuknya itu membuat jiwanya tergoresnya. (Namakamu) menoleh bersamaan itupula airmatanya menetes, "Menuruti kemauan kamu untuk bunuh anak kamu sendiri, itu yang kamu maksud? Mana hati nurani kamu mas? INI ANAK KAMU!"

"Aku gak mungkin bunuh anak aku sendiri! Gila kamu!" Bentak iqbaal membara

"Terus apa?! Hah!"

(Namakamu) menatap tajam iqbaal lalu ia menarik paksa tangan kanan iqbaal walaupun pria itu berusaha melepas namun kekuatan (namakamu) dua kali lebih besar, Lalu ia meletakkan tangan iqbaal diperutnya, "Rasakan dia mas, Ini anak kamu shhh, D-dia gak salah apa-apa.."

"Ck, lepas (nam--"

"Mass, shhh..."

Iqbaal terdiam sejenak, kedua matanya kini terarah pada tangan yang berada diperut (Namakamu). Tatapannya sendu, ia tersenyum tipis namun itu hanya beberapa detik disaat (Namakamu) lengah iqbaal segera menarik tangannya. "Aku tau dia gak salah apa-apa, Tapi bagaimana dengan kondisi kamu?! Aku gak mau punya anak yang gak sempurna,"

"Kenapa kamu jahat kayak gini mas shh.." Lirih (namakamu), "Aku yakin, Aku bisa merawat dia. Aku kuat mas, akupun tau dia pasti kuat sama seperti aku,"

"Darimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu hm? Denger ya, Banyak teman bisnisku, Mereka memiliki anak yang tidak sempurna, Dengan istri yang berbeda, Dan kamu tau itu apa artinya? Istri mereka meninggal karena penyakit yang sama seperti kamu, demi untuk mempertahankan bayi mereka." Jelas iqbaal penuh penekanan

"Dan mereka tetap menerima anak mereka walaupun tidak sempurna, Tapi kenapa kamu enggak mas? Aku rela meninggal demi anak aku, Aku mau dia hidup tumbuh berkembang sama seperti anak-anak yang lain,"

"Itu kemauan kamu, bukan kemauan aku!"

Disebrang sana terdapat Bianca berdiri tak jauh dari mereka, Ia tersenyum miring. "Yaampun mbak, Masih mending ya Mas Iqbaal mau mikirin kesehatan kamu, Tapi kamu malah kayak gini," Wanita itu berjalan mendekat, "Mau kamu apa sih mbak? Gak tau diuntung banget sih!"

𝐋𝐞𝐩𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang