Beberapa bulan kemudian....
"SAYA PUTUSKAN, SODARA (NAMAKAMU) ATMAJA DAN SODARA IQBAAL RUBYANS RESMI BERCERAI!"
Tok!
Tok!
Tok!
Setelah Hakim mengetuk palu sebanyak tiga kali (Namakamu) mengusap wajahnya, Ia bersyukur. "Akhirnya," Ini yang (Namakamu) tunggu-tunggu selama ini. Segala kejanggalan dalam hatinya kini terbayarkan sudah ia merasa Lega dan bersyukur. Akhirnya, Ia bisa pergi dari belenggu kehidupan pria picik seperti Iqbaal Rubyans. Ia yakin banyak orang yang kecewa akan keputusannya ini, Termasuk Kedua orangtuanya dan juga mantan mertua--- tidak! Walaupun ia dan iqbaal sudah tidak memiliki hubungan apapun, Tapi Rianti dan Wirawan tetaplah akan menjadi orangtuanya. Dua orang yang selalu bersikap baik terhadapnya, (Namakamu) sangat bersyukur bisa pernah memiliki mertua seperti mereka.
"Selamat sayang," (Namakamu) menoleh kesamping, Ia mengangguk seraya tersenyum haru. Tanpa menjawab ia malah langsung memeluk orang itu.
"Maafin aku ya Bunda." Dia memeluk Ibu kandungnya, Neina Atmaja. Hanya beliau saja yang datang keacara sidang ini, Sementara Ayahnya tidak bisa datang sebab beliau sedang dirawat dirumah sakit. (Namakamu) sempat berfikir, Jika penyebab Ayahnya itu harus dirawat karena ulahnya. Tapi Neina, Mencoba untuk menenangkan dan meyakinkan puteri bungsunya itu agar tidak berfikir yang macam-macam. Bersyukurlah Neina, (Namakamu) langsung bersikap tenang, tidak terlalu cemas.
"Kamu nggak perlu minta maaf sayang, It's okay." Neina menatap sendu (Namakamu) disertai senyuman, Seakan ia ingin menyemangati puterinya itu. "Kamu harus kuat," Neina mengecup kening (Namakamu). Tangis (Namakamu) pecah kala mendapatkan perlakuan seperti itu.
Sementara disisi lain, Tepatnya disisi kanan. Terdapat Iqbaal yang menatap kesebelah kiri yang dimana terdapat (Namakamu), Ia memasang wajah kesalnya. Ia gagal untuk mempertahankan rumah tangganya. Semua upaya, usaha, negosiasi, mediasi, atau apapun yang berhubungan perihal MEMPERTAHANKAN sudah ia keluarkan, Tapi nihil tidak ada hasil apapun dari semua usahannya itu. Semua sia-sia. (Namakamu) berhasil memenangkan pertempuran. Kedua tangannya terkepal kuat kala melihat seseorang lelaki yang terduduk dibelakang (Namakamu), Pria itu tengah tersenyum harus kearah (Namakamu) dan Neina--- Mantan Ibu mertuanya.
"Sial!" Geramnya. Ia bahkan menendang meja yang ada dihadapannya. Itu tentu membuat orang-orang yang masih berada didalam ruangan meja hijau ini menatap kearahnya. Tak terkecuali (Namakamu) dan Neina.
"Apa-apaan sih kamu baal!" Sentak Rianti. "Bikin malu aja!" Mendengar ada kegaduhan disebrang sana membuat (Namakamu) ingin mendekati mereka, Iqbaal, Rianti, dan Wirawan.
"Bun, aku mau kesana dulu ya?" Izinnnya.
Neina tersenyum seraya mengangguk. "Bunda ke mobil duluan ya? Fadi, jaga calon istrimu ya!" Peringat Neina pada Fadi. Masih ingat kalian? Iya dokter itu!
"Siap bun, Fadi anter ya?"
"Gausah ganteng, Bunda bisa sendiri." Kekehnya mengundang tawa kecil dari Fadi dan (Namakamu) tentunya. Neina segera bangkit dari duduknya, Namun sebelum benar-benar pergi wanita itu menyempatkan waktu untuk menghampiri Rianti dan Wirawan. Ntah apa yang mereka bertiga ucapkan, Baik (Namakamu) maupun Fadi tidak dapat mendengarnya, Yang mereka dapat lihat adalah Rianti dan Neina saling mendekap satu sama lain dan tentunya mengusap punggung dengan raut wajah yang tidak dapat dijelaskan, sementara dengan Wirawan, Neina hanya tersenyum. Lagi dan lagi, Melihat adegan itu saja membuat (Namakamu) ingin menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐞𝐩𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐮 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) 𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐚𝐝𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 ...