بسم الله الرحمن الرحيم
_____
Kamu dimana? Tanpa ada seorangpun yang tahu sekarang ini aku mencarimu, karena aku merindukanmu.
_____
Hatiku terasa gelisah. Semenjak kepulangan Atha semalam, dia sama sekali tidak bisa dihubungi. Padahal ini menyangkut acara penting untuk besok. Akhirnya tanpa persetujuan darinya aku langsung pergi ke toko kain dan membeli kain. Karena waktunya sangat mepet jadi tidak ada kesempatan untuk mengabari Atha.
Seusai membagikan kain pagi tadi, aku kembali menghubungi Atha untuk mengambil kain miliknya di pesantren. Lagi-lagi Handphonenya tidak aktif, akhirnya aku memberikan kain tersebut kepada adiknya. Dan saat adiknya aku tanya kemana perginya Atha, diapun tidak tahu. Lantas kemana Atha sebenarnya?
Dari pada aku memikirkan hal-hal negatif tenteng Atha, aku memilih untuk pergi ke tukang jahit. Tempatnya tidak terlalu jauh dari rumahku. Cukup dengan berjalan kaki saja sudah sampai. Aku meminta untuk bajunya dijadikan malam ini juga terkhusus untuk warna merah maroon karena harus kupakai besok pagi. Untuk yang batik bisa aku ambil besok sore.
Matahari sangat terik siang ini. Hatiku belum tenang jika Atha masih belum menghubungiku kembali. Kemana sebenarnya dia? Kenapa dia menghilang tiba-tiba? Pikiranku sudah sangat sulit untuk berpositif thinking. Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya.
Aku mondar-mandir tidak jelas di balkon kamar. Sesekali aku menatap layar handphone , tapi tidak ada satupun notifikasi dari Atha.
Kring..
Handphone ku berbunyi, segera aku menghampirinya. Aku melihat nama yang tertera pada layar Handphone ku, nama Athalla terlihat disana. Segera aku menggeser panel berwarna hijau ke atas dan menempelkan benda pipih itu ke daun telinga yang tertutup jilbab.
"Atha, kamu nggak papa, kan?" pertanyaan pertama yang kuajukan saat sambungan terhubung.
"Aku nggak papa, Nay." jawabnya dengan santai.
"Huh, Alhamdulillah kalau begitu." hatiku merasa lebih tenang sekarang.
"Oh iya, kainnya tadi udah aku titipin ke Zain. Maaf, ya, aku nggak minta persetujuan kamu tentang warna dan motifnya." lanjutku.
"Iya, nggak papa, kok, Nay. Warna dan motifnya bagus kok." jawabnya.
"Semalam kemana aja? Aku hubungi buat minta persetujuan tapi kamu nggak aktif." ucapku.
"Semalam aku ada acara, Nay. Terus Handphone ku lowbat. Pagi tadi baru aku cas, terus sekarang aku kerja." jelasnya.
"Tapi kamu nggak ada apa-apa, kan?" tanyaku memastikan.
"Nggak ada apa-apa, Nay." tegasnya.
"Aku lagi kerja, aku tutup telponnya." ucapnya.
"Iya, Tha." jawabku dan beberapa saat kemudian sambungan terputus.
Hatiku sudah sedikit tenang sekarang. Akan tetapi masih terasa ada yang mengganjal. Ini tidak seperti biasanya. Atha biasanya sangat mudah untuk dihubungi, namun sekarang menjadi sangat susah bahkan dia seperti hilang ditelan bumi.

KAMU SEDANG MEMBACA
[AU2] Keikhlasan Cinta✓ [COMPLETED]
Teen Fiction[Sequel Alfiyah Untukmu] ~Belum Revisi~ "Namamu akan selalu ada didalam hatiku, meskipun kau takkan pernah menjadi milikku." Nayyira Huwaida Husna. Cinta memang sudah untuk ditebak. Takdir Tuhan-lah yang mampu menyatukan cinta. Akankan cinta Nayyira...