بسم الله الرحمن الرحيم
_____
How are you?
_____
Hari begitu cepat bergulir, tak terasa sudah satu minggu berlalu. Pagi ini para santri akan berangkat untuk ziarah makam. Aku ikut untuk mempersiapkan semuanya. Aku juga ikut membantu Ummi untuk mempersiapkan barang-barang yang akan beliau bawa.
Suasana sangat ramai sekali. Bukan hanya santri, para wali santri pun juga akan ikut mendampingi putra putri mereka masing-masing. Ziarah makam adalah satu agenda wajib yang dilaksanakan satu tahun sekali melibatkan pengurus, santri serta wali santri.
Kali ini, aku mendapatkan bagian untuk mengabsen para santri yang akan menaiki bus. Aku merasa sedikit kecewa dan sedih karena tidak bisa ikut untuk berziarah. Aku diutus Abi untuk menemani Afif di rumah karena bertepatan dia sedang ujian semester.
Setelah selesai mengabsen, aku memberikan laporannya kepada Atha. Tampaknya dia juga sedang sibuk mempersiapkan semuanya karena dia ketua. Posisiku sebagai wakil digantikan oleh Aisyah untuk kegiatan ini.
"Ini, Tha, semuanya sudah hadir," ucapku sambil menyodorkan laporan tadi.
"Oh, iya, makasih. Kamu nggak ikut beneran?" tanya Atha sambil menerima laporan tadi.
"Iya, Insyaallah tahun depan." jawabku lalu Atha tersenyum.
"Atha, semuanya sudah siap. Berangkat sekarang?" tanya Aisyah yang menghampiri kami.
"Iya, berangkat sekarang." jawab Atha.
Atha pun berjalan mengikuti Aisyah menuju ke bus. Baru beberapa langkah, aku menghentikan Atha.
Aku tersenyum, "Hati-hati, ya,"kataku dan Atha tersenyum sambil mengangguk lalu melanjutkan kembali langkahnya.
Berat rasanya melepaskan seseorang yang dicintai jauh dari kita. Ini hanya sementara? Lantas bagaimana jika melepas untuk selamanya? Aku benar-benar tidak bisa membayangkannya.
Aku menghampiri Abi dan Ummi yang akan naik ke bus. Tidak lupa aku mencium kedua tangan mereka. Lalu mereka masuk ke bus. Lantas aku pulang ke rumah saat bus sudah mulai berjalan keluar dari gerbang pesantren.
Waktu bergulir dengan sangat cepat. Hatiku merasa sepi dan tidak nyaman sama sekali. Aku tidak tahu, pertanda apakah ini. Rasa sesak dan gelisah menghampiri. Sejak keberangkatan para peziarah, hatiku terasa sangat berat.
Sekarang pukul 2 siang. Hatiku masih saja tidak tenang, akhirnya aku menelpon Aisyah untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
"Assalamualaikum, Ai," ucapku saat telepon sudah terhubung.
"Waalaikumsalam, Ra, ada apa?" tanyanya.
"Sudah sampai mana sekarang?" tanyaku penuh kekhawatiran.
"Alhamdulillah, ini habis dari Jombang mau lanjut ke Madura." Jawabnya membuatku sedikit lega.
"Ummi, Abi sehat?" tanyaku lagi.
"Alhamdulillah sehat semua, Ra. Ini beliau sudah ada di bus." kata Aisyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AU2] Keikhlasan Cinta✓ [COMPLETED]
Roman pour Adolescents[Sequel Alfiyah Untukmu] ~Belum Revisi~ "Namamu akan selalu ada didalam hatiku, meskipun kau takkan pernah menjadi milikku." Nayyira Huwaida Husna. Cinta memang sudah untuk ditebak. Takdir Tuhan-lah yang mampu menyatukan cinta. Akankan cinta Nayyira...