Keikhlasan Cinta 38

1.6K 93 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

_____

Dan yang aku takutkan selama ini telah terjadi. Aku tidak bisa memilikimu, selamanya.

_____

Bagaimana perasaan kita saat melihat orang yang kita cintai bersama orang lain? Sakit, hancur, sedih? Ya, itu pasti. Ikhlas, satu kata yang harus dilakukan saat menempati posisi tersebut. Mengikhlaskan itu sulit! Kata siapa ikhlas itu mudah? Setidaknya jika tidak mampu mengikhlaskan orang yang kita cintai, maka cintailah takdir yang terjadi.  Semua ini terjadi karena kehendak Allah.

Setelah acara akad semalam, malam ini akan diadakan resepsi di rumah Atha. Akupun lagi-lagi juga harus ada di sana. Gamis berwarna ungu baru saja selesai kusetrika. Senyumku harus kembali di paksakan malam ini. Jam bergulir begitu cepat hingga tidak terasa waktu ini sudah tiba. Takdir ini datang tiba-tiba, hingga membuatku membutuhkan waktu untuk mencerna kejadian yang sudah terjadi ini. Aku tidak tahu harus senang atau sedih saat ini. Senang di sisi lain orang yang kucintai bertemu dengan jodoh yang tepat dan sedih karena takdir berkata bahwa bukan aku jodoh yang sebenarnya.

Kotak besar dengan bungkus bergambar bunga sudah kusiapkan sejak pagi tadi. Kotak itu adalah hadiah untuk pernikahan Atha, setidaknya aku harus membawa sesuatu bukan hanya membawa selamat. Aku tersenyum miris sambil menatap kado itu. Bagaimana bisa aku seperti ini? Hatiku sedang terluka, tapi jiwaku memaksa untuk baik-baik saja.

Aku menghembuskan nafas berat, seakan ada benda besar yang menghimpit dadaku hingga terasa sangat sesak. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mengeluarkan air mata walau hanya setetes untuk hari ini. Aku ingin terlihat tegar dan kuat, meskipun hatiku sudah hancur tidak berbentuk lagi.

Tubuhku membawa diriku untuk duduk di kursi balkon kamar. Aku menatap ke depan dengan tatapan yang jika orang melihat mungkin tidak akan mampu untuk mengartikannya. Dalam benakku membayangkan seperti apa diriku kembali melihat orang yang kucintai duduk di pelaminan dengan orang lain. Ups, bukan orang lain, lebih tepatnya orang lain itu adalah istrinya. Aku harus merasa bahagia atau sebaliknya?

Derrtt ...

Satu notifikasi masuk ke handphone ku. Lantas aku meraihnya yang terletak di atas meja sampingku. Terlihat satu notifikasi masuk berasal dari Zalfa, segera aku membukanya. Malam ini aku akan pergi ke resepsi bersama teman-temanku. Mereka juga diundang oleh Atha. Termasuk seluruh ustadz dan ustadzah pesantren.

Zalfa :
Kadonya udah jadi?

Nayyira Huwaida Husna :
Tenang, udah jadi kok. Tinggal nunggu nanti malam.

Aku kembali meletakkan handphone ku setelah membalas pesan itu. Aku teringat jika Zalfa juga mencintai Atha. Apa dia terluka? Tapi lukanya tidak seberapa karena dia sudah memiliki orang lain dalam hidupnya. Lagi-lagi aku tersenyum miris saat melihat diriku sendiri. Hidup itu ternyata penuh misteri yang hanya akan dipecahkan oleh waktu.

"Ngelamun terus ..." cetus seseorang membuatku tersentak kaget.

"Rina! Sejak kapan di sini?" tanyaku saat melihat Rina sudah berdiri di ambang pintu balkon.

"Eum ... Sejak ditinggal nikah, aku udah di sini," jawab Rina sambil tertawa puas dengan keberhasilannya seakan mengejek diriku hingga membuatku kesal.

[AU2] Keikhlasan Cinta✓ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang