بسم الله الرحمن الرحيم
_____
Mengejarmu itu seperti mengejar sebuah bayangan. Semakin dikejar dia menjauh, tapi jika dibiarkan selalu mengikuti.
_____
Apa masih pantas aku mengejarnya lagi? Sedangkan dia sudah memiliki seseorang di dalam hatinya. Antara senang dan sedih karena kabar diundurnya pernikahan itu. Jujur saja, hatiku masih benar-benar berharap. Tapi kenyataannya berbeda dari ekspetasi yang membuatku terhempas sendiri.
Aku teringat perkataan Imam Syafi'i yang menyebutkan bahwa, "Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya."
Ali bin Abi Thalib juga pernah berkata bahwa, "I have felt all bitterness in life and the most bitter is to hope for humans." Bukankan dua perkataan itu sudah sangat menampar? Bahkan Ali bin Abi Thalib yang merupakan salah satu sahabat Rasulullah saja mengatakan bahwasanya berharap kepada manusia lebih pahit dari segalanya yang ada pada kehidupan.
Aku seperti mengejar bayangan, saat aku mengejar ia akan menjauh dan saat aku biarkan ia selalu mengikuti. Benar-benar aku dibuat bingung oleh semua ini. Jodoh itu ada di tangan Allah, begitulah pepatah yang sering keluar. Tapi, apapun yang tidak diusahakan pasti akan meninggalkan juga. Setidaknya ada usaha bukan hanya menantikan.
Bukankan berdoa juga termasuk usaha? Dan aku sependapat dengan itu. Ali bin Abi Thalib said, "Don’t stop praying for the best for the person you love." Jika kita mencintai seseorang, doakan tentang kebaikan dan kebahagiaannya karena jika kita benar-benar mencintai seseorang kita tidak akan pernah terbersit dalam pikiran untuk menyakiti.
Dan saat ini aku berdoa kepada Allah untuk kebaikannya. Aku mungkin memang bukan jodoh terbaik untuknya, tapi apa salahnya berusaha menjadi yang lebih baik? Aku juga tidak menyalahkan takdir, karena semua yang ada di seluruh alam semesta ini adalah kehendak dari Allah, begitupun dengan jodoh.
Malam yang indah, bulan memancarkan cahayanya ditemani ribuan bintang. Terkadang aku merasa iri dengan bulan, dia hanya satu tapi mampu memikat banyak pasang mata untuk melihatnya. Padahal jika kita pergi ke sana, tidak ada hal apapun di sana tapi pancarannya mampu membius banyak orang hingga membuat mereka terkagum-kagum. Begitulah kuasa Allah, Dia menciptakan bulan jauh di atas langit dengan keindahan hanya untuk dilihat, bukan digapai.
Aku kembali tersadar dari lamunanku saat ponselku berbunyi nyaring. Lantas aku merogohnya dari saku gamisku. Tertera nama Rina di sana. Aku menggeser panel berwarna hijau ke atas lalu menempelkan benda pipih itu ke daun telinga yang tertutup jilbab.
"Ada berita update, lagi trending banget di sini?" heboh Rina.
"Apa?" tanyaku singkat.
"Atha batal nikah, Ra," ucapnya.
"Udah tau," kataku.
"Kamu udah tau? Dari siapa?" tanyanya.
"Abi, tadi barusan. Eh, tapi kata Abi cuma diundur nggak batal," kataku meluruskan.
"Sama aja, Ra, intinya nggak dalam waktu dekat ini, kan?" ujarnya.
"Iya. Mungkin cuma diundur satu bulanan. Oh iya, aku udah memilih menjauh dari Atha daripada nantinya aku lebih terluka, Rin," lirihku.
"Kenapa? Ayolah, berjuang! Gitu aja udah nggak mau berjuang lagi. Ira, dia belum jadi suami orang," cerocos Rina.
"Maka dari itu, sebelum dia jadi suami orang, aku harus menjauh," balasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AU2] Keikhlasan Cinta✓ [COMPLETED]
Novela Juvenil[Sequel Alfiyah Untukmu] ~Belum Revisi~ "Namamu akan selalu ada didalam hatiku, meskipun kau takkan pernah menjadi milikku." Nayyira Huwaida Husna. Cinta memang sudah untuk ditebak. Takdir Tuhan-lah yang mampu menyatukan cinta. Akankan cinta Nayyira...