بسم الله الرحمن الرحيم
_____
Maafkan aku yang diam-diam menyebut namamu untuk kuadukan pada Tuhanku.
_____
"Aku suka sama Atha," kata-kata itu terus saja mengganggu pikiranku. Bisa-bisanya aku dan temanku mencintai seseorang yang sama. Bukankah Zalfa sudah mempunyai pacar? Lantas selama ini Zalfa tidak mencintai pacarnya? Aku tidak menyangka sama sekali.
Sedari tadi, hatiku dirundung kegelisahan. Tidurpun tidak bisa, tidak tidurpun mataku sudah terasa berat. Kalimat itu sangat meresahkan tidurku. Berkali-kali aku berniat memberi tahu Rina dan selama itu juga aku mengurungnya. Rina belum tahu kalau aku sedang mencintai Atha.
Those who have believed and whose hearts are assured by the remembrance of Allah. Unquestionably, by the remembrance of Allah hearts are assured. [Q. S. Ar-Ra'd/13 : 28]
Setelah mengingat potongan ayat tersebut, aku memutuskan untuk berwudhu lantas melafalkan kalimat thayibah sebelum tidur. Benar, saat kita mengingat Allah hati akan menjadi lebih tentram. Akhirnya akupun terlelap.
Tepat pukul setengah tiga dini hari, mataku perlahan terbuka. Perlahan aku mengumpulkan nyawaku yang belum sepenuhnya penuh. Saat kesadaranku mulai menghampiri, akupun berjalan menuju ke kamar mandi untuk berwudhu lantas melaksanakan salat tahajud.
"Oh Allah, maafkan hamba-Mu yang terlalu lancang meminta salah satu hamba-Mu untuk bisa bersamaku untuk meraih surga-Mu," gumamku disela-sela doaku.
Seusai salat dan berdoa, aku berniat untuk tidur lagi, kepalaku masih terasa berat. Sebelum kembali tidur, aku mengirim pesan kepada Rina untuk menemuiku pagi ini. Aku tidak sanggup menyimpan masalah ini sendirian.
Sayup-sayup suara adzan menelisik telingaku hingga perlahan mataku mulai terbuka. Adzan subuh berkumandang dari masjid pesantren, aku membuka ponselku dan terlihat Rina sudah membalasnya. Akhirnya aku bergegas salat lalu bersih-bersih selanjutnya bisa menemui Rina.
"Ra!" panggil seseorang dari depan kamar membuatku mengurungkan niat untuk mengambil air wudhu.
"Ada apa, Mi?" tanyaku kepada Umi yang berada dibalik pintu saat aku membukanya.
"Pagi ini tolong antar Umi ke supermarket, ya?" pinta Umi.
"Kalau pagi ini aku mau ke rumah Rina, Mi, gini aja Umi butuh apa nanti catet aja biar aku yang belikan, gimana?" tawarku.
"Ya sudah gitu aja," jawab Umi lantas pamit pergi.
Setelah Umi pergi aku kembali melanjutkan untuk pergi wudhu.
_____
Sebelum menemui Rina, aku terlebih dahulu pergi ke supermarket membeli bahan makanan yang diminta Umi. Lagi pula ini masih terlalu pagi untuk jalan-jalan. Rencananya aku mau mengajak Rina sarapan dan jalan-jalan ke taman. Lama sekali tidak menghabiskan waktu bersama sahabatku itu.
Setelah merasa bahan yang kubeli sudah lengkap aku langsung membawanya menuju ke kasir untuk dibayarkan. Masih pagi buta ternyata kasir sudah antre panjang membuatku harus sabar menunggu.
Saat berada disela-sela antrean, hidungku mencium bau-bau wangi yang tidak asing. Mataku menyapu seluruh panjuru supermarket dan pandanganku tertuju pada sesosok lelaki yang berada tepat di depanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AU2] Keikhlasan Cinta✓ [COMPLETED]
Fiksi Remaja[Sequel Alfiyah Untukmu] ~Belum Revisi~ "Namamu akan selalu ada didalam hatiku, meskipun kau takkan pernah menjadi milikku." Nayyira Huwaida Husna. Cinta memang sudah untuk ditebak. Takdir Tuhan-lah yang mampu menyatukan cinta. Akankan cinta Nayyira...