بسم الله الرحمن الرحيم
_____
Saat berada di dekatmu aku merasakan duniaku hanya ada aku dan kamu tidak ada orang lain yang akan mengganggu.
_____
Seperti sebelum-sebelumnya, setiap akan dimulai ujian, pasti akan ada koreksian kitab terlebih dahulu. Biasanya tiga hari sebelum ujian dimulai. Malam ini aku pergi ke pesantren untuk mengecek kelengkapan kitab para santri.
Sebelum itu, aku terlebih dahulu menghampiri Rina dan Alif. Meskipun mereka tidak ikut terlibat dalam panitia, setidaknya mungkin mereka bisa membantu.
Suasana malam ini terasa sangat berbeda bagiku. Ada rasa yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Rasa gugup, senang, gelisah seakan menjadi satu. Akupun tidak mengetahui penyebabnya. Semoga tidak ada apa-apa.
Koreksian kitab berada di aula pesantren. Seluruh santri baik putra maupun putri berkumpul disana dengan tetap menjaga jarak diantara mereka. Yang terlibat dalam koreksian kitab adalah aku dan Atha. Sebagai ketua, aku dan dia tidak hanya memantau tapi juga bekerja lebih keras.
Seluruh santri sudah berada di aula dan berbaris rapi. Para ustadz dan ustadzah mengecek satu persatu kelengkapan kitab santri dengan tertib sesuai kelas mereka masing-masing. Kebetulan, aku bagian di kelas Tsanawiyah 2 dan Atha di kelas Tsanawiyah 3. Kini Atha berada di sampingku dan tentunya dengan jarak.
Ada rasa yang tidak menentu saat aku berada didekatnya. Rasa nyaman serta penuh kedamaian ada saat aku sudah berada didekatnya. Rasa gelisah yang sedari tadi mengusikku kian sirna.
Setelah sekian lama sibuk dengan tugas masing-masing, akhirnya koreksian kitab telah selesai pukul sembilan malam. Cukup lelah memang, tapi itu bagian yang sangat menyenangkan bagiku. Para ustadz dan ustadzah masih berkumpul di dalam aula hanya sekedar berbicara satu sama lain, maupun bercanda demi melepas kepenatan.
Satu persatu ustadz dan ustadzah mulai keluar dan kini hanya ada aku, Rina, Alif dan Atha. Rasa canggung tiba-tiba menyeruak kedalam diriku. Ada rasa tidak terlalu percaya diri saat suasana seperti ini. Tapi untung saja ada Alif dan Rina yang gampang sekali mencairkan suasana.
Aku adalah tipikal orang yang jarang mempunyai topik pembicaraan panjang apalagi dengan lawan jenis. Berbicara seadanya dan tidak suka basa-basi. Beda dengan Rina maupun Alif, mereka sangat percaya diri, suka basa-basi, suka mengajak lawan bicaranya bercanda dan mempunyai topik pembicaraan yang panjang.
"Atha, kapan aku ditraktir?" tanya Alif dengan nada bercandanya.
"Insyaallah, kapan-kapan." jawab Atha dengan senyum manisnya.
"Loh, aku nggak diajak!" protes Rina.
"Nggaklah! Enak aja!" ujar Alif.
"Aku nggak diajak, aku diam!" sindirku.
"Diam apaan, ih!" cibir Rina.
"Aku pendiam loh, kok nggak percaya!" kataku sambil terkekeh.
"Kamu pendiam dunia gempar!" ledek Rina membuatnya dan Alif tertawa.
"Atha!" panggilku.
"Iya, ada apa, Nay?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AU2] Keikhlasan Cinta✓ [COMPLETED]
Dla nastolatków[Sequel Alfiyah Untukmu] ~Belum Revisi~ "Namamu akan selalu ada didalam hatiku, meskipun kau takkan pernah menjadi milikku." Nayyira Huwaida Husna. Cinta memang sudah untuk ditebak. Takdir Tuhan-lah yang mampu menyatukan cinta. Akankan cinta Nayyira...