بسم الله الرحمن الرحيم
_____
Berita yang tidak ingin kudengar saat ini adalah kabar buruk tentangmu.
_____
Hari menunjukkan sudah pagi, namun matahari masih belum bersinar. Setelah salat subuh tadi, aku langsung menuju ke pesantren untuk membantu pengurus dan panitia yang sedang menyiapkan semuanya untuk acara yang akan berlangsung beberapa jam kedepan.
Para panitia sepertinya tampak kewalahan. Aku segera membantu untuk menata makanan dan memasukkannya dalam kotak box untuk dibagikan kepada para santri. Sebagian santri juga belum datang membuat panitia sedikit kewalahan.
Setengah jam sebelum acara dimulai, akhirnya semuanya sudah normal. Aku memilih untuk pulang terlebih dahulu untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Suasana rumah terasa sepi karena Abi, Ummi dan Afif juga sudah berada di pesantren. Aku langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Jujur aku belum mandi seusai salat subuh tadi.
Setelah mandi aku mengganti pakaianku dengan seragam yang kujahitkan kemarin. Semalam setelah aku menelpon Atha dan tidak diangkat, aku teringat bajuku. Alhamdulillah saat aku mengambilnya seragamnya sudah jadi untuk pagi ini. Sesampainya di rumah langsung aku cuci kering dan aku setrika.
Aku mengenakan seragam berwarna merah maroon dengan panduan biru. Seragam ini sengaja aku buat seperti gamis modern. Akupun juga memakai jas berwarna senada serta jilbab berwarna biru. Aku memoleskan sedikit make up yang diwajahku. Setelah semua siap aku langsung kembali ke pesantren.
Sesampainya di pesantren, teman-temanku ternyata juga sudah sampai. Aku mengajak teman-temanku untuk membantu menyiapkan makanan kotak tadi, namun mereka semua menolaknya dan memilih untuk duduk-duduk di serambi masjid. Karena aku juga lelah, aku ikut bersama mereka.
"Masyaallah, Ning! Cantik sekali Anda hari ini." puji Nasya.
"Biasa aja, kok!" sanggahku.
"Tapi beneran, kamu cantik!" kata Diah.
"Terima kasih." jawabku sambil tersenyum.
"Eh, Rina udah datang belum, sih?" tanyaku sambil mencari keberadaan Rina.
"Udah tadi, tapi ikut bantu-bantu tadi." jawab Shafa.
"Oh, tumben bener tuh anak." kataku sambil terkekeh kecil.
"Nggak tau, kesambet setan baik." imbuh Diah membuat kami sama-sama tertawa.
Aku duduk di samping Shafa. Sebenarnya tidak faedah sekali kami duduk-duduk di sini. Hanya bercanda dan ghibah saja. Tapi lagi-lagi aku mengajak teman-temanku mereka tidak mau. Aku juga tidak enak dengan pengurus lain.
Teringat semalam, aku mencari keberadaan Atha sekarang. Kemana dia? Apa dia hari ini tidak datang juga? Bagaimana dia bisa meninggalkan acara penting seperti ini? Tapi tidak mungkin jika Atha lepas tanggung jawab begitu saja. Aku tahu Atha sejak lama, dia tidak tipe orang yang suka meninggalkan tanggung jawab.
Lantas kemana dia?
_____
Pukul delapan pagi, acara sudah di mulai. Tapi aku dan teman-temanku masih tetap duduk di serambi masjid. Sekali lagi aku mengajak teman-temanku untuk kedepan, namun mereka juga menolak dengan dalih tidak ada tempat duduk. Haruskah aku yang mengalah?
KAMU SEDANG MEMBACA
[AU2] Keikhlasan Cinta✓ [COMPLETED]
Teen Fiction[Sequel Alfiyah Untukmu] ~Belum Revisi~ "Namamu akan selalu ada didalam hatiku, meskipun kau takkan pernah menjadi milikku." Nayyira Huwaida Husna. Cinta memang sudah untuk ditebak. Takdir Tuhan-lah yang mampu menyatukan cinta. Akankan cinta Nayyira...