Matahari berada tepat di puncak kepala saat seorang pemuda tampan berusia dua puluh tiga tahun berjalan ke gedung Starpack, perusahaan ayahnya. Bisa dibilang ia sudah berpenghasilan besar meskipun ia masih tergolong muda. Dengan IQ-nya yang tinggi, ia mampu mengelola perusahaan besar yang ia dirikan sendiri.
Memiliki perusahaan sendiri tidak berarti ia tidak membantu mengurus perusahaan ayahnya. Perusahaan milik ayahnya jauh berkali-kali lipat besarnya, sehingga hal yang harus diurus semakin banyak.
"Tolong! Tolong beri kami kesempatan lain!"
Kedua mata milik pemuda bernama Hayato itu langsung tertuju pada sepasang suami-istri yang sedang diseret oleh satpam. Keduanya tampak meronta-ronta untuk dilepaskan.
Merasa perlu mendengarkan penjelasan sepasang suami-istri itu, Hayato berjalan menghampiri mereka.
"Ada apa ini?"
"Selamat sore, Tuan Muda. Mereka mendesak untuk masuk ke ruangan Tuan Akihito tanpa persetujuan security dan membuat keributan di sana," jawab salah satu satpam yang sedang menahan tubuh si suami.
Ah, Hayato mengerti sekarang. Wajar saja mereka diseret sedemikian rupa karena mereka juga melanggar peraturan perusahaan ini. Apalagi mereka masuk ke ruangan ayahnya tanpa membuat janji terlebih dahulu.
"Ka-kami mohon maaf, Tu-Tuan Muda! Ka-kami bisa menjelaskan apa yang terjadi! Belakangan ini semakin sedikit pelanggan yang datang ke restoran, sehingga keuangan kami menurun. Bahkan untuk kebutuhan sehari-hari saja kami masih kekurangan! Jika Tuan Muda berkenan memberi kami kesempatan kedua, kami akan berusaha untuk membayar semua hutang kami! Kami selalu menepati janji kami, jadi kumohon beri kesempatan lainnya!" pinta si istri yang telah banjir air mata. Sang istri memegang tangan Hayato dengan tatapan mata memohon. Tangan beliau bahkan dingin sekali.
Hayato mendesah pelan. Bagaimanapun, ini adalah urusan antara ayahnya dengan suami-istri ini. Seharusnya ia tidak perlu ikut campur, bukan?
"Ayo, keluar!" bentak satpam yang lanjut menyeret kedua suami-istri itu.
"Tunggu!"
Semua orang di sana tertuju pada satu titik. Di sana, berdiri seorang pemuda lainnya dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan Hayato.
"Ri-Riku ...!" seru si istri dengan nafas tercekat. Putranya datang. Putranya pasti melihat betapa menyedihkannya mereka.
Riku berjalan mendatangi mereka dengan tatapan yang kurang menyenangkan.
"Lepaskan mereka! Aku akan menuntun mereka keluar dengan baik-baik!" seru Riku sambil menyentak tangan para satpam.
"Kenapa kalian tidak pernah memberitahuku kalau kalian berada dalam krisis ekonomi?" desis Riku kesal.
"Kalau kami memberitahumu, kamu pasti akan putus sekolah! Kami tidak mau itu!" balas ayahnya.
"Tentu saja! Aku akan mencari pekerjaan agar dapat membayar sewa restoran!"
"Tidak! Pendidikan penting untukmu!" geram ayah Riku, Taro.
"Tapi-"
Hayato berdeham.
"Maaf, tetapi sebaiknya kalian membicarakan hal ini di luar dan tidak membuat keributan, atau kalian akan diseret lagi," peringat Hayato saat menyadari tatapan kesal para satpam yang terlihat sangat ingin menyeret ketiga orang itu.
Riku menoleh, menatap Hayato dingin. Ia menarik kerah kemeja Hayato, yang langsung membuat para satpam panik tak menentu.
"Kau sangat tidak berperikemanusiaan! Bisa-bisanya kau memerintah untuk menyeret kedua orang tuaku, hah?!" bentak Riku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]
RomanceCerita ini dipindahkan dari akun @im_eryn , jadi ini BUKAN MERUPAKAN PLAGIAT. *** MATURE CONTENT 🔞 READ AT YOUR OWN RISK. GAY CONTENT. VULGAR WORDS. [COMPLETED] *** "Tolong ... lepaskan aku," Riku berujar lirih. Hayato sama sekali tidak memedulikan...