7:30 PM.
Rhedica merasa sangat lelah, tapi dia tidak ingin kembali ke kamarnya dan tentunya tidak ingin tidur. Ada banyak sekali hal yang ingin dilihat dan dipelajarinya tentang dunia peri, tapi Thalia benar. Kalau besok adalah hari pertama sekolah untuk para peri, dia harus mewakilinya dengan segar dan bersemangat. "Thalia, makasih sudah mengajakku berkeliling. Aku tidak akan pernah melupakannya!"
"Sama-sama. Tapi, Dairon juga banyak membantu. Benar, kan?"
"Semua tidak akan sama tanpa dia."
"Ya, dia pasti senang menghabiskan waktu bersama kita. Aku yakin dia senang menjadi elf pertama yang bertemu dengan peri paling dicari di kerajaan ini."
Rhedica merasakan sedikit kecemburuan dibalik kata-kata Thalia. "Kamu berlebihan, dan dia akan berhenti berpikir seperti itu setelah dia menyadari tidak ada yang spesial tentangku, kecuali warna mataku."
"Percayalah, kamu tidak mengenalnya seperti aku mengenalnya."
Rhedica tidak tahu harus berkata apa. Jadi, dia memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan. "Apa yang akan kita lakukan saat latihan?"
"Pertama, kamu akan belajar hal-hal dasar, seperti sejarah hutan oak dan cara bertahan hidup di hutan. Kamu juga akan mempelajari tentang tanaman dan hewan lain yang bisa ditemukan. Itu sangat penting, dan semua orang harus mempelajarinya. Selama pelatihan, tetua akan mengamati dan menilaimu. Berdasarkan penilaian itu, mereka akan mengarahkan dan melatihmu untuk menjalankan tugas tertentu. Itulah caraku menjadi seorang peri pencari,"
"Kecuali mencari aku, tugas lain apa yang kamu kerjakan?"
"Oh, yah ... sebenarnya, aku belum menjadi peri pencari sungguhan. Aku masih berlatih, aku berhasil meyakinkan Cataleah untuk membiarkanku pergi bersama peri pencari lainnya agar aku bisa mempelajari semua hal lebih cepat dan mendapatkan pengalaman," Thalia tersenyum. Dia sangat bangga berhasil menemukan Rhedica. Rhedica merasa sedikit sedih. Dia tidak ingin menjadi semacam piala yang di bangga-banggakan oleh Thalia. Thalia menyadari wajah sedih Rhedica dan ingin memecah keheningan yang canggung itu. Dia tidak tahu harus berkata apa. "Baiklah, aku akan pergi sekarang. Aku akan menjemputmu besok pagi, siap?"
"Siap!"
"Selamat malam."
Rhedica duduk sendirian bersama pikirannya. Dia ingat semua keindahan dan keajaiban yang dilihatnya hari itu. Selama sesaat, dia merasa gelisah. Karena dia menyadari sejak datang ke sini, dia bahkan tidak memikirkan keluarga, teman, maupun pacarnya.
"Thalia menemukanku di jalan saat aku sedang dalam perjalanan menuju kedai kopi di sekitar. Aku akan menemui pacarku di sana. Kami merencanakan liburan bersama. Kami berencana untuk bertemu di kedai kopi itu, mengunjungi agen perjalanan dan memilih tujuan liburan. Dan aku tidak muncul. Aku hanya ... menghilang." batinku.
9:00 Am. Hari itu ada hari yang cerah dan indah di kerajaan valeria. Rhedica kesulitan karena memikirkan banyak hal tentang keluarga, teman-teman dan pacar yang ditinggalkan. Akhirnya setelah benar-benar kelelahan, dia tertidur nyenyak. Dia bermimpi kembali ke rumah dan tak seorang pun percaya dengan dunia fantasi ini. Mereka yakin dia menyembunyikan sesuatu dan berpikir kalau dia mengarang cerita. Tiba-tiba, dia merasakan sebuah tangan di bahunya dan mendengar suara lembut memanggil namanya.
"Rhedica. Rhedica! Bangun!" Rhedica terbangun dan duduk dengan perlahan-lahan. Di adalah Thalia, teman barunya. Gadis yang berhasil melewati waktu di dunia yang tidak dikenalnya. Gadis yang memberi kehangatan dan rasa aman. "Pagi tukang tidur!" Thalia tersenyum dan duduk di ujung tempat tidur.
Rhedica bener-bener senang karena Thalia ada di sisinya. Rhedica menguap dan berkata, "Oh. Pagi, Thalia!" Lalu dia pun tersadar, hari ini adalah hari pertama latihan untuk para peri dan elf. Dia terkejut saat berpikir telah melewatkan kelas pertama. "Oh, tidak! Apa kita terlambat?"
"Tidak, tidak. Tenanglah. Semuanya baik-baik saja. Masih ada banyak waktu sebelum latihan dimulai,"
Rhedica menghela napas dengan lega. "Oh ... syukurlah. Aku pasti akan malu sekali kalau terlambat di hari pertama,"
"Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan itu terjadi." Rhedica menyadari bahwa dia dan Thalia sudah menjadi teman baik. "Ayo, cepat-cepat, waktunya untuk siap-siap. Aku akan menunggu di pintu masuk istana, oke?"
"Oke!" Segera setelah Thalia pergi, Rhedica bangun dan bergegas untuk bersiap-siap. Setelah selesai, dia berlari menuruni tangga spiral dengan cepat, lalu melewati aula megah yang dihiasi dengan bunga-bunga, berlari menuju pintu masuk di mana Thalia sudah menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALERIA [ COMPLETED ]
Adventure[ tamat ] [ follow dulu ] [06/10/21] cerita ini diceritakan kembali dari virtual game (lupa namanya) yang saya beri judul VALERIA. dimana ada seorang wanita dari kehidupan nyata yang tersesat di dimensi lain ( dunia peri ). edit : ± 20/11/2020 upd...