Seminggu kemudian ... hari-hari Rhedica berlalu dengan sangat cepat. Itulah kenapa dia terkejut saat dia terbangun di suatu pagi dan menyadari bahwa hari itu adalah hari penobatannya. Aula takhta penuh dengan orang. Semua penduduk hadir, menunggu untuk menyambut sang ratu.
Thalia mendatangi Rhedica. "Sudah siap?"
"Aku sudah siap, tapi sangat gugup."
"Kenapa? Kamu tidak punya alasan untuk gugup." kata Thalia.
"Aku takut salah melangkah, terpeleset, atau jatuh."
"Jangan khawatir. Kalau kamu terpeleset, aku siap membantumu."
Mereka berpegangan tangan dengan erat. Lalu, Rhedica pun berdiri di hadapan Cataleah yang bertanggung jawab atas seluruh perayaan. Rasanya, penobatan itu lama sekali. Lalu, tiba waktunya untuk Rhedica menyapa semua penduduk Valeria untuk pertama kalinya sebagai ratu mereka. "Saya ingin berterima kasih kepada semuanya atas kebaikan dan kepercayaan yang sudah diberikan. Kita telah melalui banyak hal bersama. Kita sudah menangis dan merayakan kemenangan bersama. Terima kasih sudah hadir di sini hari ini. Ini adalah hari yang besar, bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk semua penduduk Valeria.
Mereka semua bersorak-sorai dengan tepuk tangan yang riuh. Perayaan yang indah diadakan di balkon. Semuanya terlihat ceria dan bersenang-senang ... hanya Zaria yang terlihat sedih dan khawatir.
Kemudian di malam yang sama, saat perayaan, Zaria mendatangi Rhedica dan memintanya ikut ke tempat yang sepi, di mana mereka bisa berbicara dengan tenang. Jadi, mereka pergi ke taman tersembunyi di dekat air mancur. "Maaf mengajakmu ke sini, tapi aku harus membicarakan sesuatu denganmu."
"Tidak apa-apa, katakan saja. Kamu ingin membicarakan ingatan-ingatan yang kutemukan, kan?" tanyaku.
"Salah satunya ... ingatan apa yang kamu temukan?" Rhedica menceritakan tentang ingatkan yang ditemukannya, Thalia, dan Cataleah. "Jadi, kamu mengerti tentang pertarungan di Librium, kan?"
"Benar. Tapi, bagaimana denganmu dan Idrail?" tanyaku.
"Saat aku dan Ariana tumbuh, kami memutuskan untuk menjelajahi dunia ajaib ini bersama-sama. Kami pergi ke negeri yang kemudian menjadi kerajaanku - Librium. Lalu, kami juga mengunjungi beberapa kota kecil dan akhirnya sampai di Valeria."
"Perjalanan itu pasti sangat menarik dan menyenangkan!" seruku.
"Memang! Kami sangat bersenang-senang! Kami melihat banyak hal. Bertemu dengan berbagai jenis peri dan elf, dan mempelajari banyak hal baru. Tapi, Valeria berbeda. Itu adalah cinta pada pandangan pertama dan kami berdua memutuskan untuk tinggal di sini selama beberapa lama. Semua orang sangat ramah dan menyambut kedatanganku. Lalu, aku bertemu dengan Idrail. Aku jatuh cinta padanya saat pertama kali melihatnya. Aku dan Idrail menjadi semakin dekat, dan kami sering menghabiskan waktu bersama."
"Tapi, kupikir ...."
"Bahwa Ariana dan Idrail adalah pasangan? Benar, tapi itu kemudian. Setelah Ariana melihat tongkat kerajaan, tongkat itu mengenali dia sebagai pemiliknya dan semua orang sangat senang karena tongkat itu akhirnya, selama bertahun-tahun, memilih peri yang layak menggunakannya." potong Zaria.
"Lalu, tongkat kerajaan itu mulai memengaruhi nenek ...."
"Benar. Ariana banyak berubah. Tak seorang pun menyadarinya karena mereka tidak terlalu mengenalnya, tapi aku tahu. Ariana berhasil menggoda Idrail dan aku tidak tahan melihatnya. Kamu bisa menebak kelanjutannya dari ingatan di balkon. Itulah pertengkaran pertama kami, perdebatan pertama kami." jelas Zaria.
"Yah, semuanya masuk akal sekarang."
"Kamu tahu apa yang terjadi selanjutnya? Karena marah, aku mengurung rohnya di pohon oak raksasa. Rhedica, aku menceritakan semua ini padamu karena kamu akan mengambil keputusan yang penting. Sekarang, aku tidak punya banyak kekuatan dan aku ingin menggunakannya untuk membantumu, untuk membalas semua hal yang sudah kamu lakukan untukku."
"Aku tidak mengerti."
"Aku bisa mengabulkan satu permintaanmu. Aku bisa menggunakan kekuatanku untuk memberikan hidup yang damai dan bahagia padamu. Kamu harus memilih pendampingmu,"
"Aku ingin tinggal di Valeria dan hidup bahagia bersama Dairon."
"Aku tahu dia terluka parah, Herens dan Ruana berusaha untuk membantunya pulih. Aku bisa menyembuhkan dia. Aku berutang budi padamu," kata Zaria.
"Zaria, terima kasih ... terima kasih banyak!" Rhedica melompat ke pelukan Zaria. Zaria terkejut dengan reaksinya, tapi hanya tersenyum dan memeluk Rhedica.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALERIA [ COMPLETED ]
Adventure[ tamat ] [ follow dulu ] [06/10/21] cerita ini diceritakan kembali dari virtual game (lupa namanya) yang saya beri judul VALERIA. dimana ada seorang wanita dari kehidupan nyata yang tersesat di dimensi lain ( dunia peri ). edit : ± 20/11/2020 upd...