28

11 1 0
                                    

Pukul 8:00 PM. Rhedica dan Livian tetap tinggal di danau selama beberapa saat. Saat mereka kembali ke kota, malam sudah tiba, tapi Rhedica tidak ingin kembali ke kamarnya dan merenung sendirian. Dia memutuskan untuk berjalan-jalan.

"Sepertinya bukan hanya aku yang tidak tenang malam ini." Cataleah berdiri di hadapan Rhedica sambil tersenyum.

"Cataleah! aku senang melihatmu. Kamu sibuk sekali beberapa hari terakhir. Aku tidak ingat kapan terakhir kali melihatmu sendirian,"

"Kamu benar. Aku lelah. Banyak sekali peri yang meminta bantuanku belakangan ini ... rasanya berat sekali. Mereka takut karena tidak tahu cara mengendalikan kekuatan mereka. Kecelakaan kecil hampir menjadi fenomena biasa di seluruh kota. Bagaimana keadaanmu?" tanya Cataleah.

"Aku mengkhawatirkan Dairon."

"Kenapa? Apa yang dia lakukan?"

"Oh, tidak ada. Bukan itu maksudku. Hanya saja ... dia mudah marah belakangan ini," lirihku.

"Aku tahu dia kesulitan menerima fakta bahwa dialah satu-satunya yang tidak punya sayap di tim kalian. Tapi, dia harus sadar kalau dia tidak bisa menumbuhkan sayap semudah itu. Yah, aku berencana untuk mencarimu besok. Aku berhasil menyisihkan waktu dan memeriksa tongkat kerajaan itu,"

"Benarkah? Apa yang kamu temukan?" tanyaku.

"Tongkat kerajaan itu rusak. Salah satu bagiannya hilang, dan itulah kenapa kamu tidak bisa menggunakan kekuatan sesungguhnya dari tongkat itu."

"Ah, sayang sekali ..." sesalku.

"Tongkat itu aktif saat serangan Zaria karena dia merasakan kaitan dengan nenekmu, dan dia merasa keturunan nenekmu dalam bahaya."

"Tongkat kerajaan itu mengenaliku?"

"Benar. Tongkat itu banyak menyerap kekuatan nenekmu, sehingga hanya bisa bereaksi pada energi yang sama. Dan karena kamu adalah cucunya dan memiliki kekuatan yang sama, tongkat itu mengenalimu."

"Itu luar biasa!" ucapku takjub.

"Rhedica, kita harus mencari bagian yang hilang itu secepat mungkin. Aku yakin itu akan menjadi senjata paling kuat dalam pertarungan melawan Zaria. Aku akan berusaha menemukannya secepat mungkin!"

"Terima kasih! Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi tanpamu ..." kataku.

oOo

Di malam yang sama, Zaria pergi ke danau di hutan. Kesal karena bertemu dengan Rhedica dan fakta bahwa dia adalah cucu Ariana, Zaria memutuskan untuk memeriksa semua tempat yang ada dalam pengaruh sihirnya dan tempat dia menyembunyikan benda-benda sihir dan sebagian kekuatannya.

"Um ... tempat ini sudah banyak berubah sejak aku terakhir kali datang ke sini." Dia mendekati danau dan membenamkan tangannya ke air, lalu menariknya dengan marah.

"Apa?! Mereka berhasil menghilangkan racunnya dari air! Aku tidak percaya ini!" Dia memperhatikan sekeliling dengan Teliti. "Bukan para Tetua yang melakukannya. Kalau mereka tahu penawar racun yang tepat, mereka sudah menjernihkannya dari dulu. Ini pasti ulah cucu Ariana!" Zaria pun berjalan menuju hutan. "Aku harus memeriksa apakah benda itu masih ada di sana atau tidak!"

oOo

Setahun kemudian ... berbulan-bulan telah berlalu dengan cepat di kerajaan Valeria. Tidak terasa, sudah lebih dari setahun sejak serangan Zaria. Tapi, malam itu, ada sesuatu yang mengejutkan para penghuni Valeria.

"Seperti yang kalian ketahui, Valeria menggunakan setahun terakhir untuk mengajari penduduknya cara menggunakan dan mengendalikan kekuatan mereka. Para Penjaga Raja berusaha keras untuk meningkatkan ketahanan mereka, dan para Tetua berbaik hati untuk membagikan semua pengetahuan bermanfaat mereka pada kita." ungkap Cataleah.

Rhedica dan Thalia duduk di bangku di depan Cataleah, Herens berdiri disebelah Cataleah, sedangkan Dairon dan Livian memperhatikan Cataleah menyandarkan dinding balkon.

"Ada apa ini? Aku tidak tahu kenapa dia memutuskan untuk mengumpulkan kami semua di sini." Rhedica sangat penasaran. Dan dia kembali bertanya, "Apa yang diinginkan para Tetua dari kami? Mereka ingin mengunci kekuatan kami lagi?"

"Tidak, sepertinya mereka telah menerima situasi baru di Valeria."

"Lalu, apa yang mereka inginkan?"

"Tidak ada. Aku tidak mengumpulkan kalian karena mereka. Yah, sesuai janjiku, aku menghabiskan waktu untuk mencari bagian yang hilang dari tongkat kerajaan itu dan akhirnya berhasil menemukannya."

"Itu luar biasa!" seru Dairon.

"Di mana bagian yang hilang?" tanya Thalia.

"Bagian yang hilang dari tongkat kerajaan itu mungkin masih ada di tempat Zaria dan Ariana berhadapan traktir kali," ucap Cataleah.

"Di Librium!" kata Livian dengan semangat.

"Benar! Dugaanku adalah bagian dari tongkat kerajaan itu hilang saat pertarungan terakhir mereka. Kurasa para peri pencari menemukan tongkatnya, tapi tidak menyadari ada bagian yang hilang." sambung Cataleah.

"Hmm, Cataleah ... kenapa kamu hanya mengumpulkan kami?" tanyaku.

"Kurasa kalian berempat akan menjadi tim yang hebat." Mereka semua saling bertatapan dan tersenyum.

"Oke, jadi apa rencananya?" tanya Dairon.

"Kalian berempat harus bersiap-siap malam ini dan pergi ke Librium besok pagi. Rhedica, Cataleah, dan aku berpikir kalau Livian, Dairon, dan Thalia akan menjadi tim pendukung yang sangat baik!" ucap Herens.

"Kamu mengirimkan seorang peri pencari muda yang luar biasa, seorang anggota Penjaga Raja yang terhormat, dan seorang elf cerdas yang sangat diharapkan oleh para Tetua." lirih Cataleah.

"Tugas kalian adalah tiba di Librium dengan selamat dan memeriksa semua bagian kota, ini akan menjadi perjalanan yang sulit karena kalian harus menggunakan semua kemampuan terbaik kalian!" tambah Herens.

"Jangan khawatir. Kamu bisa mengandalkan kami." sahut Livian.

"Kami akan menemukan bagian yang hilang dari tongkat itu!" timpalku.

VALERIA [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang