40

9 0 0
                                    

Sudah tiba hari sejak Rhedica berusaha meninggalkan Valeria. Setelah mengobrol dengan salah satu penjaga dan teman-temannya, Rhedica memutuskan untuk tinggal di Valeria selama tiga hari lagi untuk mengurus kota dan merawat para
peri dan elf yang terluka.

"Livian, kita punya perjanjian!" kataku.

"Memang benar, kami setuju kalau kamu harus tinggal tiga hari untuk memikirkan semuanya. Tapi, aku tidak tahu kenapa kamu berpikir kalau aku akan membiarkanmu pergi setelah itu!" balas Livian.

"Ha-ha-ha, aku tidak percaya ini! Livian, kamu benar-benar cerdas! Aku serius kali ini, tidak bercanda. Tetaplah di sini dan bantu kami mengurus Valeria." tambah Dairon.

"Mereka benar-benar membutuhkanmu di sini ..." timpal Ruana.

Thalia takut kalau Rhedica akan merasa tersiksa. Jadi, dia bertindak dengan cepat. Dan berkata, "Kami akan mendukung keputusan yang kamu ambil. Aku tahu kamu sangat membutuhkan perjalanan itu."

"Oh, ayolah Thalia. Jangan mendorongnya untuk pergi!" ketus Livian.

Balkon itu menggema karena suara mereka yang berteriak dan saling menyela. Pada akhirnya, Dairon yang memotong semua argumen mereka. "Oke, tentukan keputusanmu sendiri. Apa kamu akan pergi atau tinggal?"

"Aku akan tinggal, aku ingin membantu dan memperbaiki kesalahanku." jawabku.

"Wah, bagus!" sahut Livian.

"Itu benar!" tambah Dairon.

"Aku senang kita punya pendapat yang sama!" kata Ruana.

"Hore, ini hebat!" sambung Thalia.

Keputusan Rhedica diterima dengan penuh antusiasme. Berkumpul kembali, tim mereka pun siap untuk petualangan dan tantangan yang baru.

oOo

Sebelum kemudian sejak Rhedica memutuskan untuk tetap tinggal di Valeria. Selama sebulan, kota telah selesai dibangun ulang dan semua elf dan peri yang menderita akibat serangan sebelumnya sedang memulihkan diri. Rhedica merasa toko Herens sangat membantu. Meskipun begitu, pohon oak raksasa tetap membusuk. Sayangnya, tak seorang pun bisa mencegahnya.

"Oke, kurasa ini sudah cukup."

"Yah, kamu benar. Jangan khawatir, aku akan memastikan semuanya mendapatkan ramuan yang sesuai."

"Makasih, Thalia." kataku.

Thalia mengambil tasnya yang penuh ramuan dan pergi membagikannya. Dia hampir menabrak Dairon dan Livian di depan pintu. "Hati-hati, Thalia. Aku tidak mau terbunuh oleh ramuan ramuan itu." cerca Dairon.

"Terbunuh? Tapi, ramuan-ramuan ini membantumu menyembuhkan diri lebih cepat dan menghilangkan rasa sakit!" ketus Thalia.

"Aku tidak mau mengambil risiko. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kalau semuanya bercampur ...."

"Aku tergoda untuk mencobanya!" ejek Thalia.

"Oh, hentikan!" geram Livian.

"Kuserahkan dia padamu, Livian." kata Thalia.

Mereka membiarkan Thalia keluar dan menghampiri Rhedica. "Kita menerima berita ..." ucap Livian.

"Apa ada berita dari Cataleah?"

"Benar, dia mengirimkan pesan. Mereka berdua baik-baik saja dan saat ini ada di Narindel. Cataleah ingin menyelidiki sesuatu di perpustakaan Narindel," jelas Livian.

VALERIA [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang