41

5 0 0
                                    

Terengah-engah, Rhedica berlari ke kamarnya dan langsung mulai mengobrak-abrik barang-barangnya. Dairon dan Livian bergegas menyusulnya. "Pasti ada di sini!"

"Rhedica, apa yang kamu cari?" tanya Dairon.

"Perkamen. Isinya teks tentang asal-usul tongkat kerajaan."

"Sepertinya ini pekerjaan yang sempurna untuk Livian. Akan kubiarkan kamu mencarinya, Livian. Kamu mendapatkan kehormatan untuk melakukannya." kata Dairon.

"Haha, kehormatan ... maksudmu, kamu bahkan tidak tahu kalau perkamen itu ada, apalagi tahu seperti apa rupanya."

"Yah, ini memang lebih ke bidangmu."

Livian menatap Dairon dengan tajam, lalu membantu Rhedica mencarinya. Dairon bersenang-senang dengan pedangnya. "Kamu yakin ada di sini?"

"Ya, pasti ada di sini. Aku tidak pernah memindahkannya,"

"Mungkin Cataleah membawanya?"

"Aku tidak ingat pernah memberikannya pada dia. Aku tidak percaya kita menghilangkannya. Pasti ada di suatu tempat." Mereka melanjutkan mencari perkamen itu saat mereka mendengar suara jatuh yang keras. Rhedica dan Livian melompat terkejut, berbalik, dan melihat Dairon.

Dairon berdiri disebelah pot bunga yang pecah, memegang pedangnya. "Ups, sepertinya pedang ini meleset dari tanganku."

"Kalau kamu tidak mau membantu, jangan ganggu kami." ketus Livian.

Rhedica tersenyum dan matanya tertuju pada sesuatu di kejauhan. Dia melihat sebuah perkamen di meja sebelah Dairon. "Itu dia! Makasih, Dairon. Kamu memang membantu kami ternyata."

"Ya, tentu saja ... itu memang tujuanku." kata Dairon.

"Haha, benar. Benar-benar kebetulan ... bukankah kamu harus ikut latihan Penjaga Raja hari ini?" tanya Livian.

"Aku tidak tahu. Bagaimana kalau kamu pergi membaca buku di perpustakaan? Buku-bukunya mungkin akan hilang!" balas Dairon.

"Dairon, kamu ini ...."

"Berhenti berkelahi! Aku baru saja menyadari sesuatu. Lihat ini ..." Rhedica berdiri di dekat meja, menyalakan lilin, dan mendekatkan perkamen itu ke api. Beberapa detik kemudian, huruf-huruf aneh mulai muncul di bagian belakang perkamen.

"Apa?!" sontak Livian.

"Inilah kuncinya." kataku.

"Kunci ke apa?" tanya Dairon.

"Kurasa ini membuka kekuatan tongkat kerajaan itu."

"Maksudmu, kita bisa menggunakannya kalau kita mengerti simbol-simbol ini?" tanya Dairon lagi.

"Benar."

"Tunggu di sini, aku akan mencari seseorang ...."

Rhedica dan Livian tinggal sendirian di kamar. Lalu, beberapa detik setelah Rhedica menjauhkan perkamen itu dari api, simbol-simbol itu menghilang. "Api bisa mengungkapkan kebenaran dari banyak hal. Inilah yang dia maksud. Cepat, kita harus memberi tahu Ruana dan Cataleah tentang ini."

oOo

Setelah beberapa hari, di istana utama di sebelah air terjun, Ruana bergegas menemui Herens dan Cataleah. "Kita mendapat berita! Rhedica menemukan sesuatu."

"Apa?" tanya Cataleah.

"Aku tidak terlalu mengerti, tulisannya tidak terlalu bagus ...."

"Biar kulihat." Cataleah membaca isi pesan sambil memahaminya. "Seperti dugaanku ... tulisan tangan Dairon. Umm, Rhedica berkata kalau mereka menemukan simbol-simbol aneh di perkamen, tentang asal-usul tongkat kerajaan. Katanya, simbol-simbol itu hanya bisa terungkap dengan api ... saat Dairon menulis, Rhedica menggambar simbol-simbol itu dengan hati-hati, lihat!"

VALERIA [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang