23

13 1 0
                                    

"Tidak, tidak, jangan lagi!" Tiba-tiba, tangan Herens berubah bentuk. Tangannya berubah menjadi tanaman liana yang ramping dan kecil. Dan terulur ke arah Rhedica. Tanaman itu berhasil menggapainya, mendorongnya ke sana dan menariknya kembali pada Herens. Hanya beberapa saat sebelum bola api raksasa jatuh di dekat Rhedica, tanaman Liana itu pun menghilang dan tangan Herens kembali ke bentuk aslinya.

"Apa semua baik-baik saja?" tanya Dairon.

"Aku baik-baik saja. Tapi tadi itu apa?"

"Bola api Zaria." sahut Livian.

"Apa dia bisa melihat kita?" tanya Dairon.

"Tidak. Kurasa dia tidak menarget kita,"

"Herens, apa yang kamu lakukan tadi?" tanya Thalia.

"Aku tidak tahu."

"Aku tahu. Sepertinya, Cataleah mengembalikan kekuatan kita." sahut Livian, dan semuanya menatap Cataleah. Dia masih berbaring di lengan Livian. Mereka merasa bersalah karena berpikir bahwa dia mungkin melakukan sesuatu yang buruk tadi. Sepertinya, Cataleah memberi mereka senjata untuk menghancurkan Zaria.

Mimpi buruk dari semua peri dan elf di Valeria baru saja menjadi kenyataan. Zaria meluncurkan serangan di Valeria lagi. Kota itu hancur, dan jalanan di penuhi dengan orang-orang yang terluka dan mati. Dunia mereka hancur begitu saja.

"Jadi, seperti itukah kekuatan elf?" tanya Thalia.

"Yah, setidaknya sebagian dari kekuatan mereka." Mereka semua terkejut saat tangan Herens berubah menjadi tanaman liana dan menyelamatkan Rhedica.

Rhedica punya ratusan pertanyaan di kepalanya. "Livian, katamu itu hanya sebagian dari kekuatan Herens. Apa artinya kekuatan Herens jauh lebih besar? Apa dia punya kemampuan khusus?"

"Aku tidak yakin sepenuhnya, tapi merasa kalau itu bukan satu-satunya hal yang bisa dilakukan Herens saat ini."

Rhedica tidak puas dengan jawaban itu. "Kalau kekuatan Herens kembali, kekuatan kita juga pasti kembali. Bagaimana cara kita mengaksesnya?"

"Aku tidak tahu. Tidak ada penjelasan apa pun tentang cara menggunakan kekuatan sihir di buku itu."

"Apa pun itu, kita tidak bisa tetap berada di sini. Kita harus pergi!" lirih Thalia.

"Ayo cepat. Kita harus pergi ke sisi timur kota. Kita akan aman disana," usul Dairon.

"Tidak. Pertama, kita harus kembali ke tokoku. Aku harus mengambil beberapa ramuan dan balsem. Banyak orang mungkin terluka. Kita harus melakukan yang kita bisa untuk membantu mereka," ucap Herens.

"Kamu benar. Bisakah kamu mengangkat Cataleah?"

"Tentu Saja. Bantu aku mengangkatnya." Mereka perlahan-lahan mengangkat Cataleah dan meletakkannya di lengan Herens yang besar tapi lembut. Dia masih belum sadar, tapi kondisinya sudah stabil. Wajahnya terlihat tidak pucat lagi.

"Kita harus cepat! Bola-bola api lainnya menuju ke sini!" teriak Thalia.

"Bola api datang!" teriakku.

"Cepat masuk ke sini!" Mereka merasakan getaran lainnya. Herens dan Thalia bergegas lari ke depan, tapi saat itu juga, tanah di depan mereka terbelah, sehingga menyebabkan retakan besar dan memisahkan mereka dari anggota lainnya.

VALERIA [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang