45

6 0 0
                                    

Pukul 11:00 AM. Keesokan harinya Herens dan Cataleah adalah anggota tim pertama. Tugas mereka adalah mengakses ingatan Idrail. Meskipun tugas mereka paling sulit, tapi tugas itu sangat cocok untuk mereka karena Cataleah dan Herens tidak bisa terbang. Anggota tim lainnya harus terbang ke tempat tujuan mereka.

"Baiklah, sudah. Aku sudah menggambar semuanya seperti yang tertulis di perkamen. lalu sekarang apa?" tanya Herens.

"Aku akan menggunakan sihirku dan mencoba mengakses ingatan Raja Idrail."

"Tapi, Cataleah, apakah ini aman? Dia sudah menjadi bagian dari pohon itu cukup lama. Pikirannya tidak lagi biasa," lirih Herens.

"Aku tahu, tapi aku harus mencoba. Kalau Rhedica benar, kita harus mencari tahu masa lalunya sebanyak mungkin." Cataleah mendekati lingkaran yang digambar dan berkonsentrasi. Lingkaran itu hampir menghisap semua sihir di telapak tangannya, lalu mulai bercahaya dan terangkat ke udara. Simbol-simbol yang digambar Herens juga mulai bercahaya dan berdenyut.

"Sekarang apa?" tanya Herens.

"Tetaplah di sini. Aku akan mendekat." Saat Cataleah mendekati garis batas lingkaran, beberapa wajah yang dikenalnya di suatu tempat memenuhi pikirannya. Dia bisa melihat Idrail, Ariana, dan Zaria. Mereka ada di balkon istana. Mereka berdebat. Lalu, semuanya menjadi kabur dan menghilang seperti kabut. "Rhedica benar!" Cataleah berseru saat melihat Herens lagi.

"Berhasil? Kamu mengetahui sesuatu?"

"Benar, tapi aku tidak yakin apa artinya."

"Mungkin semuanya akan jelas saat kita mengaitkan ingatan ini dengan ingatan lainnya," ujar Herens.

"Kalau begitu, aku benar-benar berharap Thalia, Rhedica, Dairon, dan Livian segera kembali dengan berita bagus. Kita membutuhkan potongan-potongan teka-teki itu,"

oOo

Di hari yang sama, tim Rhedica terdiri dari dia dan Dairon. Mereka setuju untuk memeriksa danau di hutan. Danau yang di racun oleh Zaria beberapa tahun yang lalu dan tempat Zaria bertemu dengan Marisa.

"Yah, kita sudah sampai. Perjalanan terasa cepat sekali dengan terbang!" kata Dairon.

"Kamu benar, tapi aku merasa sangat lelah sekarang."

"Ayo kita beristirahat sebentar sebelum menyelidiki danau," usul Dairon.

"Tentu saja, tidak masalah." Rhedica duduk di rumput yang hangat. Danau itu sangat senang dan damai. Dia ingat apa yang terjadi terakhir kali saat dia duduk di sana. Dia bersama Ruana. Dia berhasil membuka kekuatannya di tempat itu.

"Kamu diam saja, ada apa?" tanya Dairon.

"Tidak ada apa-apa ... aku hanya memikirkan sesuatu. Hanya beberapa ingatan di masa lalu yang terbesit di benakku. Saat aku ada di sini bersama Thalia, keributan besar karena danau yang di racun, hingga terakhir kali aku pergi ke sini bersama Ruana saat aku membuka kekuatanku."

"Kamu selalu berhasil mendatangkan kebahagiaan di Valeria, aku yakin kamu juga akan berhasil kali ini." Dairon tersenyum dengan hangat dan duduk di sebelah Rhedica. Mereka berciuman lama dan penuh gairah. Mereka hanya berbaring di sana selama beberapa saat, menyaksikan awan-awan yang bergerak di langit di atas kepala mereka. "Ayo, kita harus mencari ingatan itu."

Rhedica dan Dairon berdiri dan menggambar lingkaran dan beberapa simbol rumit di tanah yang menjadi bagian dari ritual. Mereka mengaktifkan lingkaran dan simbol-simbol itu dengan sihir dan menunggu apa yang terjadi. "Tidak ada yang terjadi?"

"Tunggu, ayo kita periksa simbol-simbolnya lagi. Mungkin kita membuat kesalahan," ujar Dairon.

Mereka kembali berkonsentrasi pada Ariana dan Zaria, tapi tidak ada yang terjadi. "Kurasa aku melakukan kesalahan ...."

"Semoga saja yang lain lebih beruntung dari kita." ucap Dairon.

oOo

Thalia dan Livian harus menjelajah reruntuhan di Librium. Karena mereka bisa terbang dengan cepat, mereka mendapat lokasi terjauh untuk diselidiki.

"Ugh, tempat ini membuatku merinding!" Thalia masih mengingat Librium dengan jelas saat mereka diserang, saat terakhir kali mereka pergi ke sana untuk mencari tongkat kerajaan.

"Jangan khawatir. Aku ada di sini."

"Sejujurnya, aku tidak berani datang ke sini sendirian setelah apa yang terjadi terakhir kali. Aku takut!"

"Aku tahu ... aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. Kita adalah tim!" Livian mencium Tahlia dengan lembut di dahi dan Thalia pun membalasnya dengan senyuman. "Baiklah, bagaimana menurutmu? Di mana kita harus menggambar lingkaran ini?"

"Kurasa tidak masalah, kalau memang ada sesuatu di sini, dan kalau Rhedica benar, kita pasti akan menemukannya." kata Thalia.

"Kamu yakin? Kita tidak tahu apa yang akan terjadi."

"Jangan khawatir, aku bisa melakukannya!" Thalia mengaktifkan lingkaran itu dengan sihirnya. Lingkaran itu hampir menghisap semua sihir di telapak tangannya, lalu mulai bercahaya dan terangkat ke udara.

"Berhasil, Rhedica benar!" seru Livian.

"Tapi, tidak ada yang terjadi. Mungkin aku harus melewati garis itu dan masuk ke dalam lingkaran itu." Segera setelah Thalia melewati batas lingkungan itu, seberapa wajah yang dikenalnya memenuhi pikirannya. Dia melihat Librium sebelum hancur. Thalia melihat Ariana dan Zaria sedang bertarung. Thalia berpikir Zaria akan menyerang Ariana, tapi ....

"Thalia!" teriak Livian.

"Aku baik-baik saja. Ayo kembali!"

oOo

Rhedica dan Dairon sampai di kota keesokan harinya. Rhedica bergegas menemui Cataleah. Untungnya, dia menemukan Cataleah di balkon belakang aula.

"Kamu sudah kembali! Daaan? Bagaimana?" tanya Cataleah.

"Aku dan Dairon tidak menemukan apa pun."

"Benarkah? Padahal aku yakin kamu akan berhasil." lirih Cataleah.

"Kami sudah mencoba banyak hal, tapi ritual itu tidak berhasil. Sepertinya, aku melakukan kesalahan."

"Tidak. Aku dan Herens menemukan sesuatu!"

"Kalian menemukan sebuah ingatan?"

"Benar, dan seperti katamu, ritual itu berhasil menemukan ingatan. Mungkin ingatan yang paling kuat tentang Zaria," jelas Cataleah.

"Ceritakan padaku apa yang kamu lihat?"

"Aku melihat ingatan Idrail. Mereka ada di sini, di balkon. Dan mereka berdebat. Aku tidak tahu kenapa dan tentang apa, mereka semua terlihat sangat marah. Ariana sangat marah, aku sendiri tidak bisa percaya dia semarah itu."

"Itu tidak memberikan banyak informasi ..." keluhku.

"Memang, untuk saat ini. Tapi, kalau kamu benar, Thalia akan menemukan ingatan yang paling penting untuk kita."

VALERIA [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang