08

45 14 1
                                    

09:00 AM. Rhedica merasa baru saja tertidur saat dia mendengar suara Thalia di pagi hari sama seperti hari sebelumnya, Thalia datang untuk membangunkannya, mengajaknya sarapan, lalu mengikuti latihan bersama Cataleah.

"Rhedica, bangun. Sudah pagi!"

"Pagi, Thalia."

"Hei, apa yang terjadi padamu? Kamu terlihat tidak tidur sedikit pun,"

"Aku tidur sebentar, tapi tidak cukup."

"Apa ada yang mengganggumu?"

"Semuanya baik-baik saja. Aku hanya belajar dan lupa waktu,"

"Oh, dasar kutu buku. Kamu tidak perlu memaksakan diri seperti itu. Aku yakin kamu akan mempelajari semua hal dengan cepat. Sekarang, ayo, waktunya bangun. Aku akan menunggu di tempat yang sama seperti kemarin,"

"Baiklah. Aku akan siap-siap." Saat sendirian, Rhedica memikirkan kejadian semalam dan tidak yakin kenapa dia menyembunyikannya dari Thalia. Mereka adalah teman baik dan seharusnya dia menceritakan semuanya. Tapi, tatap saja. Rhedica merasa kalau dia akan melukai perasaan Thalia, dia tidak ingin hal itu terjadi.

9:30 AM. Rhedica bergegas turun dan tidak lama kemudian, mereka pergi ke kota. "Kita akan sarapan dulu, kan?" tanyaku.

"Tentu saja."

Aku sangat senang karena semua ini perlahan-lahan menjadi rutinitas harian kami, benar-benar cara yang menyenangkan untuk memulai hari yang baru. Mereka membeli kue di tempat yang sama seperti kemarin. Mereka menyantapnya sambil berjalan. "Oh, aku punya berita untukmu!" Ucap Thalia.

"Benarkah? Aku tidak sabar mendengarnya!"

"Aku menemukan pekerjaan untukmu!"

"Oh, luar biasa! Aku tidak percaya kamu menemukannya dengan cepat,"

"Sebenarnya cukup mudah. Semua orang ingin mempekerjakan peri baru kita. Karena kita punya dua hari untuk beristirahat, kamu akan punya banyak waktu untuk menyiapkan diri. Maksudku, secara mental karena mereka akan menunjukkan semuanya langsung di tempat."

"Tapi, apa tugasku?"

"Kamu ingin tahu atau ingin itu menjadi kejutan?"

"Aku tidak bisa menunggu selama itu. Katakan saja padaku sekarang. Lagi pula, aku sudah mendapatkan cukup banyak kejutan."

"Baiklah aku tidak akan memberitahumu semuanya ... intinya adalah kamu akan membantu seorang Elf. Kamu akan mengetahui saat waktunya tiba ... kamu pasti akan menyukai dia. Aku sendiri sangat menyukai dia. Dia benar-benar manis,"

"Thalia, makasih banyak! Kamu memang teman terbaikku!"

"Sama-sama."

"Jadi, bagaimana latihan kemarin?"

"Oh, latihannya berat ... setiap kelas yang baru menjadi semakin sulit, rumit. Dan setiap kali aku merasa sudah menguasai semuanya, muncul sesuatu yang baru. Tapi, aku suka materi yang kami pelajari. Jadi, tidak terlalu sulit. Aku ingin menjadi peri pencari yang hebat!"

"Kamu beruntung. Setidaknya, kamu tahu apa yang kamu inginkan ...."

"Sebenarnya, aku tidak menginginkan ini awalnya. Lama-kelamaan, semuanya menjadi jelas. Itulah yang akan kamu alami juga. Kamu akan mengetahui apa yang kamu inginkan,"

"Aku benar-benar berharap begitu. Haruskah kita pergi sekarang? Apa sudah waktunya?"

"Benar, kita sebaiknya bergegas untuk mengikuti kelas."

Pukul 10:00 AM.b saat mereka sampai di balkon, Cataleah dan Dairon sudah ada di sana. "Halo, Dairon!" Sapaku.

"Hai, Rhedica!"

VALERIA [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang