Sebulan kemudian, setelah percakapan malam itu, seperti yang dia janjikan. Zaria langsung pergi menemui Dairon dan menyembuhkannya. Rhedica sangat senang saat melihat Dairon di alun-alun keesokan harinya. Mereka berdua tak terpisahkan lagi. Pagi itu, Dairon mengajaknya untuk piknik di pinggir danau.
"Oke, kita sudah sampai. Kamu tetap di sini, dan aku akan mengurus semuanya."
"Apa maksudnya?" tanyaku.
"Kamu akan lihat nanti." Dairon mengeluarkan selimut dari keranjangnya, diikuti dengan banyak mangkuk berisi berbagai makanan.
Rhedica menggunakan momen ini untuk bertanya, "Umm ... kamu dan Thalia? Apa ada sesuatu?"
"Tidak. Aku sudah mengenal Thalia seumur hidupku dan memang, ada saat di mana sepertinya ada sesuatu di antara kami, tapi itu masa lalu. Dia jatuh cinta dengan Livian. Rhedica, kamulah cintaku."
"Maaf, aku menanyakan itu."
"Dan aku senang karena kamu bertanya, tidak ada rahasia lagi." Dairon berdiri dan menunjuk ke depan. "Ta - da!"
"Ha-ha-ha, piknik sungguhan!"
"Benar, dan aku menyiapkan semuanya sendiri. Semoga aku tidak meracunimu!" ejek Dairon.
"Oh, tapi aku percaya dengan keahlian memasakmu." Mereka duduk dengan nyaman di atas selimut. Rhedica mengambil salah satu mangkok dan mencoba makanannya. "Mmm, aku bercanda tadi, tapi memang, kamu adalah koki yang hebat!"
"Kamu serius? Yah, Herens mengajariku beberapa trik."
"Ini enak. Aku serius!"
"Kalau begitu, kamu tidak perlu takut kelaparan saat bersamaku!" kata Dairon.
"Kalau masakanmu yang lain seenak ini, aku tidak ragu lagi."
"Apa itu artinya kamu mau menghabiskan sisa hidupmu untuk menikmati masakanku?" tanya Dairon.
Rhedica meletakkan mangkuk dan alat makannya, lalu menatap Dairon. "Apa?"
Dairon mendekat, duduk di hadapan Rhedica, membusungkan dada, dan berdeham. "Yang ingin kukatakan atau tepatnya kutanyakan adalah, maukah kamu menikah denganku?"
Pernyataan itu sudah lama di nanti Rhedica, tapi dia tetap kaget mendengarnya. Rhedica langsung melompat ke pelukan Dairon dan berkata, "Mau! Tentu saja mau!"
oOo
Setahun kemudian, Rhedica dan Dairon tidak mau buru-buru menikah. Mereka membiarkan masing-masing waktu untuk hidup terpisah selama beberapa lama. Setahun sudah berlalu sejak jawaban 'aku mau' yang luar biasa. Sekarang, mereka semua berkumpul di pinggir danau. Cataleah memimpin upacaranya, lalu mereka menikmati perayaan.
"Rhedica, ini luar biasa!" seru Thalia.
"Benar, aku senang sekali Dairon mengusulkan kami menikah di sini, jauh dari kota dan dikelilingi teman-teman terdekat kami." kataku.
"Oh, ayolah. Ini bukan apa-apa. Aku seharusnya lebih berusaha," sahut Dairon.
"Apa aku mendengar kerendahan hati? Hmm, ini berita baru." Mereka semua tertawa terbahak-bahak.
"Selamat! Semoga kalian berdua bahagia selamanya. Kalian layak mendapatkannya!" ucap Ruana.
"Makasih, Ruana." balasku.
"Jadi, apa rencana kalian sekarang?" tanya Cataleah.
"Aku dan Dairon berencana untuk tinggal di luar Valeria untuk beberapa lama."
"Apa?!" sontak Herens.
"Tapi, Rhedica, kamu adalah ratu Valeria. Bagaimana mungkin kamu ...."
"Jangan khawatir, Livian. Aku sudah mengurus semuanya. Cataleah akan memerintah dan mewakiliku,"
"Rhedica, tidak, aku tidak bisa." keluh Cataleah.
"Tentu saja kamu bisa. Kamu sudah memerintah Valeria sebelumnya. Kamu dan Ruana mengajarkan semua yang aku tahu ...."
"Tapi ...."
"Aku mau menikmati hidup. Aku terlalu muda untuk melakukan tugas yang serius seperti itu," kataku.
"Baiklah. Kamu bisa kembali dan mengambil alih kekuasaanmu kapan pun."
"Aku tahu." Tidak lama kemudian, para musisi mulai bermain dan semuanya berdansa. Rhedica melihat Livian dan Thalia berputar-putar dan tertawa, Herens dan Cataleah berjalan berdampingan di pinggir danau, lalu Rhedica menyadari Dairon tidak melepaskan pandangan darinya sama sekali. "Apa?"
"Tidak ada apa-apa. Aku cuma menikmati pemandangan. Kapan kita akan pergi? Kabin itu menanti kita. Aku pergi ke sana beberapa hari yang lalu dan memastikan semuanya siap."
"Kalau begitu, kita bisa langsung pergi."
Mereka pun bergandengan tangan dan pergi bersama. Rhedica dan Dairon menghabiskan bertahun-tahun tinggal di kabin - di hutan itu. Mereka hanya kembali saat yang lain memaksa mereka kembali ke Valeria dan mengambil alih kekuasaan mereka. Tapi, bahkan setelah itu, mereka tetap menemukan waktu untuk kembali ke surga kecil mereka dan menikmati keindahannya.
-TAMAT-
KAMU SEDANG MEMBACA
VALERIA [ COMPLETED ]
Adventure[ tamat ] [ follow dulu ] [06/10/21] cerita ini diceritakan kembali dari virtual game (lupa namanya) yang saya beri judul VALERIA. dimana ada seorang wanita dari kehidupan nyata yang tersesat di dimensi lain ( dunia peri ). edit : ± 20/11/2020 upd...