37

7 0 0
                                    

Segera setelah Thalia melihat Cataleah dan Herens keluar dari aula, dia mengejar mereka. Thalia berhasil menyusul mereka di tangga. "Berhenti!"

"Thalia!" lirih Cataleah.

Thalia melompat ke pelukan Cataleah. Rambut Cataleah basah karena air matanya. "Kamu tidak boleh pergi!"

"Thalia tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja." Cataleah menempelkan telapak tangannya di wajah Thalia dan mengusap air matanya. "Kamu akan baik-baik saja. Dan Valeria akan baik-baik saja."

"Tidak! Aku tidak mau kehilanganmu!"

"Tidak akan. Aku akan selalu ada untukmu," lirih Cataleah.

"Jangan khawatir. Kami akan kembali suatu saat. Setelah semuanya tentang ..." sela Herens.

"Kamu juga akan pergi?" tanya Thalia.

"Benar. Aku tidak akan bisa meninggalkan Cataleah sendirian. Tokoku selalu siap kapan pun kamu membutuhkannya."

"Tapi, ke mana kalian akan pergi?"

"Kami belum menentukan." senggah Cataleah.

Saat itulah Livian dan Dairon menyusul mereka. "Tunggu! Kamu tidak serius berpikir untuk pergi, kan?" tanya Dairon.

"Tolong tetaplah di sini. Rhedica akan berubah pikiran besok," kata Livian.

"Tidak, semuanya baik-baik saja. Aku tidak keberatan dengan keputusannya. Sudah waktunya aku menyerahkan Valeria ke tangan hukum," jelas Cataleah.

"Tapi, dia belum siap memerintah!"

Cataleah tersenyum dan menepuk bahu mereka. "Itulah kenapa kalian berdua ada di sini. Kalian adalah pelindungnya, lakukan kewajiban kalian dan lindungi dia selamanya. Apa pun yang terjadi."

"Dan bagaimana denganmu?" tanya Dairon.

"Aku akan baik-baik saja. Anggaplah ini sebagai liburan panjang yang sudah dinantikan." Cataleah mengucapkan selamat tinggal pada mereka dan mendekati Thalia, lalu memeluknya dengan erat. Dairon dan Livian berdiri di sebelah Thalia, menunjukkan dukungan mereka dan menyaksikan peri cahaya terakhir meninggalkan Valeria demi kebaikan.

oOo

Keesokan harinya, Rhedica terbangun di pagi yang tenang dan damai. Dia mengenakan gaun barunya, menata rambutnya yang tebal, dan mahkota di kepalanya. Hari pertama pemerintahannya dimulai, dia gugup tapi tegas. Dia pun turun ke aula takhta di mana Ruana sudah menunggu.

"Wow, cantiknya!" puji Ruana.

"Makasih."

"Bagaimana tidurmu?" tanya Ruana.

"Tidak tenang."

"Aku mengerti. Kemarin bukanlah hari yang mudah. Tapi, jangan khawatir. Itu tidak seburuk kelihatannya. Jadi ... masalah apa yang ingin kamu tangani lebih dulu?"

"Hmm ... aku ingin mulai meningkatkan perlindungan kota. Kita harus mempersiapkan semuanya."

"Aku setuju. Kita sudah lama tidak mendengar apa pun tentang Zaria. Sepertinya, itu bukan sesuatu yang baik."

VALERIA [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang