•Rosé POV
Aku sangat terkejut melihat bagaimana sirup merah itu menetes dari wajahnya hingga turun ke lehernya.Aku mengalihkan pandangan ku saat mendengar teriakan dari meja makan apung keluarga Jeon. Di atas sana aku melihat Jennie turun dengan terburu-buru mengikuti Irene yang sudah ada di bawah.
Taehyung dan V juga sudah sampai di depan ruang makan, dan mereka sama terkejutnya.
"Astaga, Jim." Jennie sampai di depanku dengan napas yang tidak beraturan.
"Tuh kan, sudah kubilang jangan pergi ke sini." bisik Taehyung di sampingku.
"Apa kamu baik-baik saja?"
Aku mendongakkan kepala saat mendengar suara Jimin. Mata kami bertemu dan itu membuat ku sangat gugup. Aku mengalihkan mataku dan mengangguk pelan.
"Jungkook!!" Jennie berteriak dengan lantang.
Dari tempat duduk mereka di atas, Jungkook muncul secara tiba-tiba dan duduk memunggunginya kami.
"Oh? Kena juga kau." kata Jungkook dengan nada santainya.
"Hei! Kau berbicara dengan memunggunginya kami? Anak ini benar-benar!" teriak Jennie lagi, mukanya sudah memerah karena kesal.
"Aduh, kita harus tutup telinga." Taehyung yang sudah menutup telinganya dengan kedua tangannya.
Aku mengalihkan mataku kembali ke Jimin yang menyeka sirup merah itu dengan tangannya.
Aku yang melihat itu dengan cepat mengambil sapu tangan dari saku ku dan mendekatinya.
"Aku akan membantumu." aku tersenyum lalu membantunya mengusap wajahnya.
"Bukan salahku kalau yang kena adalah Jimin, malah dia tahu rencana kita." ucap Jungkook dengan kesantaiannya lalu menyenderkan punggungnya di kursi.
"Kita? Bukannya hanya kau." sekarang V yang buka suara.
"Kenapa kamu ingin menyakiti Rosé?! Astaga, aku tidak habis pikir dengan mu." Irene dengan tegas melipat kedua tangannya.
"Karena dia yang memulainya duluan! Dan dia harus menyadari siapa yang dia hadapi!" Jungkook membalikan kursinya lalu menatapku dengan tajam dari atas sana.
Aku yang ditatap begitu langsung mengalihkan mataku, yang ternyata malah bertemu dengan mata hijau laut milik Jimin. Aku menatap mata itu lama.
"Matamu sangat indah." gumam ku tanpa sadar dan melangkah semakin dekat dengan tubuh Jimin.
"Hahaha, jangan menatap ku seperti itu. Kamu bisa terkena sihirnya." Jimin menutup mataku lalu sedikit mendorongnya ke belakang.
Aku melepas tangannya lalu tersenyum, "Ngomong-ngomong terima kasih."
"Ya sama-sama."
Aku mengangguk lalu mengalihkan mataku ke arah Jungkook yang masih betah duduk di bangkunya.
Dia sedang berdebat dengan jennie dan Irene.
Tiba-tiba kami semua merasakan gempa bumi. Aku dengan sigap berpegangan pada dinding, tapi itu ternyata bukan dinding yang ku pegang, itu dada Jimin!
Mata ku melebar dan langsung menarik tanganku. Tapi itu membuatku tidak seimbang karena goncangan gempa bumi yang semakin kencang.
Aku akan terjatuh jika saja Jimin tidak menarik pinggangku. Aku membuka mata dan melihat mata hijau laut itu lagi.
"Jangan banyak bergerak, kamu bisa pusing nanti. Dan jangan menatap mataku"
"Jungkook cukup!!" teriak Irene dengan napas yang tersenggal-senggal. Dia terlihat sangat marah dengan adiknya.
Seketika gempa itu berhenti.
Aku dengan sigap berdiri dari rengkuhan Jimin dan membenarkan seragamku.
"Apa kamu baik-baik saja?"
"Ya, terima kasih lagi."
Jimin mengangguk dan melihat ke arah lain.
Aku mengikuti arah pandangnya, dan melihat Jungkook yang ingin turun dengan bantuan tanaman sebagai pijakan kakinya.
"Sebenarnya apa yang kau sukai dari gempa bumi?! Bagaimana jika sekolah ini runtuh dan semuanya terlindas?" seru Irene dan memerintahkan tanaman yang membantu Jungkook itu untuk pergi.
Jungkook yang belum sampai kebawah pun jatuh dari atas.
Mataku melebar saat tau Jungkook akan terjatuh di area alat makan, dan tentunya ada pisau juga di meja itu.
Semua yang menyadari itu juga sama terkejutnya, bahkan banyak yang berteriak dan mencoba berlari membantu.
Aku yang tidak ingin melihatnya langsung menutup mata dengan rapat.
Ttapi tidak lama aku menyadari, kenapa sangat sunyi disini? Tidak ada yang berteriak sama sekali.
Aku perlahan membuka mata dengan ragu.
Mereka semua berhenti, berhenti dan tidak bergerak.
Aku melihat sekeliling, apa yang terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
School Of Vampire ✔
FanfictionRoséanne Park, dia tidak tahu bahwa dirinya adalah manusia setengah vampire. Rosé adalah vampire muda yang tidak bisa mengendalikan kekuatannya. Dia diberi kesempatan untuk bertemu dengan 8 siswa tidak biasa di bloody dawn High School. And welcome t...