•Rosé POV
Aku dan Joyi sekarang sudah berada tepat di depan patung yang berdiri di tengah kota.Disini sangat sepi, tidak ada orang yang berjalan kaki maupun kendaraan yang berlalu lalang.
Bagaimana bisa? Kemana semua orang berada?
"Apa kamu melihat patung itu, Chaeyoung?" Joyi menunjuk patung di depan dengan dagunya.
"Itu patung papa mu. Aku tidak tahu mengapa mereka membuat patung monster ini di tengah kota."
"Ya.." gumam ku masih diikuti isak tangis yang belum berhenti.
Bahkan air mataku semakin mengalir melihat wajah patung itu yang ternyata adalah patung papa ku sendiri.
Aku tidak tahu bagaimana wajah kedua orang tuaku. Tapi melihat wajahnya seperti familiar dan pernah kutemui sebelumnya.
"Berhentilah menangis, bodoh! Kau membuat telinga ku sakit." Joyi mendorong ku hingga terduduk di atas aspal.
"Ah, baru saja aku bermain dengan vampir yang lemah dan tidak berguna. Lalu... bagaimana kalau aku mencoba bermain dengan monster?" dia melemparkan pedangnya tepat di depanku.
Sedangkan aku hanya menatap pedang itu tanpa berniat menyentuhnya.
"Ayolah, papa mu adalah gevaator yang kuat dan pemberani. Aku hanya ingin mengetes kekuatan anaknya juga, apa itu sama?"
"Berdiri, dan ambil pedang itu."
Joyi mengarahkan pedangnya ke depan wajahku, jadi aku terpaksa mengambil pedang yang dia berikan lalu berdiri walaupun hampir terjatuh.
"Aku tidak ingin bertarung, tolong hentikan ini." aku menggelengkan kepala keras.
Tanpa memedulikan ucapan ku, dia segera menyerang ku dengan tiba-tibanya. Untung saja aku memiliki reflek yang cukup bagus dan bisa membaca gerak-geriknya.
Pedang kami berdua menyilang dan menimbulkan decitan yang membuatku meringis.
"Aku tidak akan berhenti sampai aku berhasil membunuhmu."
Joyi mendorong pedang kami yang menyilang ini ke samping dan mengarahkan pedangnya lagi ke kepalaku, aku segera menunduk dan menendang perutnya sekuat tenaga.
Dia mundur beberapa langkah seraya memegangi perutnya.
"Joyi, kau tidak akan mendapatkan apa-apa jika kau membunuhku. Yang aku inginkan hanyalah hidup dengan tenang dan damai."
"Kau bisa melakukan hal itu di neraka!"
Dia terbang dan mendekat ke arahku dengan pedang di depannya. Aku yang melihat itu bingung dan sangat panik.
Apa aku akan menyerah?
Aku memutuskan berlari seraya berpikir bagaimana bisa menyelamatkan diri dan melawan Joyi yang semakin menggila.
Mengeratkan genggamanku pada pedang yang ku pegang dan memejamkan mata.
Berbalik menghadapnya lalu segera melempar pedang ku yang ternyata tepat pada sasaran dan sesuai dengan rencana dadakan yang ku buat.
Pedang itu mengenai pergelangan tangan Joyi sehingga dia melepaskan pedangnya. Dia terduduk di aspal sambil memegangi pergelangan tangannya.
Aku berlari dan mengambil kedua pedang itu dan mengarahkannya ke samping leher Joyi. Sekarang keadaan sudah terbalik.
"Ini adalah bentuk pertahanan diriku, aku tidak ingin menyakiti siapapun." kataku dengan nafas yang sedikit terputus-putus karena berlari.
Dia mendongak dan tersenyum, "Aku akan berhenti."

KAMU SEDANG MEMBACA
School Of Vampire ✔
FanfictionRoséanne Park, dia tidak tahu bahwa dirinya adalah manusia setengah vampire. Rosé adalah vampire muda yang tidak bisa mengendalikan kekuatannya. Dia diberi kesempatan untuk bertemu dengan 8 siswa tidak biasa di bloody dawn High School. And welcome t...