[40]

2.4K 365 7
                                    

Jungkook POV

"Ayo kita mulai permainan yang sebenarnya." Ucap joyi lalu dia menggengam tangan rosé sebelum menghilang dari hadapan ku.

Sial!

Aku segera menyambar pedangku yang sedari tadi dipegang oleh taehyung lalu menghadap ke para saudaraku.

"Ayo kita berpisah! Temukan joyi dan kalau bisa bunuh dia secepatnya, aku tidak peduli!" Teriakku sebelum terbang ke udara dan mengedarkan pandangan ke sekitar.

Aku mulai mencari entah ke mana tujuanku saat ini. Karena dia berteleportasi, itu akan sangat menyulitkan karena tidak ada jejaknya yang tertinggal sama sekali.

Aku bertekat harus menemukan rosé dan menyelamatkannya bagaimana pun itu. Aku pun rela jika harus menukar nyawa demi rosé yang tetap hidup.

Ck! Sebenarnya dimana mereka pergi?!


••⊶🦇⊷••



Irene POV

"Kalian semua! Jika kalian tidak ingin terlibat dalam masalah ini, pulanglah dan tutup semua jendela dan pintu rumahmu! Aku tidak ingin masalah semakin rumit karena kalian."

Aku berteriak pada semua warga yang turut menyaksikan acara sampah ini. Mereka langsung kalang-kabut dan berlari menjauh dari area alun-alun.

Sekarang hanya tersisa aku dan para saudaraku selain jungkook, appa, mr. Hwang, dan juga semua siswa bloody dawn highschool yang turut datang ke sini.

"Dengarkan aku!" Aku menatap taehyung yang sudah berada di depan mereka semua.

"Apa kalian ingat pertandingan kami di acara ulang tahun sekolah waktu itu? Kelompokkan diri kalian sesuai dengan ras yang kalian miliki."

Taehyung menjeda ucapannya dan memerhatikan semua siswa yang sudah terlihat mengelompokkan diri mereka sendiri.

"Vampire serigala ikutlah denganku, dan beberapa juga ikutlah dengan V. Vampire penyihir ikutlah dengan irene dan juga jennie. Vampire murni kalian bersama lisa dan jimin." Jabar taehyung dengan jelas dan tegas.

Aku baru pertama kali melihat taehyung dengan sifat kepemimpinannya. Dia tidak buruk juga, ku pikir dia masih tae yang dulu, kekanakan dan tidak bisa diajak serius.

"Akan lebih mudah untuk menemukannya ketika kita berpencar, bukan? Seperti kata jungkook. Bunuh joyi dan lindungilah rosé. Apa kalian mengerti?!" Seru V di sampingnya.

Aku yang melihat si kembar itu mulai menyunggingkan senyum tipis. Tentu ada rasa bangga dalam diriku sebagai seorang kakak ketika melihat adik ku sendiri sudah tumbuh dewasa.

"ya!" Mereka semua menjawab dengan bersamaan.

"Dalam hitungan... 1,2,3!"

"Ayo berpencar!"

Aku segera naik ke sapu terbang milikku dan pergi ke sisi barat dan mulai menjalankan aksi pencarian diikuti dengan puluhan siswa yang berada di belakangku.

••⊶🦇⊷••

Rosé POV

"Apa yang sebenarnya kau inginkan? Kau juga tidak mendapatkan kebahagiaan ketika telah berhasil membunuhku!" Joyi tertawa lalu mengarahkan pedangnya ke leherku lagi.

"Saat kau mati, aku akan menjadi makhluk paling bahagia di dunia ini."

"Kenapa kau ingin aku mati?"

Dia menatapku dan menurunkan pedangnya. Kami ternyata berteleportasi lagi ke alun alun-alun.

Joyi mendorong ku hingga punggungku menyentuh kincir tua dan dengan tiba-tibanya seluruh tubuhku terikat oleh tali yang entah berasal dari mana.

"Menurut mu kenapa? Hm.." Dia mengusap dagunya seperti sedang berpikir keras lalu menampar pipiku dengan entengnya.

"Ya, karena nenek moyang mu. Mereka menghabisi seluruh keluargaku. Dan hanya tersisa aku sendiri di sini."

"Aku ingat ketika aku masih muda, eomma-ku mengajariku bertarung untuk melindungi diri dari gevaator sepertimu. Dan di sini, aku sedang berusaha melindungi diri sendiri."

"Entah apapun itu yang nenek moyangku lakukan pada keluarga mu, tetapi aku--" Kata-kata ku langsung dipotong olehnya.

"Kau yang harus membayar."

"Kau tidak tahu betapa sulitnya menemukan gevaator sepertimu, aku bahkan menjadi kaki tangan keluarga Jeon hanya untuk menemukanmu." Joyi menampar pipiku yang satunya lagi.

Sekarang kedua pipiku terasa panas karena bekas tamparan yang dibuat oleh joyi. Aku memberanikan diri menatap matanya lagi.

"b-bukankah kita sebagai mahluk yang diberikan kekuatan istimewa ini harus menggunakannya sebaik mungkin? Dan kenapa-"

"Lalu? Kita ini berbeda dari segi manapun, sayang. Tapi kau tahu apa kesamaan dari kita berdua?" Tanyanya dengan seringaian yang sangat menyeramkan.

"Sama-sama monster. Hahahaha.." Joyi tertawa dan mengeluarkan pisau kecil dari sakunya lalu menggoreskannya ke pipi kananku.

"Ahhhhhh!" Aku hanya bisa berteriak dan mulai merasakan sesuatu mengalir di pipiku. Darah.

"Sepertinya kau terluka, apa itu sakit?" Tanyanya lalu tertawa lagi.

Sedangkan aku menggigit bibir bawahku untuk meredam rasa nyeri yang semakin menjadi-jadi. Air mataku juga lolos tanpa bisa ditahan. Sehabis ditampar lalu terkena pisau. Itu sangat menyakitkan.

"Mau tambah lagi? Diam berarti iya." Joyi mengangkat pisaunya lagi lalu melukai lenganku dari siku hingga hampir ke telapak tangan.

"t-tolong... siapapun... tolong a-aku." Gumamku diiringi isak tangis karena perih yang kurasakan.

Sedangkan joyi terus melukaiku dan sesekali tertawa ketika aku berteriak kesakitan.

"Rosé!"

Aku menoleh ketika seseorang memanggil nama ku. Itu jimin, dan dibelakangnya ada beberapa siswa bloody dawn highschool yang ikut menghampiri ku juga.

Mereka semua memegang senjata di tangannya. Seperti panahan, pedang, dan lain sebagainya.

"Menjauh dari rosé!" Teriak jimin.

Joyi tersenyum dan mengangkat kedua tangannya seolah-olah dia menyerah. Dia juga melempar pisau lipatnya ke sembarang arah dan menjauh beberapa langkah dariku.

Lisa mendekatiku dan melepaskan tali yang melilit seluruh badanku dengan kuku panjangnya. Ketika ikatan itu terlepas dia langsung memelukku karena aku hampir terjatuh ke tanah.

"Kamu akan kekurangan darah." Dia merobek ujung bajunya lalu diikatnya perlahan di lenganku.

Aku beralih ke jimin yang sedang berjalan ke depan joyi.

"Ah ya! Aku akan menunjukkan sesuatu padamu." Joyi mengepalkan tangannya dan dia melemparkan pasir tepat di depan muka jimin.

Lalu dia menghilang dari sana seperti gelembung.

Aku membalikkan badan ketika ada seseorang yang mencekam pergelangan tanganku. Itu joyi, dia menarik tanganku dan menendang lisa hingga terjatuh.

Lalu kita berdua berteleportasi lagi dari sini.









Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
School Of Vampire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang