[43]

3K 396 20
                                    

•Jungkook POV
 
  
Aku berdiri dan melihat pintu gerbang bloody dawn highschool yang menjulang tinggi.

Senyuman kecil memudar dari bibirku lalu aku menundukkan kepala.

Aku tidak pernah berpikir akan memiliki begitu banyak kenangan disini.

Dari junior hingga senior, manis hingga pahit, semuanya tercampur karena aku masuk ke sekolah ini.

Hari ini adalah hari dimana aku telah berhasil menyelesaikan semuanya, aku lulus. Itu artinya aku telah bebas dan harus memulai jalan hidup baru yang masih sangat panjang.

"Jungkook! Ayo pergi!"

Jennie Jeon, dia yang memanggilku tadi.

Dia membawa gitar di punggungnya dan juga menggendong salah satu anjing kesayangannya. Kuma.

Di asrama sekolah ini memang memiliki larang tidak diperbolehkan membawa hewan peliharaan, tetapi kami dikecualikan untuk itu.

Jennie terpaksa membawa kedua anjingnya daripada harus ditinggal di rumah dan tidak ada yang mengurusi.

"Aku tidak ingin kita terlambat." ucap Irene yang juga menggendong anjing putih milik Jennie. Kai.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil hitam yang akan mengantarkan ku pulang ke rumah.

Aku menoleh menatap gerbang itu lagi.

"Ya, aku datang!" seruku dan berjalan mengikuti Jennie dan Irene masuk ke dalam mobil.

"Awas saja jika di rumah nanti si pendek itu tidak menyediakan makanan untuk kami." Jennie lalu memasang seatbelt nya.

"Jangan berharap lebih, dia kan tidak bisa memasak." timpal Irene dan dia mulai menjalankan mobilnya perlahan.

Irene dan Jennie duduk di kursi depan, sedangkan aku duduk di kursi belakang seorang diri.

Ah tidak, aku ditemani dengan dua anjing milik Jennie yang sedang tertidur dengan tenangnya.

"Bagaimana kabar Taehyung dan V? Kapan mereka akan pulang? Walaupun menyebalkan, tetap saja aku merindukannya."

Jennie menoleh ke kursi belakang, "Apa mereka pernah menghubungi mu, Kook?"

"Tidak."

"Ah ya, apa kamu sudah memikirkan rencana mu? Kamu ingin mengambil jurusan apa untuk kuliah?" sekarang Irene yang bertanya padaku.

"Aku belum memikirkannya." jawabku malas, aku menyenderkan kepala dan melihat ke luar jendela.

Danau, danau yang sangat indah. Sejujurnya diperjalanan pulang seperti ini, aku hanya ingin menikmati pemandangan yang jarang sekali kulihat.

Tetapi semua itu hancur karena pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh kedua kakak ku ini.

"Belum memikirkannya? Apa kau gila? Setidaknya ada satu jawaban yang terlintas di otak kecilmu itu."

"Lihat Jennie, dia bilang dia akan berakting meskipun dia terlihat bodoh ketika melakukannya. Dan aku akan menjadi seorang desainer."

"Taehyung dan V mereka ingin mengelilingi dunia terlebih dahulu. Sedang Jimin dia sudah sukses menjadi walikota, walaupun aku takut kota ini akan hancur ketika dipegang olehnya."

Irene benar, selama dua tahun banyak sekali hal yang berubah.

Jimin lulus terlebih dahulu, dan aku tidak tahu bagaimana dia bisa menjadi walikota. Seingatku dia tiba-tiba muncul di televisi dengan jabatan baru yang dia miliki.

Di tahun berikutnya, Taehyung dan V lulus. Mereka sedang berkeliling dunia, bahkan kami semua disini tidak tahu bagaimana keadaan si kembar itu.

Aku, Irene dan Jennie, sekarang baru saja lulus. Mereka telah memiliki impian dan rencana yang matang untuk kedepannya.

Sedangkan diriku sendiri, semua impian dan rencana ku dalam hidup ini sudah lama hilang.

Itu telah hilang bersamaan dengan 'dia' yang meninggalkanku.

Apa dia sudah bahagia di sana?

Menarik napas dalam-dalam dan menatap ke langit yang sedikit mendung. Entah itu mendung atau kaca mobilnya saja yang gelap.

Aku baik-baik saja di sini, aku merindukanmu Rosie

Mobil kami berhenti di depan mansion yang besar dan mewah. Kediaman keluarga Jeon.

Sudah lama aku tidak pulang ke sini.

Terakhir kali aku pulang bersama Rosé, makan malam walaupun akhirnya keadaan sangat kacau.

Tapi itu adalah kenangan bagiku.

Kami semua turun dari mobil yang langsung disambut tangan oleh Jimin dan Papa di teras mansion.

"Jungkook! Aku merindukanmu!" Jimin berlari lalu memelukku dengan erat. Sedangkan aku hanya terdiam tanpa berniat membalas pelukannya.

"Aku lelah, aku mau tidur."

"Hais.. Dingin sekali." dia tertawa sambil menepuk-nepuk pundakku.

"Kamarmu ada di atas, lantai tiga, aku sudah membersihkannya. Akan ku telepon kau jam enam. Aku sudah menyiapkan pesta untuk kalian bertiga."

Aku hanya mengangguk malas sebelum melewatinya dan pergi ke kamar.

Aku rindu kamarku.

 
 
 
 
 
 
  
  
  
 
  
  
 
  
  
  
  

••⊶⊷••

 
 
 
 
 
 
  
  
  
 
  
  
 
  
  
  
  

•Jimin POV
  
   
"Sikapnya tidak berubah." kata Jennie yang memerhatikan gerak-gerik Jungkook sampai dia menutup pintu.

Kami mulai berjalan memasuki mansion tanpa memutuskan obrolan yang masih berlanjut.

"Biarkan saja dia. Aku yakin ketika dia melihat hadiahku dia akan sangat bahagia dan bersemangat lagi."

"Apa hadiahnya Taehyung dan V?  Apa mereka akan pulang?" tanya Irene dengan antusias di dalam suaranya.

"Ya, tentu saja, mereka yang akan membawa hadiah ku."

"Wait, wait.. Kapan mereka pulang?"

"Kemarin."

"Yak! Kenapa tidak memberitahu ku?!"

"Sudahlah kalian berdua." tengah papa dengan merangkul irene.

"Sebenarnya apa hadiahmu? seakan hadiahmu bisa mengubah Jungkook seperti dulu." Jennie lalu duduk di sofa ruang tamu.

"Tunggu dan lihatlah."












 
 
 
 
 
 
  
  
  
 
  
  
 
  
  
  
    
 
 
 
 
 
  
  
  
 
  
  
 
  
  
  
  

                                                                                     

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
School Of Vampire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang