•Rosé POV
Aku tidak percaya, aku masih tidak percaya dengan ini. Aku menghentikan waktu dan memenangkan pertandingan ini."Rosé!"
Aku menoleh ke belakang dan melihat Jungkook yang tersenyum pada ku. Darah dan luka lebamnya menghilang entah bagaimana itu.
Kita saling tatap dan mulai berjalan mendekat ke satu sama lain. Ketika Jungkook sudah didepan ku, dia langsung menarik ku memasuki dekapannya.
"Kamu melakukannya Rosé, aku tahu itu." bisiknya di samping telingaku.
"Ya, dan aku tidak percaya kita menang."
Jungkook melepaskan pelukannya lalu memegang kedua pundak ku dan menatap mataku dalam.
"Sudah kubilang kamu bisa melakukannya. Kamu hanya harus yakin saja pada diri mu."
"Tapi bagaimana? Aku hanyalah manusia. Bagaimana aku melaku-" Jungkook meletakkan satu jari di depan bibir ku.
"Ssst... Jangan katakan itu saat para siswa berada di sekitar kita." bisiknya yang membuatku mengerutkan kening. Lalu dia memegang tanganku dan menatap mataku dengan serius.
"Kalau begitu kita nanti akan mencari tahunya, Rosé. Tapi kamu harus berjanji tidak akan memberitahu yang lain jika kamu bisa menghentikan waktu." Jungkook berbisik lagi.
"Memangnya kenapa?"
"Karena mereka tidak mengerti diri mu. Jadi tolong dengarkan ucapan ku saja, ok?"
Aku mengangguk pelan.
Memangnya kenapa? Ada apa jika aku mengatakan yang sebenarnya ke semua orang?
Bukankah itu bagus? Mereka tidak akan memandangku lemah seperti beberapa orang yang kutemui disini sebelumnya.
"Nanti aku akan menjelaskan semuanya padamu. Tapi untuk saat ini kita harus merayakan kemenangan kita dulu." Jungkook mengganti raut wajahnya yang tadi menatapku serius menjadi menatapku lembut dengan senyum manis di bibirnya.
"Rosé."
Kami menoleh ke belakang dan mendapatkan para kakak-kakaknya Jungkook berjalan mendekat.
"Bagaimana kabarmu, apa kamu baik-baik saja?" tanya Jennie yang ku balas dengan anggukan kecil. Jungkook yang peka dengan situasi langsung menggenggam tangan ku.
"Rosé-yaa, bukankah tadi aku meninggalkan mu di balik batu besar. Kenapa kamu bisa sampai ke garis finis?" tanya taehyung di sampingnya.
Aku melihat Irene menyipitkan matanya padaku yang membuat ku semakin merasa gugup.
"Karena aku pergi ketika disekitar ku keadaan sudah membaik." jawabku dengan nada yang senormal mungkin.
"Aku memanfaatkan pertarungan dan kekacauan kalian semua. Dan aku menyelinap ke... sisi barat, dimana hanya sedikit yang bertarung hingga aku bisa sampai di belakang garis fini."
Maaf aku harus berbohong pada kalian.
"Sisi barat? Aku juga berada di situ." timpal Jimin.
Aku menahan rasa gugup dengan mengeratkan genggaman tanganku pada jungkook.
"Itu benar... tadi di sana, aku melihatmu bertarung melawan vampir serigala." Jimin mengerutkan kening dan terdiam.
"Haish, sudahlah jangan dipikirkan lagi. Yang terpenting kita sudah menang dan berterima kasihlah kepada Rosé." Tengah V seraya melambaikan kedua tangannya.
"Ladies and gentleman! Semua murid the bloody dawn highschool! Mari kita semua bertepuk tangan atas kemenangan tim Jeon dan rosé di permainan maze kali ini!"

KAMU SEDANG MEMBACA
School Of Vampire ✔
Fiksi PenggemarRoséanne Park, dia tidak tahu bahwa dirinya adalah manusia setengah vampire. Rosé adalah vampire muda yang tidak bisa mengendalikan kekuatannya. Dia diberi kesempatan untuk bertemu dengan 8 siswa tidak biasa di bloody dawn High School. And welcome t...