26. Debat

299 73 61
                                    

Saat Elang sampai di rumah, ternyata Arion sudah sampai lebih dulu. Arion bahkan sudah berganti pakaian dan kini sedang sibuk memberi makan Kijang, kucing hitam kurus kesayangannya itu di ruang tengah.

Biasanya jika Elang melewatinya, ia akan mengganggu Elang, tapi sekarang ia diam saja seolah tidak menyadari ada sosok mahluk hidup yang lewat. Elang bisa melihat jelas, Arion sedang dalam keadaan hati yang tidak baik.

Sebagai adik yang baik, jelas Elang mendoakan semoga abangnya itu memang benar sudah tidak lagi mencintai Dea, dan tidak menyesali keputusannya untuk tidak kembali lagi pada perempuan itu.

Elang sebenarnya ingin menghampiri, tapi enggan karena takut semakin merusak mood Arion. Jadi, ia melanjutkan saja langkahnya menuju kamar.

...

21:25

Elang tidak bisa tidur. Ia sudah menggulingkan tubuhnya ke samping, mencoba berbagai posisi, tapi matanya sulit terpejam.

Kejadian di kafe sore tadi terus berputar di otaknya, apalagi saat Arion mengatakan alasan kenapa ia belum siap menikah. Entah kenapa setelah mengetahui hal itu, rasanya Elang semakin sayang pada Arion, ia jadi menyesal sering marah pada abangnya.

Sungguh, sekarang ia merasa jadi adik paling berdosa sedunia.

Elang bangkit, termenung lalu mengacak rambut dengan frustasi. Ia menghela napas, merasa bimbang, dan akhirnya ia memilih melangkah ke luar dari kamarnya, dan masuk ke kamar Arion yang ada di lantai bawah.

Ceklek

Pintu terbuka perlahan, Elang bernapas lega saat mengetahui pintu itu tidak terkunci. Ia masuk dengan langkah amat pelan agar abangnya tidak terbangun, lalu ia naik ke atas kasur dan berbaring di samping abangnya.

Ia memandang wajah Arion lekat-lekat. Arion punya bibir atas dengan philtrum tajam dan lesung ditepi dagu sama dengan ayahnya, sementara Elang punya puppy eyes yang mirip dengan ibunya. Meski begitu, keduanya sama-sama punya wajah yang tampan.

Sejak kecil, Arion jarang sekali memarahi Elang, ia bahkan selalu membela Elang saat Elang berbuat kesalahan. Ayahnya dulu pernah bilang padanya bahwa; Arion sangat ingin punya adik laki-laki agar bisa menjadi teman bermainnya, itulah sebabnya Arion sangat sayang dan sangat suka mengganggu Elang, meski perbedaan usia di antara keduanya lumayan jauh.

"Bang, thanks ya, udah sayang sama gue," ucap Elang pelan.

"Thanks juga, gak pernah ngeluh walaupun hidup lo lebih capek dari gue," lanjutnya masih memelankan suaranya berharap tidak didengar Arion.

"Gue sayang sama lo, Bang."

Sekarang, hati Elang sudah jauh lebih tenang. Tidak masalah meski Arion tidak mendengarnya, yang penting Elang sudah mengatakan langsung didepan abangnya, kalau Elang juga menyayanginya.

Dan malam itu, Elang tertidur di kamar Arion sambil memeluk dari belakang tubuh Arion erat-erat, seperti kebiasaannya sewaktu kecil jika ia sulit tertidur, pasti akan masuk ke kamar Arion dan tidur di sana.

...

"Aaaaaaaaaa!!!" Arion berteriak histeris sampai Elang yang sedang tertidur pulas jadi terbangun karena teriakkan nya.

Elang membuka mata perlahan dan ia menemukan sosok Arion sedang memeluk tubuhnya sendiri dengan selimut tebal erat-erat. Elang mengerutkan kening, merasa heran.

"Ada apa?" tanyanya dengan suara parau sambil mengucek mata, lalu menguap sambil menutup mulutnya.

"Apa yang udah lo lakuin semalam sama gue?!" tanya Arion begitu dramatis seperti seorang perempuan yang baru saja ditiduri lelaki asing.

NOT A COLD BOY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang